Bayi Sungsang: Penyebab, Risiko dan Cara Menanganinya
Posisi ini membuat persalinan normal lebih berisiko, Bun. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
Menjelang waktu persalinan, Bunda tentunya mulai rajin memeriksakan kondisi diri dan juga janin. Salah satu hal yang sering kali dikhawatirkan oleh ibu yang akan melahirkan adalah apabila posisi bayi sungsang.
Kondisi ini dapat membuat proses melahirkan menjadi lebih sulit.
Bagaimana cara mengatasi bayi sungsang? Simak penjelasan lengkap di bawah ini.
Daftar isi
Apa Itu Posisi Bayi Sungsang?
Bayi sungsang adalah kondisi ketika bagian bawah tubuh janin yakni pantat atau kaki berada di jalan lahir, di mana seharusnya kepalanya lah yang lebih dulu keluar.
Kepala bayi berada paling dekat dengan dada Anda dan bagian bawahnya paling dekat dengan vagina Anda.
Sebagian besar bayi akan bergerak secara alami sehingga kepala diposisikan untuk keluar dari vagina terlebih dahulu.
Posisi ini sering terjadi pada awal kehamilan dan sebagian besar bayi akan bergerak ke posisi kepala lebih dulu pada usia kehamilan 36 minggu.
Posisi kepala lebih dulu ini disebut presentasi vertex dan merupakan posisi paling aman untuk melahirkan.
Posisi bayi sungsang bisa membuat proses melahirkan menjadi sulit, sehingga harus melalui operasi caesar.
Untuk mengatasi hal ini, biasanya posisi bayi dibalikkan melalui bantuan dokter atau bidan yang berpengalaman.
Artikel Terkait: Penyebab Bayi Sungsang dan Cara Mengatasinya
Seberapa Umum Kondisi Ini Terjadi?
Kecil kemungkinan bayi tidak memosisikan kepalanya di jalan lahir menjelang usia kehamilan ke-37.
Bayi sungsang terjadi sekitar 3% hingga 4% dari semua kehamilan cukup bulan.
Ciri-Ciri Bayi Sungsang
Bunda dapat mengetahui apakah posisi bayi sungsang atau tidak terutama jika Bunda sudah pernah mengalami hal ini pada kehamilan sebelumnya.
Area perut tempat Anda merasakan adanya benjolan dan juga tendangan dari bayi menunjukkan bahwa bayi Anda sungsang.
Namun untuk memastikan kondisi ini, Anda perlu mengeceknya langsung ke dokter kandungan.
Di sana dokter mungkin akan meraba dan merasakan bagian perut Anda atau melakukan USG untuk memastikan posisi bayi.
Penyebab Bayi Sungsang
Kondisi ini tidak selalu dapat diketahui penyebabnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan bayi berada pada posisi ini, di antaranya:
- Anda mengandung bayi kembar. Kondisi ini mempersulit setiap bayi untuk mendapatkan posisi yang tepat.
- Ada terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban.
- Rahim tidak berbentuk normal atau memiliki pertumbuhan abnormal seperti fibroid. Biasanya, rahim berbentuk seperti buah pir terbalik. Jika bentuknya berbeda, maka besar kemungkinan kurangnya ruang untuk bayi dewasa untuk pindah ke posisinya.
- Plasenta menutupi seluruh atau sebagian serviks (kondisi yang disebut plasenta previa).
- Bayinya prematur. Ini berarti usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mungkin belum beralih ke posisi kepala lebih dulu.
- Bayi Anda memiliki cacat lahir yang menyebabkan mereka tidak menundukkan kepala.
Jenis-Jenis Posisi Bayi Sungsang
Terdapat beberapa jenis posisi bayi sungsang, di antaranya:
Frank Breech
Posisi frank ini adalah ketika pantat bayi mengarah ke saluran vagina dengan kaki menjulur lurus di depan tubuh.
Telapak kaki bayi berada di dekat kepala mereka. Ini membuat kepala bayi berada di posisi kebalikan daripada seharusnya.
Complete Breech
Di sini bokong bayi mengarah ke bawah dekat saluran vagina dan kedua pinggul dan lutut tertekuk.
Bagian lutut menekuk sehingga kaki juga menghadap ke bawah.
Pada posisi ini kepala bayi juga berada di atas dan kebalikan dari arah saluran vagina. Ini juga disebut sebagai posisi sungsang lengkap.
Footling Breech
Posisi ini menempatkan salah satu atau kedua kaki bayi mengarah ke bawah.
Dengan posisi seperti ini maka kaki akan keluar terlebih dahulu sebelum bagian tubuh lainnya. Ini karena posisinya sudah berada di jalan keluar persalinan.
