Kasus penculikan anak tengah marak terjadi baru-baru ini. Mulai dari kasus penculikan anak di Gunung Sahari Jakarta hingga tindak kriminalitas terhadap anak di Cilegon.
Sebagai orangtua, kita tentu tidak bisa menemani anak terus menerus selama 24 jam. Tak dapat dipungkiri, sekolah adalah waktu yang paling banyak dihabiskan oleh anak-anak usia sekolah. Bahaya penculikan anak dan kekerasan di sekolah pun akan mengintai. Sebuah kondisi yang tentu saja sangat dikhawatirkan bagi para orangtua.
Untuk menghindarinya, jangan lupa membekali anak dengan beberapa hal. Di mana kita perlu mengajari anak-anak kita untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan ketika bahaya mengancam, sehingga bisa terhindar dari penculikan anak.
Beberapa Kasus Penculikan Anak Terbaru yang Sempat Viral
CCTV penculikan anak di Gunung Sahari. (Dok. foto: Youtube kompas TV)
Kasus Penculikan Anak yang Dijemput dengan Bajaj di Gunung Sahari Jakarta
Salah satu aksi penculikan yang baru-baru ini terjadi adalah pencukilan anak berusia 6 tahun (MA) dengan menggunakan bajaj. Kasus yang terjadi di Gunung Sahari, Jakarta Pusat ini terungkap dalam video viral yang memperlihatkan korban dan pelaku penculikan.
Dalam video tersebut, seorang pria memakai pakaian serba hitam dan topi lalu muncul dan mendekati korban. Pria tersebut diduga merupakan pelaku penculikan terhadap korban. Pelaku lalu, mendekati korban dan memegang tangan korban. Pria misterius itu mengajak korban naik ke sebuah bajaj dan meninggalkan lokasi.
Setelah hampir satu bulan, yakni tepatnya 26 hari diculik, akhirnya korban MA (6 tahun) ditemukan. Pasca ditemukan, korban mengaku diajak berkeliling untuk “bekerja” menemani sang penculik untuk menjadi pemulung.
Kasus Penculikan Anak di Cilegon
Kasus penculikan yang sempat menjadi bahasan publik adalah kabar penculikan anak berusia 4 tahun di Ramayana Cilegon, Banten pada 2 Januari 2023 lalu. Anak perempuan berinisial AS ini adalah warga Lingkungan Jombang Cemara, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Banten.
Penculikan berawal dari pelaku membujuk AS untuk mencari jajanan es, kemudian mengajak makan di warteg.
Selama hampir sebulan, AS dinyatakan menghilang. Hingga kemudian pada 25 Januari kemarin, AS berhasil ditemukan pihak kepolisian di wilayah Pasar Minggu Jakarta.
Cara atau Modus yang Biasa Digunakan Pelaku dalam Penculikan Anak
1. Kata “Mari” dan “Yuk”
Beberapa penculik merayu dan mendekati anak-anak ketika mereka sedang tengah sendirian, di taman, di jalan, di mall, di halaman rumah bahkan di sekolah.
Biasanya penculik akan membawa sesuatu seperti gadget, mainan, anak anjing, anak kucing atau makanan untuk memancing anak agar tertarik dan mendekat.
Penculik akan membiarkan anak bermain sejenak, lalu mengundang atau mengajak anak ke mobil atau ke lokasi lainnya. Kepolosan anak sering kali jadi bumerang dan membuat mereka jadi korban penculikan anak.
2. “Boleh saya masuk?”
Meminta ijin masuk ke dalam rumah adalah tipu daya yang sudah sering digunakan dalam penculikan anak.
Biasanya penculik akan menunggu sampai orang tua tidak ada, lalu akan mengetuk pintu meminta agar diijinkan masuk, dengan alasan sebagai tukang service AC, TV, Ledeng atau Listrik.
3. “Tolong!”
Mungkin Anda pernah bertemu dengan seseorang yang meminta tolong untuk mencarikan barang yang hilang, atau menanyakan arah jalan.
Biasanya anak-anak akan penasaran dan ingin membantu, walaupun yang meminta tolong adalah orang asing. Akibatnya, dalam sekejap saja anak-anak bisa jadi korban penculikan anak.
4. Tipu Daya Hewan Peliharaan
Hampir semua anak suka binatang, baik itu anak anjing, anak kucing, kelinci, ular, burung. Inilah yang dimanfaatkan oleh penculik anak
Mereka bisa saja mendekati anak-anak dengan membawa binatang yang lucu dan mengajak anak-anak bermain bersama di tempat lain.
5. Pujian
Ada juga penculik yang berpura-pura memuji kecantikan dan kelucuan anak. Mereka mungkin pura-pura tertarik memotret anak dan mengatakan bahwa mereka dari agensi modeling.
Lalu penculik akan berusaha menanyakan hal-hal pribadi, seperti alamat rumah, sekolah di mana, dan lainnya.
