Kondisi menstruasi tidak lancar maupun tidak teratur kerap dihubungkan dengan Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) dan ketidaksuburan. Bahkan banyak cerita yang menyatakan jika sering mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur berarti akan sulit memiliki anak. Lantas, apakah pernyataan itu benar?
Membahas seputar PCOS dan siklus menstruasi, theAsianparent Indonesia telah berdiskusi langsung dengan ahlinya, yakni Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG-KFER, M.Sc, melalui siaran langsung di Facebook pada Senin, 20 Juli 2020.
Beliau merupakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi di RS Pondok Indah – Pondok Indah, yang sudah sangat mumpuni dan ahli di bidangnya. Yuk, simak bersama pembahasannya di sini, Parents.
Mengenal Siklus Menstruasi Normal
Siklus menstruasi normal terjadi dalam 24-38 hari, dengan durasi 2-9 hari. Jumlah darah yang dikeluarkan pada proses menstruasi normal umumnya berkisar 60-120 ml.
Mengukur jumlah darah haid pastinya adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Namun, Parents bisa melakukan pengamatan terhadap volume darah haid dengan membandingkannya dengan siklus yang sebelumnya.
Jika didapat adanya perubahan volume darah menstruasi secara signifikan, Parents bisa melakukan konsultasi dengan dokter atau pihak medis.
Warna Darah Menstruasi
Warna dan bentuk darah menstruasi memang bervariasi, misalnya:
- Cenderung gelap karena tercampur dengan dinding rahim
- Cenderung gelap karena darah tersebut teroksidasi
- Terdapat bekuan darah karena volume darah menstruasi yang sangat banyak
- Merah terang yang berasal dari pembuluh darah
Hubungan Menstruasi dengan Fertilitas
Frekuensi menstruasi memiliki hubungan dengan fertilitas. Salah satu penyebab menstruasi tidak terjadi adalah indung telur gagal menghasilkan sel telur yang matang.
Kemungkinan buruk lainnya yaitu:
- Cadangan sel telur di indung telur yang sudah habis
- Adanya gangguan koordinasi otak untuk menghasilkan hormon yang mendorong pembentukan sel telur
Jika Parents memiliki gangguan siklus menstruasi, seperti menstruasi tidak lancar, segera konsultasikan hal ini dengan dokter dan pihak medis untuk mencari tahu penyebabnya sesegera mungkin.
Artikel Terkait: Fakta tentang obat penyubur kandungan yang perlu Bunda ketahui
Hubungan Gaya Hidup dan Pola Menstruasi Tidak Lancar
Gaya hidup jelas berkaitan erat dengan pola menstruasi yang tidak teratur. Termasuk di masa pandemi seperti ini, orang-orang cenderung untuk malas bergerak, makan berlebihan, kurang tidur, dan berat badan meningkat.
Bahkan, kurang tidur itu sendiri dapat merangsang produksi hormon stres di tubuh. Selanjutnya hormon ini akan membuat nafsu makan meningkat sehingga berat badan meningkat.
Ketika berat badan yang meningkat, gula darah juga akan meningkat di dalam tubuh. Dengan naiknya gula darah, hormon insulin akan diproduksi lebih banyak untuk mengontrol kadar gula darah di dalam darah.
Nah, melimpahnya hormon insulin akan mengacaukan sistem hormonal di dalam tubuh, termasuk mengganggu siklus menstruasi. Semua kekacauan ini bisa terjadi hanya dari gaya hidup yang tidak sehat.
Beberapa Cara Pemeriksaan Menstruasi yang Lancar
Biasanya pihak medis akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini terkait dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
1. Pemeriksaan Hormonal
Menstruasi tidak teratur bisa jadi karena adanya produksi hormon laki-laki (androgen) yang lebih banyak dibandingkan biasanya. Hormon androgen ini biasanya juga terkait dengan berat badan.
Pada penderita obesitas, biasanya menghasilkan hormon androgen yang lebih besar, sehingga menyebabkan siklus menstruasinya tidak lancar atau tidak teratur. Hormon ini bisa dilihat dari penampakan secara fisik, misalnya:
- Kulit berminyak
- Wajah berjerawat
- Rambut rontok
- Tumbuh bulu halus di bagian yang tidak wajar, seperti area wajah
Selain hormon androgen, ada juga gejala fisik yang menandakan ketidakstabilan hormon di dalam tubuh, yakni keluarnya cairan dari puting payudara.
2. Pemeriksaan Organ Genitalnya
Pemeriksaan organ genital meliputi pemeriksaan cadangan sel telur yang ada dan kondisi rahim.
Ada kasus di mana produksi sel telur terlalu rendah sehingga menstruasi gagal terjadi. Atau produksi sel telur terlalu banyak, sehingga gagal berkembang dan menyebabkan menstruasi juga gagal terjadi.
Nyeri Menstruasi yang Normal
Nyeri menstruasi yang mengganggu aktivitas normal tentu perlu mendapat perhatian serius dan segera dikonsultasikan dengan pihak medis. Peristiwa ini sering kali berhubungan dengan indikasi adanya endometriosis.
Endometriosis adalah terbentuknya jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim. Akibat nyeri saat menstruasi sering dianggap normal, banyak perempuan terlambat mengetahui bahwa ternyata mereka mengidap endometriosis.
PCOS dan Gangguan Menstruasi Tidak Lancar
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kelainan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi. Wanita dengan PCOS mungkin mengalami gangguan menstruasi menjadi tidak teratur atau kelebihan kadar hormon pria (androgen). PCOS menyerang indung telur dan proses pelepasan sel telur.
Diagnosis PCOS
Pihak medis biasanya mendiagnosis PCOS dengan beberapa kriteria sebagai berikut.
1. Siklus Menstruasi
Dokter akan menyelidiki riwayat menstruasi pasien, apakah terdapat gangguan seperti siklus terlalu singkat atau malah jarang mengalami menstruasi.
2. Kadar Hormon Androgen
Kadar hormon laki-laki yang berlebihan menjadi indikasi kemungkinan adanya PCOS pada seorang perempuan. Seperti yang sudah disebutkan di atas, hormon androgen yang berlebihan dapat dilihat secara kasat mata.
3. USG Indung Telur
Jika ditemukan banyak sel telur kecil berukuran 2-9 ml, berarti ada potensi bahwa pasien menderita PCOS.
Pasien diduga menderita PCOS ketika menunjukkan adanya dua gejala dari tiga yang sudah disebutkan di atas.
Penanganan PCOS
Sebelum dokter melakukan penyembuhan untuk PCOS, pasien harus memberitahukan dahulu arah tujuannya berobat. Misalnya, apakah untuk promil atau bukan.
Kalau iya untuk program hamil, biasanya dokter akan merekomendasikan pasien untuk mengikuti promil dengan memberikan obat penambah kesuburan. Tentunya disertai dengan rekomendasi perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan anjuran untuk menurunkan berat badan.
Sedangkan, untuk pasien yang tidak berminat untuk hamil, pengobatan dilakukan dengan pemberian pil KB agar hormon menjadi seimbang.
Siklus menstruasi tidak lancar merupakan pertanda ada yang tidak beres dengan tubuh, entah karena ketidakstabilan hormon atau yang lainnya. Jika mengalaminya, segera periksakan hal ini kepada pihak medis, apalagi jika disertai nyeri haid yang tidak tertahankan.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Ini alasan mengapa penderita endometriosis harus operasi jika ingin hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.