Pelajar SMK Meninggal Usai Vaksinasi COVID-19, Begini Kronologisnya

Lagi, kasus orang meninggal usai vaksin COVID-19 terjadi. Kali ini menimpa seorang pelajar SMK di Jawa Barat. Apa penyebabnya?

Vaksinasi nasional terus digalakkan pemerintah Indonesia demi mencapai herd immunity. Kendati begitu, kasus masyarakat yang meninggal usai vaksin COVID-19 masih kerap terdengar. Seperti kasus berikut ini.

Pelajar Meninggal Usai Vaksin COVID-19

Adalah Cahyono, siswa kelas XI SMK swasta di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang meninggal sehari setelah vaksinasi COVID-19. Bermula saat remaja laki-laki tersebut menjalani vaksinasi di SMAN 1 Sindangkasih pada Rabu (1/9) pagi.

Sumber: Pikiran Rakyat

Pada sore harinya, ia mengeluh lelah dan sempat meminta makan daging ayam. Orang tua juga sempat melihat Cahyono mengalami kejang pada Subuh esok hari. Keluarga pun berinisiatif menghubungi dokter. Miris, saat dokter tiba di rumah, Cahyono telah meninggal dunia.

Setelah ditelaah, Nono, ayah korban, menyebutkan anaknya ternyata mengalami keluhan sakit lambung dan pusing. Lebih lanjut, penyakit tersebut rupanya sudah dirasakan sebelum vaksin disuntikkan.

"Meninggal setelah divaksin. Mengalami keluhan lambung dan puyeng. Cuma semalam saja. Sebelum divaksin memang ada keluhan lambung," ucap sang Ayah.

Nyatanya, anaknya itu memang teguh ingin divaksinasi karena sudah ingin mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Kalau tidak divaksinasi, siswa harus belajar secara daring di rumah.

"Kalau enggak divaksin, takut atau bagaimana. Karena ingin sekolah, divaksin," lanjut Nono.

Artikel terkait: Benarkah Penderita Thalassemia Sudah Bisa Menerima Vaksin Pfizer?

Pihak Sekolah Angkat Bicara

Menyikapi hal tersebut, Kepala SMK Galuh Rahayu Sindangkasih M Rizal Abdilah membantah adanya paksaan kepada siswanya untuk vaksinasi.

"Kita tidak ada paksaan sedikit pun. Bahkan kalau ada yang punya penyakit bawaan, kita tidak membolehkan (siswa) divaksin. Tapi anak-anak antusias karena ingin tatap muka. Anak-anak semangat," ujar Rizal.

Menurutnya, proses vaksinasi pun sudah sesuai SOP mulai dari skrining sampai vaksinasi itu sendiri. Ia tak menampik ada pelajar yang menangis karena tidak lolos skrining.

"Ada yang hilang penciuman, ada yang asma, itu tidak divaksinasi. Yang bersangkutan (Cahyono) tetap divaksin," lanjut Rizal sambil menambahkan dari total 364 siswa hanya 306 orang yang lulus untuk mendapatkan vaksinasi.

Belum Bisa Dipastikan Penyebab Pelajar yang Meninggal Usai Vaksin COVID-19

Di lain pihak, Kabid P2P Dinkes Ciamis Harun Al Rasyid membenarkan adanya siswa SMK yang meninggal dunia usai vaksinasi. Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebab meninggalnya siswa tersebut.

"Kami mendapat laporan dari pihak sekolah, kami langsung mendatangi rumah duka dan melakukan asesmen. Di sana kita memastikan vaksin diberikan atau tidak, skrining dan lainnya sesuai SOP atau tidak. Untuk hasilnya dibawa ke Komda KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Jabar," tutur Harun.

Adapun Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum turut mendatangi rumah siswa yang meninggal di Desa Sukamanah, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Uu membenarkan Cahyono meninggal usai vaksinasi.

"Bukan investigasi atau apa, saya datang ke sini ucapkan belasungkawa, mewakili pak gubernur atas nama Provinsi Jawa Barat. Mudah-mudahan husnul khatimah," ujar Uu, melansir Detik. Tak lupa, Uu pun mengingatkan agar masyarakat tidak takut vaksinasi.

