Mengonsumsi terlalu banyak minuman berkarbonasi bisa membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak. Pasalnya, minuman ini terkenal tinggi kalori yang dapat memicu obesitas serta penyakit lainnya. Lalu, apa saja, sih, yang termasuk minuman berkarbonasi? Apa bahayanya minuman berkarbonasi untuk anak? Kami akan mengulasnya secara lengkap lewat tulisan berikut ini.
Apa Itu Minuman Berkarbonasi?
Sebelum melihat dampak minuman berkarbonasi pada anak, mari ketahui terlebih dahulu apa itu minuman berkarbonasi. Secara sederhana, Anda dapat memahami minuman berkarbonasi sebagai air (cairan) dengan gelembung. Minuman ini dikenal juga dengan air bergas atau soda.
Minuman ini sangat mudah ditemukan di berbagai tempat, mulai dari toko kelontong hingga pusat perbelanjaan. Biasanya dikemas di dalam kaleng atau botol. Harganya juga sangat terjangkau dan rasanya sangat digemari oleh anak-anak.
Akan tetapi, rasa inilah yang justru punya efek buruk bagi kesehatan. Untuk menciptakan rasa yang manis, produsen minuman berkarbonasi biasanya menggunakan bahan-bahan yang tidak alami. Sayangnya, kandungan bahan tersebut jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau secara terus-menerus dapat membahayakan kesehatan.
Tidak hanya itu, minuman berkarbonasi juga biasanya menghasilkan gelembung atau buih ketika dikocok. Nah, untuk memproduksi ini, ada banyak bahan yang digunakan termasuk gula atau garam tambahan dan mineral. Beberapa minuman berkarbonasi bahkan menyertakan penambah energi atau kafein yang tentunya tidak ramah untuk pencernaan anak.
Artikel terkait: 8 Efek buruk kafein dalam kopi dan soda untuk anak-anak
Apa Saja Jenis-Jenis Minuman Berkarbonasi?
Meski sekilas terlihat mirip, sebenarnya minuman berkarbonasi berbeda-beda jenisnya. Perbedaan ini dapat terlihat dari komposisi bahannya. Jenis pertama dikenal dengan istilah air tonik, yakni air yang dibuat dengan kandungan mineral seperti natrium misalnya. Namun karena rasanya yang pahit, air tonik biasa ditambah gula buatan untuk menciptakan rasa yang lebih disukai.
Jenis lainnya adalah air mineral berkilau (sparkling water). Jenis yang satu ini biasanya diproduksi dari sumber mata air mineral alami. Kandungannya kaya mineral seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Namun dalam produksi massal, ada produsen yang menambah proses karbonasi untuk meningkatkan jumlah gelembung dalam minuman.
Selain dua itu, ada juga air seltzer yang termasuk jenis minuman berkarbonasi. Minuman ini dibuat dengan karbonasi ekstra tanpa mineral tambahan. Minuman jenis ini juga dilengkapi dengan rasa buatan yang menghasilkan rasa rempah, sayur, atau buah-buahan.
Lalu, jenis minuman berkarbonasi yang terakhir adalah soda klub. Minuman ini adalah kombinasi antara air karbonasi dengan gas karbon dioksida (CO2). Kandungan natrium dan mineral tambahan juga ditemukan di dalam minuman ini.
Artikel terkait: Percobaan Anak Kecil Ini Buktikan Bahaya Soda Bagi Tubuh Anda!
Mengenali Potensi Bahaya Minuman Berkarbonasi untuk Anak
Dilihat dari jenisnya, memang ada jenis minuman berkarbonasi yang mengandung manfaat, misalnya air tonik. Namun demikian, untuk menilai aman atau tidak, Anda masih perlu memeriksa informasi nilai gizi pada label minuman.
Selain itu, juga harus menjaga batasan konsumsi. Bahkan, untuk produk minuman dengan embel-embel “alami” atau “aman”. Jika terlalu banyak diminum, tetap saja bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan anak.
Seperti diketahui, minuman berkarbonasi memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. Sehingga apabila terlalu banyak diminum, maka kalori yang masuk ke dalam tubuh juga lebih tinggi. Sudah kalorinya kebanyakan, tapi tidak mengenyangkan, tidak juga memiliki nutrisi yang cukup bagi kebutuhan tubuh.
Anak akan lebih berisiko mengalami obesitas dan gangguan kesehatan lainnya. Gangguan kesehatan ini termasuk gangguan pada sistem pencernaan, yakni bisa memicu sakit perut hingga mengakibatkan sembelit pada anak-anak. Selain itu juga bisa memicu peningkatan gas di perut dan menyebabkan kembung.
Artikel terkait: Jangan Stres Hadapi Anak GTM, Ini 7 Solusinya dari Pengalaman Saya
Dampak lainnya dari konsumsi minuman berkarbonasi secara berlebihan dapat terlihat pada gigi dan tulang anak. Mengingat sifat asam yang cukup tinggi pada minuman berkarbonasi, maka anak akan lebih berisiko mengalami pengeroposan pada gigi dan tulang.
Asosiasi Jantung Amerika (AHS) menyarankan agar anak-anak di bawah usia 5 tahun tidak diberi akses untuk meminum minuman berkarbonasi. Termasuk minuman olahan lainnya yang mengandung kafein atau pemanis buatan. Tujuannya untuk menekan risiko dampak buruk pada kesehatan anak-anak.
Kalaupun buah hati Anda sudah berusia di atas 5 tahun, sebaiknya tetap dibiasakan mengonsumsi makanan dan minuman sehat. Sebab, semakin dini terbiasa minum dan makan tidak sehat, maka akan berdampak ke pola hidupnya di masa depan. Jadi, sebaiknya hindari minuman berkarbonasi untuk anak Anda sebisa mungkin, ya, Parents.
Baca juga:
Konsumsi Soda Sering Dipercaya Bisa Melancarkan Haid, Mitos atau Fakta? Ini Penjelasannya!