Sebentar lagi, sekolah tatap muka akan segera digelar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini seiring dengan adanya pemberlakukan PPKM level 3 di sana. Aturan sekolah tatap muka pun sudah disusun oleh dinas terkait. Melansir dari Kompas.com, menurut Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja menjelaskan mekanisme aturan sekolah tatap muka.
Artikel terkait: Studi Tunjukkan Bayi Lebih Cepat Tularkan Covid-19, Begini Faktanya!
Seperti dikutip dari CNN Indonesia, Untuk aturan level 3, salah satu yang diizinkan adalah pembelajaran tatap muka secara terbatas. Hal itu tertuang dalam Inmendagri Nomor 35 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dn Level 2 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali, yang diteken Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian pada 23 Agustus 2021 lalu.
Aturan sekolah tatap muka
Foto: Antara News
Menurutnya mekanisme aturan sekolah tatap muka tidak berbeda dengan mekanisme ketika uji coba dilakukan pada April – Juni lalu. Secara umum, aturan yang berlaku adalah sebagai berikut.
- Berlangsung seminggu sekali untuk satu jenjang kelas tertentu
- Durasi pembelajaran sekitar 3 – 4 jam
- Jumlah peserta didik yang hadir hanya 50 persen
- Meja antarsiswa berjarak minimal 1,5 meter
- Materi yang diajarkan hanya materi esensial
Tips menghadapi sekolah tatap muka
Image: Freepik
Meskipun sudah aturan yang ketat dari pemerintah, mungkin sebagian dari Parents merasa tetap khawatir dengan pemberlakuan ini. Apalagi, sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa digunakan untuk anak-anak. Namun, tenang saja, kami akan memberikan beberapa tips agar buah hati tetap aman sekolah tatap muka selama pandemi.
Kenakan masker
Jika anak sudah mulai bersekolah, pastikan bahwa ia selalu mengenakan masker. Masker tersebut harus diganti selama 4 jam sekali dan pastikan sudah terpasang dengan benar, yakni menutupi hidung dan mulut. Dengan demikian, anak pun akan selalu aman mengikuti pembelajaran tatap muka. Selain itu, siapkan masker cadangan untuk anak lebih dari satu untuk berjaga-jaga apabila masker rusak atau kotor.
Edukasi anak tentang pentingnya jaga jarak
Siswa harus tetap berjarak setidaknya 1,5 meter di dalam ruang kelas jika memungkinkan. Beberapa penelitian pada tahun 2020-2021 menunjukkan tingkat penularan Covid-19 yang rendah di antara siswa di sekolah yang menjaga jarak fisik. Dengan demikian, penting untuk Parents mengedukasi anak tentang pentingnya jaga jarak.
Beri pengertian pada anak bahwa di masa pandemi ini, ia tidak boleh dekat dengan teman dan gurunya. Selain itu, ia juga tidak diperbolehkan untuk kontak fisik atau bersentuhan satu sama lain.
Artikel terkait: Aturan Terbaru, Masyarakat Harus Tunjukkan Sertifikat Vaksin saat Berkunjung ke Warteg
Minta sekolah di luar ruangan
Jika memungkinkan, berbicaralah dengan pihak sekolah, seperti guru atau pemangku kebijakan di sekolah untuk mengadakan pembelajaran di luar ruangan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Namun, apabila tidak memungkinkan, mintalah sekolah untuk memastikan ventilasi di ruang kelas bekerja secara baik.
Bawakan bekal
Jangan biarkan anak jajan sembarangan atau meminta bekal teman lainnya. Untuk meminimalisasikan hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya Parents membawakan bekal makanan dan minuman dari rumah. Tidak hanya terjamin kebersihan dan nutrisinya, Parents pun akan berhemat. Parents bisa membawakan anak makanan berat yang bernutrisi, air minum, dan juga camilan favoritnya.
Antar anak ke sekolah
Alih-alih menggunakan transportasi umum, jika memungkinkan, antar anak ke sekolah dengan transportasi pribadi. Dengan demikian, anak akan memiliki kontak terbatas dengan orang lain. Selain itu, Parents juga bisa mendorong anak untuk menggunakan transportasi alternatif, seperti sepeda. Namun, apabila hal ini tidak memungkinkan dan anak harus menggunakan transportasi umum, Parents harus memastikan bahwa anak selalu mengenakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain. Parents juga bisa membawakannya handsanitizer. Handsanitizer bisa digunakan anak ketika ia menyentuh benda-benda umum.
Artikel terkait: Benarkah Vaksin Covid Mempengaruhi? Ini Kata Pakar
Untuk siswa berisiko tinggi
Jika Parents memiliki anak dengan risiko tinggi, seperti penderita diabetes, autoimun, asma, dan lain sebagainya, sebaiknya Parents berkonsultasi kepada dokter dan pihak sekolah. Dengan demikian, Parents bisa mendiskusikan opsi terbaik untuk anak.
***
Selain menaati aturan sekolah tatap muka, Parents bisa melakukan beberapa tips tersebut agar anak aman dan nyaman selama pembelajaran tatap muka.
Baca juga:
Bisa Sampai Rusak Paru-Paru dan Organ Vital Lainnya, Begini Cara Kerja Virus Corona
4 Fakta Varian Lambda, Disebut Lebih 'Kebal' Vaksin COVID-19!
Jangan Sampai Lengah, Ini 9 Celah Penularan COVID-19 yang Wajib Anda Ketahui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.