Inner child adalah hasil dari sekumpulan peristiwa masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang seperti sekarang. Bisa baik maupun buruk. Sayangnya, tidak semua orang menyadari tanda inner child terluka akibat peristiwa buruk di masa kecil mereka.
Sulitnya menyadari inner child yang terluka, bisa jadi karena peristiwa buruk di masa kecil sudah dianggap sebagai hal yang normal. Sehingga, orang terbiasa mengubur rasa sakit akibat peristiwa tersebut sedalam-dalamnya.
Namun, apa yang terkubur di alam bawah sadar, seringkali terwujud dalam bentuk perilaku atau tindakan yang mengganggu kehidupan di masa dewasa.
Memulihkan inner child yang terluka membutuhkan waktu, tapi langkah pertamanya adalah mengenali tanda inner child terluka terlebih dahulu. Melansir berbagai sumber, berikut tanda inner child memiliki luka yang belum sembuh selengkapnya.
Artikel terkait: Tak Mau Wariskan Luka Batin pada Anak, Marshanda Berjuang Sembuhkan Inner Child
Tanda Inner Child Terluka
Jika salah satu dari 7 tanda ini terjadi, Anda mungkin memiliki inner child yang terluka:
1. Takut ditinggalkan
Salah satu tanda inner child terluka adalah memiliki ketakutan yang luar biasa akan ditinggalkan oleh orang-orang dalam hidup.
Gejala ketakutan tersebut bisa berupa perasaan tidak bisa jauh dari pasangan, sangat bergantung dan tidak mandiri, merasa tidak layak dicintai, insecure, atau bahkan menjadi gangguan kecemasan dan depresi.
Orang-orang yang takut ditinggalkan, selalu menuntut bukti kesetiaan dan komitmen orang lain. Hal ini dapat menjadi masalah, karena perilaku dan tindakan orang tersebut terlalu dipengaruhi oleh konsep di masa lalunya dan mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi di masa kini saat orang tersebut menjalani hubungan.
2. Memiliki perasaan bersalah yang berlebihan
Rasa bersalah adalah penyesalan atau beban tanggung jawab yang dihadapi orang setelah mereka melakukan kesalahan.
Rasa bersalah adalah hal yang wajar, Parents. Kecuali jika perasaan ini muncul tanpa ada alasan yang jelas. Misalnya, ketika Anda merasa bersalah ketika tidak melakukan kesalahan. Itu bisa menjadi pertanda masalah serius seperti depresi atau kecemasan.
Bisa jadi hal tersebut juga adalah tanda inner child terluka akibat sering dibuat merasa bersalah di masa kecil. Serta, Anda tidak pernah sembuh darinya.
Sengaja atau tidak, terkadang orang dewasa membuat anak-anak merasa bertanggung jawab atas hal-hal di luar kendali mereka, dan hasilnya adalah emosi bersalah yang tidak perlu.
3. Tanda inner child terluka lainnya adalah memiliki trust issue
Jika di masa kecil Anda sering dibohongi, dicurangi, atau dimanipulasi, ada kecenderungan bagi Anda untuk mempertanyakan niat orang lain. Dengan kata lain, Anda menjadi sangat mudah curiga atau suudzon. Hal tersebut merupakan mekanisme bertahan dari rasa sakit atau kekecewaan akibat dikhianati orang lain.
Namun, kecurigaan yang berlebihan dapat merusak suatu relasi yang sehat. Tidak semua orang berencana untuk berbuat jahat kepada Anda. Dan menolak untuk percaya kepada orang yang benar-benar tulus, akan menjauhkan Anda dari hubungan yang sehat.
Jika merasa memiliki trust issue yang berlebihan, cobalah untuk mengingat kembali apakah di masa kecil Anda sering dibohongi atau dimanipulasi oleh orang lain.
4. Takut menetapkan dan menegakkan batasan privasi
Batas adalah aturan yang kita buat dalam pikiran kita sendiri tentang seberapa jauh kita mengizinkan orang lain “masuk” dalam kehidupan kita agar kita dapat merasa nyaman. Orang yang memiliki inner child yang terluka terkadang kesulitan menetapkan batasan dan menegakkannya.
Contohnya adalah people pleaser. Jika Anda tidak dapat mengatakan “tidak” atas permintaan orang lain yang mengganggu kenyamanan Anda, kemungkinan besar Anda termasuk dalam golongan people pleaser.
