Ibu hamil sangat rentan untuk merasakan stres, emosi atau marah, dan rasa sedih. Berbicara mengenai kemarahan dan emosi, bagaimana ya cara meredam emosi yang tepat untuk Bumil?
Dilansir dari Thrive Global, kemarahan jangka panjang pada ibu hamil dapat menyebabkan ia tertekan. Ini mungkin tidak hanya berdampak negatif pada hubungan sosial dengan lingkungan, tetapi juga dapat menyebabkan kondisi medis seperti hipertensi, alergi, asma, sakit kepala dan masalah pencernaan.
Kemarahan ini juga dapat menghasilkan lingkungan berbahaya bagi bayi Anda, yang bisa menimbulkan masalah pada kehamilan. Oleh sebab itu, penting bagi wanita hamil untuk selalu tetap berfikir positif untuk meredam emosi, dan tidak pernah membiarkan emosi membuat mereka tertekan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan Bumil mudah marah selama kehamilan
Kemarahan saat hamil biasanya diakibatkan oleh hormon kehamilan yang berfluktuasi. Perubahan hormon selama kehamilan juga dapat memicu perubahan suasana hati, sensitivitas tinggi, perasaan yang kuat dan intens.
Bumil juga rentan cemas karena banyak alasan seperti, tekanan fisik, kurang istirahat, kurang tidur, pasangan yang tidak mendukung, pekerjaan yang berlebihan, kecemasan terkait pekerjaan, kekhawatiran keuangan dan lain sebagainya. Stres yang terus-menerus dapat mengubah kapasitas penanganan amarah menjadi negatif.
Artikel terkait: 12 Hal yang Paling Dikhawatirkan Ibu Hamil di Asia
Penyebab lain kemarahan saat hamil adalah kecemasan tentang masa depan. Ibu hamil mungkin kerap khawatir dengan kehamilannya, nyeri persalinan, kesehatan bayi yang belum lahir, segala kemungkinan komplikasi atau penyakit saat hamil, dan lain sebagainya.
Kegelisahan-kegelisahan ini seringkali menyulut emosi Bumil.
Ibu hamil biasanya mengalami mual, sakit, atau kelelahan. Ketidaknyamanan dapat menyebabkan Bumil lekas marah.
Apakah amarah dapat mempengaruhi kesehatan janin?
Ketika seorang wanita hamil sering marah, maka hal tersebut akan menyebabkan perubahan fisiologis dan biologis pada tubuhnya, seperti peningkatan tekanan darah dan detak jantung, hormon stres (seperti epinefrin dan adrenalin), yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah ini mengurangi suplai darah dan oksigen ke janin, yang dapat merusak perkembangan bayi.
Menurut beberapa penelitian, kemarahan yang berkepanjangan atau intens ketika hamil dapat menyebabkan masalah pada perkembangan janin, komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Sering marah selama kehamilan dapat mengakibatkan janin:
- Memiliki berat badan lahir rendah
- Lahir prematur
- Dampak yang tidak menguntungkan pada temperamen bayi (lebih cenderung depresi dan lekas marah)
- Kemungkinan besar anak menjadi hiperaktif
- Keterampilan kognitif terbatas.
Cara meredam emosi selama kehamilan
Inilah beberapa cara untuk meredam emosi atau mengendalikan kemarahan saat hamil:
Diet seimbang dengan banyak karbohidrat kompleks dan protein, sayuran berdaun hijau, buah-buahan membantu menjaga tingkat energi dan melawan kelelahan dan stres.
Usahakan agar tubuh tetap aktif saat hamil dengan melakukan latihan ringan dan rutin. Tetap aktif dan sehat selama kehamilan dapat menjaga suasana hati tetap positif dan bahagia.
Bumil juga dapat menemukan hobi atau kegiatan yang mereka sukai untuk mencegah stres dan amarah. Contohnya termasuk menghabiskan waktu bersama teman-teman, pergi menonton film, melukis, mendengarkan musik yang menenangkan, berkebun, dan sebagainya.
Bumil dapat menjalani yoga atau meditasi untuk mengatasi ketegangan dan kemarahan. Saat hamil, sangat disarankan untuk melakukan latihan pernapasan dalam, yang akan membantu melepaskan stres dan menenangkan diri.
Pijat lembut membantu Bumil untuk bersantai tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional.
***
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
Awas, Marah dan Sedih saat Hamil Bisa Berdampak Buruk Bagi Janin
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.