Transverse Lie
Sedikit berbeda dengan jenis posisi sungsang lainnya, di sini bayi Anda akan terbaring secara horizontal.
Ia melintang pada rahim dan bukan vertikal seperti seharusnya.
Dengan posisi ini membuat bagian bahu bayi akan masuk ke saluran vagina terlebih dahulu.
Artikel Terkait: 5 Ciri Bayi Sungsang dan Cara Mengatasinya, Bunda Perlu Tahu!
Dampak Posisi Bayi Sungsang pada Kehamilan
Pada umumnya, posisi ini tidak akan memengaruhi kondisi kehamilan Anda. Bahkan sebagian besar bayi dengan posisi ini tetap bisa terlahir dengan sehat.
Meski demikian, tetap ada sedikit peningkatan risiko bayi akan lahir dengan kecacatan tertentu.
Selain itu, Anda juga mungkin akan merasakan gerakan bayi sedikit berbeda. Bunda akan merasakan tendangan bayi berada di bagian lebih rendah di perut.
Selain itu, benjolan perut juga akan lebih dekat ke tulang rusuk di mana posisi kepala bayi Anda berada.
Posisi ini juga harus membuat Anda mempertimbangkan proses persalinan.
Terutama jika Anda sudah merencanakan akan melakukan persalinan pervaginam, ini bisa jadi rumit dan berbahaya bagi Anda dan bayi.
Pada kebanyakan kasus bayi sungsang, tenaga medis akan merekomendasikan kelahiran dengan operasi caesar (C-section).
Pengaruh Bayi Sungsang pada Proses Persalinan
Jika bayi Anda berada dalam posisi sungsang lebih dari usia 36 minggu kehamilan, rencana persalinan Anda mungkin akan berubah.
Biasanya tidak aman bagi bayi sungsang untuk dilahirkan secara normal karena dapat berisiko cedera.
Dalam kebanyakan kasus, operasi caesar yang direncanakan adalah cara teraman untuk melahirkan bayi Anda.
Namun, memang terdapat beberapa dokter atau bidan mungkin merasa nyaman dengan kelahiran sungsang pervaginam.
Mengubah posisi bayi Anda ke posisi kepala di bawah saat masih berada di dalam rahim juga merupakan sebuah pilihan.
Dengan demikian, bayi Anda bisa lahir dengan kepala terlebih dahulu.
Kemungkinan Komplikasi yang Dialami
Apabila Bunda mengalami posisi ini, biasanya ini tidak akan menyebabkan komplikasi sampai pada saatnya melahirkan.
Beberapa kasus bayi sungsang menunjukkan bahwa aman untuk melahirkan melalui vagina.
Namun, terdapat beberapa risiko jika Bunda melahirkan bayi sungsang dengan normal, di antaranya:
- Cedera pada kaki atau lengan bayi, seperti dislokasi atau patah tulang.
- Masalah tali pusar. Tali pusar dapat diratakan atau dipelintir selama persalinan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan saraf atau otak karena kekurangan oksigen.
Artikel Terkait: Mitos dan Fakta Kelebihan Bayi Sungsang yang Perlu Parents Ketahui
Dapatkah Posisi Bayi Sungsang Dibalikkan Oleh Dokter?
Beberapa dokter mungkin akan menyarankan untuk memutar posisi bayi Anda dalam rahim agar Anda bisa melakukan persalinan pervaginam.
Namun harus diingat ya Bun, bahwa mencoba membalikkan bayi juga bisa tidak aman dan risikonya lebih besar daripada manfaatnya.
Membalikkan bayi berpotensi tinggi tidak aman jika Anda mengalami salah satu kondisi berikut:
- Pendarahan dari vagina Anda
- Plasenta previa atau plasenta menutupi semua atau sebagian serviks Anda
- Tes non-stres nonreaktif
- Bayi berukuran kecil yang tidak normal
- Tingkat cairan ketuban rendah
- Denyut jantung janin rendah atau tinggi
- Ketuban pecah dini
- Hamil kembar
Metode yang paling umum digunakan untuk membalikkan bayi sungsang disebut external cephalic version (ECV).
Ini dapat dilakukan di sekitar usia ke-37 minggu kehamilan.
Prosedur ini dilakukan di rumah sakit untuk berjaga-jaga jika terjadi keadaan darurat.
Pada proses ini, dokter akan menempatkan tangan di perut Anda dan memberikan tekanan kuat untuk mengubah bayi ke posisi kepala di bawah.
Tingkat efektifitasnya sekitar 65% efektif dan membawa beberapa risiko.
