Parents, tetaplah waspada saat sedang berjalan-jalan bersama anak-anak Anda di luar rumah atau di mana pun. Modus penculikan anak yang baru-baru ini terjadi di Malaysia, mengingatkan kita akan pentingnya selalu bersikap waspada dan berhati-hati.
Modus penculikan anak di Malaysia: Bagaimana kronologi kejadiannya?
Baru-baru ini, kejadian buruk hampir dialami seorang ibu di Malaysia bernama Nurul Suhada. Putranya yang berumur 10 bulan hampir diculik di KL Sentral, sebuah stasiun kereta di Malaysia.
Ia menceritakan secara rinci pengalaman yang mengerikan itu dalam postingan akun Facebook pribadinya, yang sudah dibagikan lebih dari 53.000 kali dalam waktu 24 jam setelah diposting.
Pada 5 September lalu, Ibu Nurul Suhada sedang menemani kerabatnya untuk berpamitan di KL Sentral sekitar pukul 2.30 sore, ditemani putranya yang berusia 10 bulan.
Namun, perjalanannya tak lama berubah menjadi mimpi buruk. Tiba-tiba, ada seorang wanita tak dikenal yang mengklaim bahwa anak dari Nurul adalah putranya. Ia sampai meluapkan emosinya, hingga mengejar Nurul.
Semula, Nurul Suhada menduga wanita itu adalah anggota sindikat penculikan atau menderita masalah kesehatan mental, dan mungkin ingin menculik putranya.
“Saya banyak membaca tentang orang yang mengalami hal ini. Dan hari ini, saya trauma dengan seseorang yang mencoba menculik bayi laki-laki saya. Setelah kami mengantar kerabat, ada seorang wanita mengikuti kami dari belakang. Awalnya, kami tidak menyadarinya sampai kami selesai makan di food court dan berjalan ke bawah,” jelas Ibu Suhada.
Wanita itu mengakui putra Nurul adalah anaknya
Tidak lama setelah itu, wanita yang mengintai mereka mulai berteriak pada Nurul untuk memintanya berhenti. Dia kemudian mulai bertanya pada Nurul tentang banyak hal, seperti tujuan atau apakah sang anak benar-benar miliknya.
“Awalnya saya tidak curiga dan mengatakan bahwa itu anak saya, tetapi kemudian sepupu saya mulai menarik saya. Ketika wanita itu mendengar bahwa itu anak saya, dia mulai marah,” kenang Ibu Nurul.
Pertemuan itu kemudian berubah menjadi aksi pengejaran. Wanita itu mengejar keluarga Nurul dan berlari sampai mereka mencapai konter MRT.
Untungnya, ada seorang petugas keamanan yang sedang berpatroli di dekatnya. Ibu Nurul dan keluarganya langsung berhenti dan meminta bantuan. Mereka mencoba menjelaskan kondisi tersebut kepada petugas, tetapi tetap saja diganggu oleh teriakan wanita yang mengklaim bahwa anak yang dibawa Nurul adalah putranya yang hilang.
Merespon hal itu, Nurul langsung menunjukkan kartu MyKid anaknya kepada petugas, yang membuktikan keasliannya sebagai ibunya.
Tetapi kemudian wanita itu tetap menjerit-jerit, dan yakin bahwa bayi berumur 10 bulan itu adalah mantan putranya. Dia juga menginterogasi Nurul yang sedang ketakutan, dan terus membantah bahwa Nurul bukan orangtua kandungnya.
Menyelamatkan diri berkat bantuan petugas keamanan
Petugas berusaha untuk menenangkan kemarahan wanita tersebut, tetapi tidak berhasil. Dia masih berteriak pada keluarga Nurul dan sampai akhirnya pergi menjauh kemudian melemparkan tasnya ke arah petugas.