Informasi pribadi inilah yang digunakan si penculik untuk mengamati rumah dan sekolah anak, menunggu saat yang tepat menjalankan rencana jahatnya.
6. Keadaan Darurat
Masih ingat SMS ‘mama minta pulsa?’ Kepanikan seseorang saat menghadapi situasi darurat juga salah satu celah yang sering dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab.
Penculik mungkin akan mendatangi anak di sekolah, dan bilang kalau orangtuanya tidak bisa menjemput karena sakit, kecelakaan, dsb.
Anak yang kurang dapat mengendalikan emosi bisa terguncang mendengarnya dan mudah percaya pada bujuk rayu si penculik.
7. Penculikan Anak, Latih Agar Mereka Tidak Mudah Tergiur dengan Hadiah
Semua orang suka sesuatu yang gratis. Ini saatnya Anda mengubah perilaku ini, karena inilah titik lemah yang membuat Anda dan anak jadi sasaran empuk penculik.
Es krim, permen, kue-kue yang lezat atau mainan gratis sering jadi umpan penculik untuk memancing perhatian anak.
Kegembiraan sesaat karena mendapat sesuatu yang gratis akan membuat anak lengah dan tak sadar telah masuk dalam perangkap buaya.
Tips atau Cara Melindungi Anak dari Kasus Penculikan
Terkait kasus penculikan anak ini, Novita Tandry, seorang psikolog anak, remaja dan keluarga menyampaikan beberapa hal terkait cara mengantisipasinya.
“Kalau buat saya, untuk tau sesuatu itu kalau tergantung usianya ya. Kalau dari riset anak sebenarnya di bawah 6 tahun kecenderungan angka penculikan itu lebih rendah, dan angka penculikan tertinggi di 58 % ini adalah penculikan anak usia 15-25 tahun,” kata psikolog Novita Tandry.
Ia menjelaskan, kenapa hal ini bisa terjadi adalah karena di usia itu orang tua sudah memberi kepercayaan pada anak-anak tapi tidak diperlengkapi dengan “danger safety”.
“Jadi, anak-anak ini keluar rumah, tapi tidak punya pemahaman bagaimana berhadapan dengan orang asing,” tambahnya.
Lebih lanjut, berikut beberapa di antaranya hal-hal yang sebaiknya Parents pahami tentang tips mengantisipasi penculikan anak.
Ajarkan Anak tentang Danger Safety
Novita menyampaikan pentingnya Parents mengajarkan anak terkait danger safety. Jadi, mengajarkan bagaimana untuk sedari dini bisa punya preventif sehingga dapat membelajarkan anak terkait safety dan bagaimana menghadapi orang asing.
Ia juga menekankan bahwa konsep “danger safety” ini berbeda dengan “safety danger”
“Kekerasan terhadap anak baik kekerasan fisik maupun seksual buat saya ada rules sebenarnya. Kalau dulu ada istilahnya safety danger yang mengajarnya untuk percaya (orang lain). Sementara itu, karena anak-anak black and white dan nggak tau yang tengah abu-abu, cuma tau yang baik sama yang jahat, benar dan yang salah, maka kita bisa ngajari bahwa semua orang asing itu jahat, gitu. Nah, sebaiknya yang kita ajari danger safety, bukan safety danger,” kata Novita yang merupakan founder dari NTO Childcare & Early Education kepada tim theAsianparent saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Beri Anak Pemahaman Sejak Dini Siapa Orang yang Tepat Diajak Berbicara
Novita Tandry menjelaskan, anak usia preschool bisa diajarkan tentang siapa orang yang tepat diajak bicara dan mana yang tidak boleh.
“Misalnya kalau ke supermarket, orang tua bisa mengajarkan anak boleh “say hi” ke penjaga kasir. Atau (saat pertemuan kolega) anak boleh disuruh salim ketika ketemu dengan teman-teman ayah dan ibu. Kamu boleh salim. Atau (saat di RS) misalnya, bertemu dengan petugas di rumah sakit, suster, perawat, dokter, itu namanya friendly-stranger. Jadi, artinya dia adalah orang asing, tapi yang dikenal oleh orang tua. Nah, anak-anak bisa mulai diajarkan,” jelas Novita.
Ajarkan Anak tentang Stranger dengan Role Play
Novita juga menjelaskan, ketika anak di usia SD atau sekolah dasar orang tua sudah bisa mulai mengajarkan dengan cara roleplay, yang bentuknya permainan, memainkan peran.
“Misalnya kamu berada di dalam situasi sendiri terpisahkan dengan orang tua, apa yang harus kamu lakukan. Nah, orangtua bisa memberitahu anak untuk role play berada di information desk, tempat informasi, menghubungi satpam di sana. Orang tua juga juga bisa berandai-andai memainkan peran apa yang harus kamu lakukan kalau ada orang asing yang kamu nggak kenal dan orang tua tidak ada di situ,” jelasnya.
Jadi, anak diajarkan tentang apa yang harus kamu lakukan. Misalnya berbicara dengan orang asing yang tidak dikenal, apakah itu boleh? Atau orang asing yang mana saja yang boleh diajak bicara.
