X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Jelaskan pada anak-anak bagaimana cara menghadapi tsunami

Bacaan 4 menit

Bencana tsunami selalu mengancam banyak korban jiwa, tsunami menjadi satu di antara bencana yang paling ditakutkan. Karena itu Parents perlu mempelajari dan memberi pengertian pada anak-anak bagaimana cara menyelamatkan diri saat tsunami.

Penyebab banyaknya korban saat terjadi tsunami adalah sempitnya waktu untuk memprediksi bencana ini. Biasanya tsunami terjadi setelah ada gempa yang melanda daerah tertentu, baik gempa yang berpusat di laut maupun di darat.

Gelombang tsunami juga dapat merusak dan menghancurkan bangunan dan infrastruktur. Akibat dari tsunami antara lain, banjir, terganggunya sarana transportasi, listrik, komunikasi, dan pasokan air.

Berikut adalah beberapa cara untuk menyelamatkan diri dari tsunamimenyelamatkan diri dari tsunami

Untuk menyelamatkan diri saat tsunami, Anda harus mewaspadai tanda-tandanya, seperti kenaikan air tiba-tiba atau pengeringan air laut. Dengarkan informasi dan peringatan darurat dari BMKG. Pergilah ke dataran tinggi sejauh mungkin Anda bisa.

Setelah Anda mengetahui tanda-tanda alami, atau menerima peringatan resmi akan terjadinya tsunami, maka jangan pernah menunggu! Tinggalkan segera lokasi tersebut. 

Jika Anda berada di tengah lautan saat tsunami terjadi, arahkan perahu menuju laut dan menjauhi pantai. Alasannya, semakin dekat dengan daratan, gelombang pun akan semakin tinggi.

menyelamatkan diri saat tsunami

Jika Anda sedang berkunjung ke pantai atau tinggal di dekat daerah berpotensi tsunami, untuk menyelamatkan diri saat tsunami, pelajarilah tentang risiko tsunami di daerah tersebut. Aparat setempat biasanya memiliki peta dengan zona dan rute evakuasi. 

Untuk menyelamatkan diri saat tsunami jika Anda berada di pantai, segera lari menjauhi laut dan cari tiang atau pohon terdekat yang bisa dipanjat. Tetaplah di tempat saat gelombang pertama surut, karena gelombang tsunami selalu datang lebih dari satu kali. Gelombang berikutnya pun bisa jadi lebih besar dibanding sebelumnya.

Bersama anak-anak Anda, pelajarilah rencana dan rute evakuasi.  Buat peta rute evakuasi dari rumah Anda, tempat kerja, dan tempat aktivitas lainnya. Pilih tempat perlindungan setinggi 100 kaki atau lebih di atas permukaan laut, atau setidaknya satu mil ke daratan. Rute evakuasi sering ditandai oleh gelombang dengan panah ke arah dataran yang lebih tinggi.

Buat rencana komunikasi darurat dengan keluarga Anda di luar kota. Ajarkan pada anak-anak dimana rencana tempat untuk bertemu jika terpisah dari keluarga. Selain itu, Anda juga perlu mendaftarkan diri ke asuransi gempa bumi dan asuransi banjir

Bertahan selama terjadi gempa bumi dan tsunami

Jika Anda berada di daerah tsunami dan terjadi gempa bumi, maka pertama-tama lindungi diri Anda dari gempa tersebut. ‘Jatuhkan, Tutupi, dan Tahan’. Jatuhkan tangan dan lutut Anda, tutupi kepala dan leher Anda dengan lengan, dan pegang furnitur yang kokoh sampai goncangan berhenti.

Ketika goncangan berhenti, dan ada tanda-tanda alami atau peringatan resmi akan terjadinya tsunami, maka segera pindah ke tempat yang tinggi dan sejauh mungkin ke daratan. 

Jika Anda berada di luar zona bahaya tsunami dan menerima peringatan, maka tetaplah di tempat Anda berada, kecuali jika pihak berwenang telah menginstruksikan hal sebaliknya. Tinggalkan segera tempat Anda jika diminta untuk melakukannya. 

Hindari sungai dan jembatan saat tsunami menerjang, karena aliran tsunami akan lebih deras dan kuat di sungai. Bila Anda berada di pantai saat tsunami terlihat, segera lari menjauhi laut dan cari tiang atau pohon terdekat yang bisa dipanjat. Jika Anda berada di dalam air, raih sesuatu yang mengapung, seperti rakit, batang pohon, atau pintu.

Saat evakuasi jangan menggunakan kendaraan, khususnya mobil. Sebab, mobil akan sulit menembus kerumunan orang yang memadati jalan. Selain itu, jika Anda berada di dalam mobil saat tsunami menerjang, tekanan air yang sangat besar akan menyulitkan Anda membuka pintu, dan bila Anda membuka jendela, air akan masuk dan menenggelamkan mobil.

Belum lagi ada benda-benda lain yang terbawa arus, yang bisa menghancurkan mobil dari luar. Tetaplah berada di atas air. Gunakan benda-benda yang mengapung seperti kasur, bantal, kayu, jeriken, ban bekas, batang pohon sebagai pelampung darurat. Tinggalkan harta benda Anda saat evakuasi. Sebab, membawa harta benda akan memperlambat dan mempersulit diri Anda sendiri.

Ini yang perlu dilakukan setelah terjadinya tsunami

menyelamatkan diri dari tsunami

Dengarkan peringatan dari otoritas setempat tentang informasi area yang harus dihindari, dan ketahui dimana tempat bisa berlindung. Hindari mengarungi banjir, karena bisa mengandung puing-puing berbahaya. Air mungkin lebih dalam dari yang terlihat.

Waspadai risiko tersengat listrik, karena saluran listrik dapat dengan mudah terhubung dengan air. Jangan menyentuh peralatan listrik jika dalam keadaan basah. Jauhi bangunan, jalan, dan jembatan yang rusak.

Dokumentasikan kerusakan properti dengan foto. Lakukan inventarisasi dan hubungi perusahaan asuransi Anda untuk mendapatkan bantuan. Simpan nomor telepon untuk keadaan darurat. Sistem telepon sering mati atau sibuk setelah bencana. Gunakan pesan teks atau media sosial untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman Anda.

Untuk meminimalisir risiko jika terjadi tsunami, Parents bisa mengajarkan tips pengamanan diri di atas pada anak-anak. 

Sumber: Ready.gov

Baca juga: 

Petugas dengar tangisan, bocah 5 tahun berhasil selamat dari tsunami Banten

Cerita mitra kami
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Kiki Pea

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • Jelaskan pada anak-anak bagaimana cara menghadapi tsunami
Bagikan:
  • Ayah dan anak selamat saat digulung tsunami Banten, bagaimana kisahnya?

    Ayah dan anak selamat saat digulung tsunami Banten, bagaimana kisahnya?

  • Anak terbunuh saat melindungi ibunya dari perampok, sang ibu berbagi kisah pilu

    Anak terbunuh saat melindungi ibunya dari perampok, sang ibu berbagi kisah pilu

  • Ayah dan anak selamat saat digulung tsunami Banten, bagaimana kisahnya?

    Ayah dan anak selamat saat digulung tsunami Banten, bagaimana kisahnya?

  • Anak terbunuh saat melindungi ibunya dari perampok, sang ibu berbagi kisah pilu

    Anak terbunuh saat melindungi ibunya dari perampok, sang ibu berbagi kisah pilu

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.