“Akhirnya, banyak petugas keamanan yang tiba di lokasi, tetapi mereka tidak bisa menenangkannya sehingga mereka meminta kami untuk lari. Mereka membentuk barikade untuk menghalangi wanita tersebut yang ingin mengejar kami dan kami segera berlari ke konter kereta untuk mendapatkan tiket kami dan pergi. Dia mencoba mengejar kami tetapi tidak bisa melakukannya. Kami sangat lega ketika kereta meninggalkan stasiun,” ungkap Nurul.
Video di bawah ini menunjukkan bagaimana petugas berhasil melindungi Nurul sebelum dia meninggalkan stasiun kereta.
Nurul memang merasa lega telah berhasil lolos dari wanita itu. Namun, ia kecewa karena faktanya orang-orang di sekitar tidak berinisiatif untuk membantunya selama pengejaran. Bantuan hanya datang ketika dia bertemu dengan petugas.
Pelajaran yang bisa dipetik: Waspadalah terhadap orang asing!
“Jangan izinkan orang yang tidak dikenal untuk menyentuh atau menggendong anak-anak Anda, bahkan ketika mereka bersikap ramah. Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika dia berhasil mendapatkan putra saya,” ungkap Ibu Suhada.
Menurut Sinar Harian, Nurul menduga klaim palsu tentang anaknya itu bisa menjadi salah satu modus penculikan anak. Maka, ia ingin mengingatkan para orangtua tentang apa yang dia alami. Kejadian tersebut masih meninggalkan trauma baginya, meskipun pelakunya telah dipenjara.
Tips untuk melindungi anak dari penculikan
Parents, ada banyak cara untuk menghindari risiko modus penculikan anak yang baru-baru ini banyak berkembang. Berikut beberapa kiat untuk melindungi anak-anak Anda :
- Jangan biarkan anak Anda sendirian
Penting bahwa anak Anda selalu bersama seseorang yang dipercaya setiap saat. Jangan biarkan anak-anak Anda bertemu teman-teman mereka di taman atau di ujung jalan sendirian tanpa pengawasan Anda.
Terlepas dari kemungkinan modus penculikan anak, bahaya lainnya juga bisa saja mengintai atau melukainya tanpa ada yang tahu. Itulah pentingnya untuk tetap mempercayakan anak Anda selalu bersama seseorang yang dapat diandalkan ke mana pun mereka pergi.
- Hati-hati dengan orang asing
Penting untuk mengajari anak untuk tidak berinteraksi dengan orang asing. Ajari anak-anak Anda bahwa jika mereka didekati oleh orang asing, dan mereka tidak nyaman, maka tidak ada yang salah jika mereka berteriak.
Ingatkan pada mereka untuk lari atau berteriak, jika mereka merasa dalam kondisi bahaya atau tidak nyaman.
- Bawalah foto anak-anak Anda
Salah satu ide bagus adalah memotret anak Anda sebelum mereka meninggalkan rumah. Jika anak Anda hilang, Anda dapat dengan mudah membagikan foto anak, termasuk cara berpakaian mereka pada hari itu.
- Selalu pegang tangan mereka
Balita dan anak-anak cenderung berkeliaran kemana-mana. Cobalah buat aturan di mana anak-anak harus selalu memegang tangan Anda kecuali Anda memberi tahu untuk melepaskannya. Terapkan aturan ini di area ramai, seperti bandara, mall, atau taman hiburan.
- Pantau anak-anak Anda dalam pengawasan
Akan sangat membantu jika Anda memilih pakaian berwarna cerah untuk dikenakan anak-anak Anda sehingga mereka dapat dibedakan di daerah yang ramai.
Salah satu cara yang juga penting, pastikan agar anak-anak mengetahui informasi penting tentang Anda, misalnya nama ibu atau bapaknya, nomor telepon, atau alamat. Ajarkan pada mereka ke mana mereka harus pergi jika mereka tersesat di luar.
Dan ajari mereka tentang siapa yang harus mereka dekati jika terjadi keadaan darurat.
Baca juga:
Waspadai Penculikan Anak Melalui Internet
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.