"Ini juga belum tentu karena vaksin atau tidak karena harus ada penelitian dan sebagainya. Karena keluarga sudah menerima ini sebagai takdir, juga tidak menuntut dan lainnya, itu yang kami harapkan. Tapi realitas setelah divaksin, lelah lalu meninggal," pungkas Uu.

Artikel terkait: Daftar Makanan setelah Vaksinasi Covid-19 untuk Kurangi Efek Samping dan Tingkatkan Imunitas

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Vaksinasi

Sejak virus merambah ke Indonesia, pemerintah terus melakukan diplomasi vaksin. Dengan banyaknya populasi di Indonesia, dibutuhkan dosis tidak sedikit. Adapun periode pertama berlangsung bulan Januari–April 2021 untuk tenaga kesehatan dan kelompok yang berisiko tinggi, sedangkan periode kedua dilaksanakan mulai April 2021 hingga Maret 2022 untuk masyarakat umum.

Adanya kasus seseorang meninggal usai vaksinasi sejatinya tidak membuat kita hanya fokus menyalahkan vaksin semata. Pastikan kita melakukan tips berikut sebelum mengikuti vaksinasi:

1. Hindari Minuman Beralkohol

Kebiasaan minum alkohol sejatinya tidak baik karena bisa melemahkan daya tahan tubuh. Mendekati jadwal vaksinasi, sebisa mungkin jauhi minuman ini setidaknya 2 hari sebelum vaksinasi hingga sekitar 2 minggu setelahnya.

2. Tidak Olahraga Berlebihan

Memang berolahraga membuat tubuh jadi sehat dan bugar. Sebelum vaksinasi, jangan melakukan aktivitas berat. Lakukan olahraga setidaknya 20–30 menit setiap hari atau minimal 3–5 kali per minggu.

Artikel terkait: Catat! 7 Daftar Orang yang Tidak Dianjurkan Vaksin COVID-19

3. Perhatikan Nutrisi

Agar daya tahan tubuh tetap terjaga, disarankan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi seperti protein, vitamin, dan mineral selama 1 minggu sebelum dan setelah mendapatkan vaksin. Tak ada salahnya juga mengonsumsi suplemen tambahan demi kekebalan tubuh lebih terjaga.

4. Cukup Istirahat

Beberapa hari sebelum disuntik vaksin COVID-19, usahakan untuk tidak begadang dan cukupi waktu istirahat dengan tidur selama 7–9 jam setiap malamnya. Praktikkan kebiasaan sleep hygiene sebelum tidur seperti menjauhkan perangkat elektronik paling tidak 1 jam sebelum tidur.

5. Jalani Pengobatan dengan Baik

Salah satu syarat untuk mendapatkan vaksin COVID-19 bagi penderita penyakit kronis adalah kondisinya sehat dan terkontrol dengan pengobatan. Bagi pasien diabetes, vaksin bisa diperoleh jika kadar HbA1C berada di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%. Sementara pada pasien HIV, vaksin COVID-19 baru bisa diberikan jika jumlah sel darah putih CD4 lebih dari 200.

6. Perhatikan Konsumsi Obat

Mengonsumsi obat-obat tertentu seperti ibuprofen dan paracetamol sebelum vaksinasi diduga dapat mengurangi kerja vaksin dan menurunkan respons sistem imun tubuh terhadap vaksin. Dokter akan menilai perlu tidaknya penggunaan suatu obat dihentikan sebelum pemberian vaksin.

7.  Jujur terhadap Kondisi Kesehatan

Dokter bukanlah orang yang pandai membaca sandi morse, karenanya penting bagi masyarakat yang akan divaksin jujur perihal kondisi kesehatannya. Bicarakan kondisi sebenarnya dan pastikan Anda benar-benar sehat.

Beritahu jika Anda merasakan demam, alergi vaksin, memiliki penyakit tertentu (kelainan darah, penyakit autoimun, penyakit kardiovaskular, diabetes, HIV, gangguan ginjal, atau penyakit liver), sedang mengonsumsi obat, sedang program hamil, atau tengah menyusui.

Demikian kabar terkait pelajar yang meninggal usai vaksin COVID-19, serta hal-hal yang harus diperhatikan sebelum vaksinasi agar terhindar dari risiko buruk. Semoga informasi ini dapat membuka wawasan kita semua.

Baca juga: