Rasa nyeri haid memang sangat menyiksa. Tak jarang bahkan bisa membuat para perempuan tak sanggup bekerja karena rasa sakitnya memang luar biasa. Untuk mengurangi nyeri haid, sebenarnya bisa dilakukan dengan resep herbal yang mudah dibuat, loh, Bun.
Resep herbal tersebut juga telah dipraktikan di daerah Jawa dan belahan Indonesia lainnya. Salah satu resep yang terbilang mudah dibuat adalah ramuan kunyit dan asam.
Jika Anda juga mau mencopa resep lain, Beberapa ramuan dari buku yang ditulis oleh Pakar Herbal Prof. Hembing Wijayakusuma juga bisa Anda tiru.
Artikel terkait: Waspadai Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal
Resep mengurangi nyeri haid ke #1: Herbal temu lawak
Nyeri haid dapat diatasi dengan berbagai macam ramuan herbal.
- 30 gram temu lawak
- 30 gram temu hitam
- 20 gram jahe
- 20 gram asam jawa
- gula aren secukupnya
Cara membuatnya:
Semua bahan dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, lalu airnya diminum.
Resep ke #2: Herbal bunga
- 3 kuntum bunga mawar merah
- 2 kuntum bunga siantan/soka
- 15 gram bunga bougenvil
Cara membuatnya:
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, lalu airnya diminum 2 kali sehari.
Resep ke #3: Daun dewa
- 15-30 gram daun dewa segar
- 20 gram kunyit
Cara membuatnya:
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, lalu airnya diminum 2 kali sehari.
Resep mengatasi nyeri haid #4: Herbal daun hia
Sebanyak 30 gram daun hia/baru cina segar atau 15 gram yang kering direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, airnya diminum.
Resep mengatasi nyeri haid #5: Herbal ginjean kering
- 20 gram ginjean kering
- 10 gram umbi rumput teki kering
Cara membuatnya:
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, lalu airnya diminum 2 kali sehari. Untuk merebus, gunakanlah periuk tanah, panci enamel, atau panci kaca. Tujuannya adalah agar khasiat dari ramuan-ramuan herbal di atas tetap terjaga selama proses memasaknya.
Penjelasan umum tentang nyeri haid
Dismenore adalah istilah medis untuk nyeri atau kram yang dirasakan di bagian perut saat menstruasi. Ada dua jenis dismenore, yaitu dismenore primer dan sekunder.
Dismenore primer adalah kram menstruasi umum yang berulang (kembali), namun tidak disebabkan oleh penyakit lain. Nyeri biasanya dimulai 1 atau 2 hari sebelum menstruasi. Kram atau nyeri biasanya dirasakan di perut bagian bawah, punggung, atau paha.
Nyeri akibat dismenore primer biasanya dapat berlangsung 12 hingga 72 jam, dan dapat disertai dengan mual dan muntah, kelelahan, dan bahkan diare.
Artikel terkait: 5 Hal penting tentang menstruasi pertama anak, Parents wajib tahu!
Namun nyeri akibat dismenore primer biasanya akan berkurang seiring bertambahnya usia seorang wanita, dan mungkin akan sembuh sepenuhnya ketika perempuan tersebut sudah melahirkan.
Sementara itu, dismenore sekunder adalah nyeri yang disebabkan oleh kelainan pada organ reproduksi wanita, seperti endometriosis, adenomiosis, fibroid rahim, atau infeksi.
Nyeri akibat dismenore sekunder biasanya berlangsung lebih lama dari kram menstruasi biasa. Nyeri biasanya tidak disertai mual, muntah, kelelahan, atau diare.
Kram menstruasi disebabkan oleh kontraksi di dalam rahim yang disebabkan oleh bahan kimia yang disebut prostaglandin. Rahim berkontraksi sepanjang siklus menstruasi wanita.
Selama menstruasi, rahim berkontraksi lebih kuat. Jika rahim berkontraksi terlalu kuat, ia dapat menekan pembuluh darah di sekitarnya, dan menghambat pasokan oksigen ke jaringan otot rahim. Nyeri terjadi ketika bagian otot rahim kehilangan suplai oksigen.
Penyebab nyeri haid sekunder
Nyeri haid akibat dismenorea sekunder disebabkan oleh penyakit pada organ reproduksi wanita. Kondisi yang dapat menyebabkan dismenore sekunder meliputi:
- Endometriosis. Yaitu kondisi saat jaringan yang melapisi rahim (endometrium) ditemukan di luar rahim.
- Adenomyosis. Yaitu kondisi saat lapisan rahim tumbuh ke dalam otot rahim.
- Penyakit radang panggul. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri di dalam rahim dan dapat menyebar ke organ reproduksi lainnya.
- Stenosis serviks atau mulut serviks kecil. Mulut serviks yang kecil umumnya terjadi karena penyempitan lubang serviks.
- Fibroids (tumor jinak). Pertumbuhan tumor jinak di dinding dalam rahim juga dapat menyebabkan dismenore sekunder.
Parents, selamat mencoba berbagai resep di atas. Semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga:
Mengenal tentang autisme lebih dekat agar tak salah kaprah dalam memahami
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.