Bisa jadi karena Anda sungkan menyakiti perasaan orang lain atau mungkin Anda hanya tidak pandai mengungkapkan pikiran Anda. Bagaimanapun itu terwujud dalam diri Anda, itu sering kali merupakan tanda dari inner child yang terluka.
5. Terlalu mudah marah adalah tanda inner child terluka
Kemarahan adalah emosi yang wajar dirasakan oleh setiap orang pada satu titik tertentu. Ada banyak alasan untuk marah, mulai dari yang besar hingga yang kecil. Dalam beberapa kasus, bisa merasakan dan mengungkapkan kemarahan adalah suatu tanda kecerdasan emosi.
Namun, ketika seseorang berulang kali tidak mampu bersikap tenang dan kehilangan kendali dalam mengelola emosi, itu adalah tanda bahwa ada masalah yang lebih dalam.
Marah yang berlebihan bisa merupakan tanda adanya inner child yang terluka akibat pada masa kecil mengalami ketidakadilan dan peristiwa yang membuat frustasi, tapi tidak dapat mengungkapkannya. Dengan kata lain, ada amarah yang terpendam sekian lama di dalam alam bawah sadar.
Ketika sedang marah, cobalah untuk introspeksi diri, apakah marah yang Anda lakukan adalah kemarahan yang wajar atau merupakan ketidakmampuan mengendalikan diri tanda inner child yang terluka?
6. Kesulitan “melepaskan sesuatu” yang telah berlalu
Apakah Anda terus memikirkan argumen lama yang telah selesai? Apakah Anda merenungkan hal-hal buruk yang terjadi meskipun tahu akan lebih bahagia jika move on? Atau apakah Anda terus mempertahankan hal-hal yang sudah berakhir karena merasa lebih aman daripada menerima kenyataan?
Kesulitan “melepaskan sesuatu” yang telah berlalu juga merupakan salah satu tanda inner child terluka. Anda perlu mewaspadainya jika terus menerus merasakan hal demikian.
7. Tanda inner child terluka lainnya adalah takut menyatakan pendapat pribadi
Banyak orang merasa takut menyatakan pendapat pribadinya karena merasa pendapat pribadinya tidak penting, takut dihakimi, dan tidak akan dihargai oleh orang lain. Hal ini bisa jadi karena pola pengasuhan orang tua yang otoriter di masa lalu.
Anak terbiasa mengikuti aturan, arahan, dan rencana orang tua tanpa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan menentukan pilihan. Hasilnya adalah, anak jadi tumbuh dewasa dengan rasa takut untuk merencanakan, berpendapat, dan mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
Introspeksi Diri dan Cara Mengenali Inner Child
Dari tujuh tanda di atas, mungkin Parents masih ragu untuk melakukan langkah pemulihan diri dari inner child yang terluka.
Salah satu metode untuk menyembuhkan inner child yang terluka, Anda bisa juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai bahan introspeksi lebih lanjut dan mengenali inner child dalam diri secara lebih dekat:
- Apakah saat masih anak-anak, saya merasa aman dan terlindungi?
- Saat masih anak-anak, apakah saya merasa diterima sebagai anggota dalam keluarga?
- Apakah dahulu orang tua saya menghormati pendapat saya dan memeperbolehkan saya menjadi diri sendiri?
- Apakah saya masih menyimpan kebencian dari masa kecil saya?
- Bagaimana hubungan saya dengan diri saya sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan di atas berguna sebagai bahan untuk memulai berdamai dengan diri sendiri, dan tidak digunakan sebagai alasan untuk menyalahkan pihak lain atas luka batin yang dialami ketika masa anak-anak.
Parents, menyadari tanda inner child terluka dan memulihkan inner child yang terluka sangatlah penting. Agar sebagai suami atau istri, kita dapat membangun relasi yang baik dengan pasangan. Dan sebagai orang tua, kita tidak “mewariskan luka batin” tersebut kepada anak-anak kita.
Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
5 Cara Perbaiki Kualitas Hubungan Intim Setelah Alami Stroke
Viral di Medsos Mengenai Husband Stitch, Begini Penjelasannya
Wajib Tahu! Tingkat Saturasi Oksigen Normal serta Gejala dan Bahayanya jika Menurun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.