Mioma uteri adalah salah satu kondisi kesehatan yang cukup umum dialami oleh para perempuan. Termasuk golongan tumor jinak, agaknya jadi banyak perempuan yang kemudian menangani mioma uteri dengan pengobatan herbal. Padahal, pengobatan miom dengan jenis obat tersebut belum terbukti secara ilmiah.
Lantas, apa itu penyakit mioma uteri dan bagaimana langkah pengobatannya yang tepat? Yuk, cari tahu jawabannya dari penjelasan berikut ini!
Artikel terkait: Hamil dengan kista, berbahayakah bagi kesehatan janin?
Mioma Uteri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Mioma uteri adalah salah satu tumor jinak ginekologi yang dibentuk oleh otot polos dari rahim (uterus) dan berbagai jaringan ikat yang paling sering terjadi pada perempuan. Angka kejadian mioma uteri sendiri cukup tinggi, yakni sekitar 70-80 persen pada perempuan yang sudah mencapai usia 50 tahun. Ada pun usia puncak terjadinya tumor ini adalah pada usia 40-an.
Penyakit ini dapat timbul tanpa ada keluhan atau gejala dan dapat terdiagnosis tanpa sengaja saat pemeriksaan rutin ginekologi atau ultrasonografi (USG).
Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini juga dapat menimbulkan gejala pada penderitanya. Gejala yang paling sering terjadi pada perempuan yang mempunyai mioma adalah pendarahan pervaginam atau keluarnya darah dari vagina dalam jumlah yang sangat banyak, lama, serta sering. Lama kelamaan, hal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi yang terkadang membuat pasien membutuhkan transfusi darah.
Selain itu, gejala yang ditimbulkan dapat berupa rasa begah dan sakit, atau terasa adanya tekanan pada perut. Hal ini disebabkan karena pembesaran tumor di dalam perut.
Apabila mioma membesar dan menekan organ sekitar seperti kandung kemih dan usus besar, maka gejala yang timbul dapat berupa gangguan berkemih dan atau kesulitan buang air besar. Semua hal tersebut dapat mengganggu kualitas hidup perempuan, dan terkadang juga dapat menimbulkan masalah infertilitas atau kesulitan mendapatkan keturunan.
Faktor Penyebab
Penyebab utama mioma uteri adalah kadar hormon progesteron yang berlebihan pada tubuh perempuan. Selain penyebab utama, banyak faktor risiko yang juga dapat mempercepat tumbuhnya mioma. Beberapa faktor tersebut adalah:
- Genetik
- Indeks massa tubuh (BMI) yang melebihi normal
- Usia menarche (menstruasi pertama) yang terlampau dini
- Belum mempunyai anak di usia produktif
- Usia lebih dari 40 tahun
- Pemakaian terapi hormon saat menopause
- Ras (terutama pada ras Afrika)
- Konsumsi alkohol
Nah, beberapa faktor tersebut akhirnya menunjukkan, betapa gaya hidup, faktor lingkungan, dan budaya, juga sangat memengaruhi terjadinya penyakit ini.
Sementara itu, mioma uteri dapat timbul hanya satu dan juga multipel/banyak, serta sangat bervariasi dengan ukuran dan letaknya. Mioma diklasifikasikan berdasarkan tempat mereka tumbuh, yaitu:
- Submukoum (tumbuh di dalam dekat dinding rahim)
- Subserosum (menonjol keluar dari rahim), dan
- Intra mural (berada di tengah).
Artikel terkait: Dikira sakit kepala biasa, anak ini ternyata mengalami tumor otak
Pengobatan Mioma Uteri
Miom dengan ukuran yang terbilang kecil biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus karena tidak berbahaya. Miom kecil pada rahim bisa saja hadir tanpa gejala. Namun, apabila ukuran miom ini semakin besar, biasanya gejala baru muncul. Artinya, Anda perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan terbaik. Komplikasi akibat mioma uteri ini jarang terjadi, tetapi sifatnya sangat serius.
Mioma uteri membutuhkan perawatan ketika masalah ini mengakibatkan:
- Anemia akibat perdarahan hebat.
- Nyeri punggung bawah atau perasaan seperti tertekan di perut bawah.
- Sulit memiliki anak.
- Terjadi keguguran atau persalinan prematur.
- Masalah dengan usus atau saluran kemih.
- Infeksi apabila jaringan miom yang besar mati.
Pengobatan pada mioma uteri dapat berupa terapi pengobatan, operasi, atau kombinasi keduanya. Operasi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengangkatan mioma saja yang disebut miomektomi. Biasanya hal ini dilakukan untuk perempuan yang masih menginginkan anak, sedangkan pengangkatan rahim atau histerektomi dilakukan untuk perempuan yang sudah tidak lagi menginginkan anak atau sudah menopause.
Operasi dapat dilakukan dengan cara histeroskopi, laparoskopi ataupun laparotomi, tergantung dari letak dan ukuran dari mioma. Selain cara cara tersebut, mioma uteri juga dapat ditangani dengan cara embolisasi atau membuntu arteri atau pembuluh darah pada rahim. Hal ini dilakukan apabila operasi merupakan hal yang sangat berisiko pada pasien, dan diharapkan mioma dapat mengecil.
Mioma uteri tidak dapat dicegah kemunculannya. Namun, ada hal-hal yang dapat mengurangi atau mengecilkan risikonya. Salah satunya dengan membiasakan menjalani gaya hidup sehat, mempertahankan berat badan normal, dan menjaga asupan nutrisi harian dengan konsumsi makanan sehat.
Beberapa perempuan banyak yang menangani mioma dengan jamu atau pengobatan herbal. Perlu diingatkan kembali bahwa sampai saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa jamu atau pengobatan herbal tertentu dapat menangani mioma. Maka sebaiknya, konsultasikan kondisi mioma uteri yang dialami dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Anda.
Artikel terkait: Hamil dengan miom, berbahayakah bagi janin? Ini penjelasannya
Mioma Uteri pada Ibu Hamil
Kondisi ini juga dapat ditemukan pada ibu hamil. Umumnya, sebelum terjadi kehamilan, perempuan sebenarnya sudah memiliki mioma tapi tidak terdeteksi atau tidak bergejala.
Jika pada kondisi normal miom tidak menunjukkan gejala, mioma uteri pada ibu hamil bisa menyebabkan gejala yang beragam. Gejala penyakit ini tergantung pada ukuran, jumlah, dan letak tumor miom. Umumnya, kondisi ini menyebabkan gejala berupa sakit perut, tekanan atau nyeri di rongga panggul, sering buang air kecil, sembelit, serta perdarahan hebat.
Meski hanya menyerang sebagian kecil perempuan, mioma yang muncul saat hamil bisa menyebabkan terjadi komplikasi kehamilan. Komplikasi yang bisa terjadi adalah nyeri perut hingga perdarahan pada vagina. Meski begitu, kondisi ini jarang memengaruhi kondisi janin, kecuali pada kasus berat.
Tidak perlu terlalu khawatir mengenai miom saat hamil. dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan memberikan pilihan pengobatan dan metode penanganan yang paling aman untuk kesehatan kehamilan Anda. Jadi, jangan pernah mengonsumsi obat untuk mengatasi keluhan mioma uteri yang Anda rasakan, tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya.
Artikel ini ditulis oleh:
dr. Kartika Hapsari, Sp.OG, FNVOG
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
RS Pondok Indah – Puri Indah
***
Baca juga:
id.theasianparent.com/membedakan-pms-dan-tanda-kehamilan
Dapat Mengganggu Kesuburan Perempuan, Kenali Perbedaan Tumor, Miom, dan Kista