“Lalu Satpam, ada petugas, itu boleh, memang dia pakai seragam dan dia ada di dalam mall. Lalu, ibu-ibu yang membawa anak. Jadi, ibu-ibu yang membawa anak juga adalah orang yang bisa dipercaya, dibandingkan dengan ibu-ibu sendirian. Jadi, contoh-contoh roleplay, memainkan peran ini boleh diajarkan dan bisa dilakukan bersama anak-anak sedini mungkin,” tutur Novita.
Ajarkan Anak tentang “No, Go, Tell”
Anak perlu diajarkan apa itu yang disebut sebagai No-Go-Tell ketika berhadapan dengan orang asing.
No, kamu bisa mengatakan tidak kalau kamu diajak pergi, kamu berhak untuk menolak.
Go, kamu bisa pergi sekaligus bisa teriak, sekaligus bisa mengeluarkan suara bahwa kamu meminta dia pergi, lanjut cari orang-orang yang bisa diajak berbicara dan yang bisa dipercaya.
Tell, setelah pergi boleh bercerita ke orangtua apa yang telah terjadi. Jadi, pahamkan anak bahwa ia bebas dan boleh bercerita apapun pengalaman dengan orang asing sebelumnya.
“Karena biasanya anak-anak yang pada saat dilakukan kekerasan seksual atau berusaha untuk diculik biasanya diancam dengan tidak memberi info,” kata Novita.
Selain itu, laman Kids Health juga menjelaskan terkait cara mencegah penculikan anak, berikut di antaranya:
- Utamakan keamanan online sebagai prioritas. Internet adalah alat yang hebat, tetapi juga merupakan tempat bagi pemangsa untuk menguntit anak-anak. Waspadai aktivitas Internet anak-anak Anda dan “teman” ruang obrolan, dan ingatkan mereka untuk tidak pernah memberikan informasi pribadi. Hindari memposting informasi identitas atau foto anak-anak Anda secara online.
- Tetapkan batasan tentang tempat yang dikunjungi anak-anak Anda. Awasi mereka di tempat-tempat seperti mal, bioskop, taman, kamar mandi umum, atau saat penggalangan dana dari pintu ke pintu.
- Jangan pernah meninggalkan anak sendirian di dalam mobil atau stroller, meski hanya beberapa menit.
- Pilih pengasuh — pengasuh bayi, penyedia pengasuhan anak, dan pengasuh — dengan hati-hati dan periksa referensi mereka. Jika Anda telah meminta seseorang untuk menjemput anak Anda dari sekolah atau tempat penitipan anak, diskusikan dengan anak Anda dan dengan petugas di sekolah atau pusat penitipan anak.
- Hindari mendandani anak Anda dengan pakaian yang bertuliskan nama mereka — anak-anak cenderung mempercayai orang dewasa yang mengetahui nama mereka.
Langkah yang Perlu Kita Lakukan Jika Mengalami Kasus Penculikan
Beberapa jam pertama penculikan anak adalah yang paling kritis dalam kasus anak hilang. Jadi, penting untuk menghubungi polisi setempat dan segera memberi mereka informasi tentang anak Anda.
Mereka akan menanyakan foto terbaru anak Anda, apa yang dikenakan anak Anda, dan detail tentang kapan dan di mana Anda terakhir kali melihat anak Anda.
Pertanyaan Populer tentang Penculikan Anak
Apakah penculikan termasuk kriminal?
Penculikan termasuk dalam tindakan kriminal. Penculikan adalah tindak kejahatan delik umum, meskipun pihak keluarga telah memaafkan atas tindakan hukum tersebut polisi tetap memproses perkara/kasus karena tugas dan kewajiban aparat penegak hukum yang mewakili negara.
Apa yang dimaksud dengan penculikan anak?
Penculikan adalah mencuri atau melarikan anak atau orang lalu disembunyikan dan dimintakan tebusan. Penculikan anak-anak (kidnapping) adalah penculikan yang dilakukan terhadap orang yang belum dewasa (anak-anak).
Berapa lama hukuman penculikan anak?
Pasal 330 ayat (1) KUHP mengatur tentang penculikan terhadap orang dibawah umur (anak) dan diancam dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun sedangkan Pasal 330 ayat (2) KUHP jika penculikan dilakukan dengan tipu muslihat, kekerasan atau ancaman kekerasan maka diancam dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun.
Parents, semoga hal di atas berguna untuk Anda. Share juga kepada saudara dan teman agar semakin banyak orangtua yang paham cara menghindarkan buah hati mereka dari penculikan anak.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca juga:
Setelah diculik di Tanah Abang, balita ini dijadikan pengemis hingga ke Sumatera
Tradisi Culik Pengantin di Kyrgyztan, Perempuan Diculik dan Dipaksa Menikah
Waspada Modus Penculikan Anak di Kereta, Pelaku Manfaatkan Keramahan Korban
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.