Puasa syawal selama 6 hari adalah puasa yang apabila dijalani niscaya akan menyempurnakan ibadah puasa ramadan. Amalan puasa syawal bahkan setara dengan puasa selama 1 tahun penuh. Lalu, apakah puasa syawal bisa digabung dengan qadha puasa ramadan? Mengingat, terkadang puasa ramadan kita masih ada yang bolong karena satu dan lain hal. Simak hukum menggabungkan puasa wajib dan sunnah berikut ini.
Menggabungkan Puasa Wajib dan Sunnah, Bagaimana Hukumnya?
Menjalankan puasa syawal adalah ibadah sunnah yang dianjurkan. Pasalnya, meski hanya 6 hari namun amalan puasa syawal setara dengan puasa 1 tahun lamanya. Hal ini seperti yang tertera dalam sebuah hadits berikut ini:
“Barangsiapa yang telah menunaikan puasa ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari selama bulan syawal, maka (pahalanya) seperti orang berpuasa selama satu tahun.” (HR Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, para ulama kemudian menjelaskan, total jumlah puasa ramadhan dengan puasa syawal adalah 36 hari. Tiap-tiap harinya ada 10 pahala kebaikan yang dapat diperoleh. Apabila dikalikan maka jumlahnya menjadi 360, sama seperti jumlah hari dalam setahun.
Namun demikian, bagi perempuan, menjalankan ibadah sunnah puasa syawal seringkali menimbulkan pertanyaan. Seperti yang kita tahu, puasanya seorang perempuan biasanya tak akan genap selama 30 hari lantaran mengalami haid. Maka, ia pun menjadi punya utang puasa yang wajib dibayar.
Lalu, apabila ingin menjalankan puasa syawal, apakah niatnya bisa digabung dengan qadha puasa ramadhan?
Mengutip Kompas.com, seorang ulama dari Mesir, doktor Ali Jumah Muhammad mengatakan, menggabungkan puasa wajib dan sunnah seperti puasa syawal dan qadha puasa ramadhan diperbolehkan dalam Islam.
Pandangan ini didasari oleh pendapat Imam as-Suyuthi dalam al-Asybah wa an-Nadhairi, yaitu:
“Jika seseorang mengganti puasa ramadhan, puasa nazar, atau puasa kafarat pada bulan Arafah dan menggabungkannya dengan niat puasa Arafah, maka al-Barizi berfatwa bahwa hal itu sah dan dia mendapatkan pahala keduanya.”
Baca juga: 6 Pertanyaan Seputar Bayar Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah Digabung dengan Puasa Lain?
Bolehkah Puasa Syawal Digabung dengan Qadha Puasa Ramadan?
Sebagian ulama mengizinkan puasa syawal dibarengi dengan qadha puasa ramadhan. Namun demikian, pahala yang didapatkan tak akan sesempurna apabila berhasil menjalani puasa ramadhan selama 30 hari lalu ditambah puasa syawal 6 hari.
Ar-Ramli dalam Nihayatul Muhtaj mengatakan:
“Jika seseorang mengganti (qadha) puasa ramadhan, nazar, atau lain sebagainya, pada bulan Syawal atau Asyura maka ia mendapatkan pahala keduanya. Hal itu sesuai dengan fatwa al-Walid, mengikuti fatwa al-Barizi, al-Ashfuni, an-Nasyiri, Ali bin Shalih al-Hadhrami, dan lain-lain. Tapi, ia tidak mendapatkan pahala secara sempurna.”
Artinya, mereka yang menggabungkan puasa syawal dengan qadha puasa ramadhan tak akan mendapatkan pahala setara puasa 1 tahun.
Baca juga: Berbagai Keistimewaan Puasa Ayyamul Bidh dan Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh
Perbedaan Pandangan Ulama soal Menggabungkan Puasa Wajib dan Sunnah
Tak semua ulama membolehkan puasa wajib digabung dengan puasa sunnah. Contohnya seperti yang tercantum dalam hadits dari Abu Ayyub Al-Ansari. Mengutip Detik.com, dalam hadits ini, puasa ramadhan menempati urutan pertama sebelum puasa syawal.
Artinya, umat muslim diminta untuk menunaikan puasa wajib erlebih dahulu sebelum menjalankan puasa sunnah yang lain seperti puasa syawal. Apabila masih memiliki utang puasa ramadan, seorang muslim wajib membayarnya terlebih dahulu sebelum menunaikan puasa syawal.
Menggabungkan puasa wajib dengan puasa sunnah juga tidak dianjurkan karena dikhawatirkan akan menghilangkan pahala puasa sunnah. Meski demikian, apabila sudah terlanjur, maka niat utamanya adalah untuk membayar utang puasa ramadhan.
Hal ini didasarkan pada hadits berikut:
“Tidaklah layak melakukannya (puasa sunnah) sampai mendahulukan mengqadha puasa ramadan.” (HR Bukhari).
Dengan membedakan antara puasa wajib dan sunnah, diharapkan umat muslim dapat memperoleh pahala yang berkah dari keduanya. Hal ini berlaku untuk puasa syawal yang apabila disendirikan pelaksanaannya maka semoga mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Parents, demikian hukum mengenai menggabungkan puasa wajib dan sunnah. Ustadz Sarwat dari Rumah Fiqih Indonesia mengatakan, pendapat manapun terkait hal ini hukumnya sebetulnya boleh saja. Tidak ada keharusan untuk bersikap merasa paling benar. Jadi, segalanya kembali kepada hati nurani masing-masing.
Baca juga:
Puasa Syawal Lebih Dulu sebelum Bayar Puasa Ramadan, Bolehkah? Ini Hukumnya!
Parents, Ini yang Perlu Diketahui tentang Niat dan Keutamaan Puasa Syaban
Niat Puasa Ganti Ramadhan, Waktu yang Diperbolehkan, dan Tata Cara Lengkapnya