Parents, pernah merasa kantuk berlebihan di siang hari? Jika mengalami hal tersebut, informasi tentang narkolepsi berikut ini mungkin akan relate dengan Anda.
Narkolepsi atau narcolepsy adalah gangguan tidur kronis yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari dan serangan tidur yang tiba-tiba.
Orang dengan narcolepsy merasa sulit untuk tetap terjaga dalam waktu yang lama, tak peduli apapun kondisinya. Mereka juga bisa tiba-tiba tertidur kapan saja di tengah melakukan aktivitas apapun.
Narcolepsy termasuk gangguan neurologis yang jika tidak ditangani, tentu dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya, belum ada obat untuk narkolepsi. Namun, terapi dan perubahan gaya hidup dapat meringankan kondisi ini.
Berikut ini bahasan lebih lanjut tentang narkolepsi seperti dihimpun dari berbagai sumber.
Artikel terkait: Anak Sulit Tidur, Pahami Dulu Tahapan dalam Tidur
Siklus Tidur yang Normal
Untuk memahami narcolepsy lebih lanjut, perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang siklus tidur yang normal.
Siklus tidur ada beberapa tahap. Pertama, saat kita mulai tidur, kita memasuki tahap awal tidur. Selanjutnya, tahap yang lebih dalam.
Setelah 90 menit, tidur kita memasuki tahap Rapid Eye Movement (REM) alias tidur dengan gerakan mata cepat.
Nah, orang dengan narkolepsi, dia langsung masuk ke tahap REM meski ia sedang dalam keadaan terjaga.
Ada dua jenis narkolepsi. Pertama, narcolepsy tipe 1, yakni hilangnya tonus otot secara tiba-tiba yang menyebabkan otot lemah (cataplexy). Sedangkan tipe 2, yaitu narkolepsi tanpa katapleksi.
Artikel terkait: Sulit tidur nyenyak? Coba 5 makanan dan minuman ini sebelum tidur!
Penyebab Narkolepsi
Para ahli belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan narkolepsi. Namun diperkirakan, penyebab kondisi ini terkait dengan beberapa faktor seperti masalah di otak dan gen tertentu.
Faktor risiko lain juga ikut menentukan, termasuk usia. Narkolepsi biasanya dimulai antara usia 15 dan 25, tetapi dapat muncul pada usia berapa pun.
Jika Anda memiliki riwayat keluarga narkolepsi, risiko Anda terkena narkolepsi adalah 20 hingga 40 kali lebih tinggi.
Gejala Narkolepsi
Gejala gangguan narcolepsy dapat meliputi:
1. Kantuk berlebihan di siang hari atau Excessive daytime sleepiness (EDS)
Secara umum, EDS membuat lebih sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari, meski Anda cukup tidur di malam hari.
2. Cataplexy
Ini dapat menyebabkan masalah mulai dari bicara yang tidak jelas hingga tubuh melemah, tergantung pada otot yang terlibat. Biasanya ini sering dipicu oleh emosi yang intens seperti terkejut, tertawa, atau marah.
3. Halusinasi
Jika halusinasi terjadi saat Anda tertidur, itu disebut halusinasi hypnagogic. Jika terjadi saat Anda terjaga, itu disebut halusinasi hipnopompik.
4. Kelumpuhan saat tidur
Artinya, Anda mungkin menjadi sangat lemah sehingga tidak dapat bergerak atau berbicara saat tertidur. Kondisi ini biasanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit.
5. Tidur terganggu
Anda mungkin mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak di malam hari karena gangguan seperti mimpi yang seakan jelas, masalah pernapasan, atau gerakan tubuh.
Artikel terkait: 8 Cara Tidur Cepat 30 Detik Saat Mengalami Insomnia
Kondisi dan Perilaku Terkait Narkolepsi
Beberapa orang dengan narkolepsi juga didapati memiliki masalah seperti:
- Gangguan gerakan tungkai periodik (PLMD), yaitu kondisi dimana otot kaki Anda bergerak tanpa kendali dan berkali-kali di malam hari.
- Sleep apnea: Pernapasan Anda sering berhenti saat Anda tidur.
- Perilaku otomatis: Anda mendadak tertidur selama aktivitas rutin seperti mengemudi, berjalan, atau berbicara.
Diagnosis Narkolepsi
Narcolepsy belum ada obatnya dan tidak didiagnosis. Akan tetapi jika Anda membutuhkan pertolongan medis, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Riwayat tidur
Ini termasuk menanyakan gejala dan kebiasaan tidur Anda setidaknya dalam beberapa minggu ke belakang.
2. Polisomnogram (PSG)
Pemeriksaan ini dilakukan di klinik gangguan tidur atau lab tidur, berupa tes semalam yang melakukan pengukuran konstan saat Anda tidur untuk mencatat masalah dalam siklus tidur Anda.
PSG dapat membantu mengungkapkan apakah Anda masuk ke fase tidur REM pada waktu yang tidak biasa dalam siklus tidur Anda.
3. Multiple sleep latency test (MSLT)
Pemeriksaan ini juga dilakukan di klinik atau lab khusus. Tes dilakukan pada siang hari untuk mengukur kecenderungan Anda tertidur mendadak.
Pengobatan Narkolepsi
Tidak ada obat untuk narkolepsi. Namun, perawatan yang dapat membantu meringankan gejala mungkin meliputi:
- Perubahan gaya hidup. Jauhi kafein, alkohol, dan nikotin.
- Kontrol jadwal tidur Anda. Jadwalkan tidur siang (lamanya 10 sampai 15 menit).
- Ikuti jadwal olahraga dan makan.
- Stimulan untuk mengobati kantuk
- Antidepresan untuk mengobati masalah dengan tidur REM dan membantu Anda tetap terjaga dalam waktu yang lebih lama.
Itulah informasi seputar narkolepsi beserta penyebab, gejala, dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
***
Baca juga:
7 Tanda Inner Child Terluka, Tak Kasat Mata tapi Dampak Negatifnya Nyata
Kanker Mulut Mirip Sariawan? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
Jangan Panik! 11 Langkah Tepat Menghentikan Mimisan pada Hidung