Risiko Bayi Sungsang Dibalikkan
Risiko membalikkan bayi melalui prosedur ECV meliputi:
- Persalinan prematur
- Ketuban pecah dini
- Anda atau bayi kehilangan banyak darah
- Operasi caesar darurat
- Bayi mungkin kembali ke posisi sungsang
- Meskipun risiko mengalami komplikasi ini kecil, beberapa penyedia layanan kesehatan memilih untuk tidak mencoba membalik bayi sungsang.
Cara Mengatasi Bayi Sungsang Tanpa Bantuan Medis
Bunda bisa melakukan berbagai cara ini agar bayi tidak sungsang atau mengembalikan posisi bayi menjadi normal tanpa bantuan medis, sekaligus menghindari operasi caesar.
1. Posisi Telentang
Berbaringlah di lantai yang telah dialasi karpet atau matras yoga.
Letakkan sebuah bantal di bawah pinggul Bunda agar posisi perut lebih tinggi dari kepala.
Bila kepala bunda terasa tak nyaman, bisa juga menggunakan bantal di kepala, dengan catatan menambah jumlah bantal di bawah pinggul agar posisinya tetap lebih tinggi dari kepala.
Kemudian, bernapaslah dalam-dalam dan perlahan. Usahakan badan menjadi serileks mungkin, tahan posisi ini selama 15 menit.
Lakukan sebanyak tiga kali setiap hari. Hasilnya akan lebih efektif jika perut Bunda dalam keadaan kosong dan bayi sedang aktif.
2. Posisi Berlutut dengan Kedua Tangan
Letakkan kedua lutut dan telapak tangan di lantai, kemudian doronglah bagian panggul ke atas sehingga rahim lebih tinggi dari kepala (posisi seperti bersujud).
Dalam posisi ini, bergoyanglah ke depan dan ke belakang asecara pelan. Lakukan selama 5-15 menit.
Pastikan Bunda memakai alas yang nyaman agar tangan dan lutut tidak langsung bersentuhan dengan lantai. Bunda juga bisa memakai penyangga agar lebih nyaman. Lakukan sebanyak dua kali dalam sehari.
3. Posisi Push-Up
Posisi ini lebih sulit dilakukan, karena itu Bunda harus minta bantuan suami atau anggota keluarga lainnya untuk menolong bunda.
Caranya, luruskan badan menghadap ke lantai. Letakkan kaki lebih tinggi dari kepala, di atas kursi atau bantal yang disusun tinggi.
Minta bantuan pada pendamping Bunda untuk memegangi agar Bunda tidak terjatuh, letakkan juga bantalan di bawah perut Bunda agar perut tidak langsung menyentuh lantai saat Bunda merasa lelah menahan posisi ini.
Tahan posisi ini selama 30 detik, lalu ulangi sampai tiga kali.
4. Posisi Duduk
Duduk tegak dengan memeluk kedua lutut akan membuka area pelvis sehingga memudahkan bayi untuk bergerak mendekati jalan lahir.
5. Menggunakan Suara Musik atau Suara Ayah
Saat bayi sudah siap lahir, dia akan merespon suara yang didengarnya dari dalam kandungan. Pasanglah musik klasik yang bisa merangsang bayi Anda bergerak ke arah suara.
Meminta suami untuk berbicara kepada sang bayi juga bisa membantu. Pastikan suami Bunda berbicara dekat dengan bagian bawah rahim Bunda sehingga kepala bayi akan bergerak mendekatinya.
6. Menggunakan Benda Dingin
Beberapa ahli menganggap jika bayi merasakan sensasi dingin ia akan merasa tidak nyaman dan bergerak menjauhinya.
Oleh karena itu, ambillah sayuran beku atau es batu yang dibungkus kain.
Tempatkan di bagian atas rahim Bunda, hal ini akan membuat bayi berputar ke arah sebaliknya.
Sebelum memasuki ruang bersalin, Bunda harus memastikan posisi bayi sungsang atau tidak. Kemudian diskusikanlah dengan dokter cara terbaik untuk melahirkan si buah hati.
Bunda masih bisa melahirkan secara normal meski bayi dalam posisi sungsang.
Tentu saja dengan catatan dokter yang menangani cukup berpengalaman dan kondisi Bunda dan bayi juga memungkinkan untuk melahirkan secara normal.
Itulah yang perlu Bunda ketahui tentang posisi bayi sungsang saat kehamilan hingga persalinan. Semoga bermanfaat ya, Bun.
***
Breech Baby
my.clevelandclinic.org/health/diseases/21848-breech-baby#
Breech Position: What It Means if Your Baby Is Breech
Baca juga:
Apakah bayi sungsang harus dilahirkan secara caesar? Ini jawaban dokter kandungan
Tak pernah USG saat hamil, bayi sungsang lahir meninggal, ini tanggapan dokter
Melahirkan bayi sungsang secara normal, bagaimana prosesnya? Lihat videonya, Bumil!