X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Perjuangan ibu hebat mengasuh ketiga anaknya yang berkebutuhan khusus

Bacaan 5 menit
Perjuangan ibu hebat mengasuh ketiga anaknya yang berkebutuhan khusus

“Memiliki anak adalah pilihan yang saya buat. Dan itu adalah tanggung jawab saya untuk berkomitmen pada kehidupan ini."

Mendidik anak berkebutuhan khusus memanglah tidak mudah dan butuh perjuangan. Hal ini pulalah yang dirasakan seorang ibu asal Singapura, Carolyn Quek Su Lin yang berusia 37 tahun. Setelah melahirkan anak pertamanya, Lucas, kehidupannya mulai berubah.

“Dia sehat saat lahir dan semuanya sempurna,” ungkapnya, dilansir dari theAsianparent Singapura.

Bahkan, semuanya terlihat baik-baik saja sampai Lucas berusia 2. Namun, Tuhan memiliki rencana lain untuk keluarga. Hingga hari ini, Carolyn menjadi seorang ibu bagi tiga anak laki-laki berusia 8, 7, dan 3 tahun. Anak-anak tertua dan bungsunya menderita kelainan defisiensi imun yang langka, sedangkan anak ke-2 menderita autisme.

Carolyn mengungkapkan, tantangan mengasuh anak-anak berkebutuhan khusus dan emosi yang dia hadapi hampir setiap hari adalah ketakutan.  

Berbagi tantangan mendidik anak berkebutuhan khusus

Perjuangan ibu hebat mengasuh ketiga anaknya yang berkebutuhan khusus

Ketika putra tertua Carolyn, Lucas menginjak usia 2 tahun, tubuhnya tidak bereaksi positif terhadap vaksin MMR. Selain mengalami demam, bekas luka imunisasi pecah setelah beberapa hari.

Berdasarkan tes kesehatan yang dilakukan, mengungkap bahwa infeksi telah menyerang bagian tulang sang anak. Lucas pun harus dioperasi di bagian kakinya untuk menghilangkan bakteri.

Tes tersebut pun mengungkap sesuatu kondisi lain yang serius. Lucas menderita X-linked agammaglobulinaemia (XLA), yaitu kelainan genetik langka yang membutuhkan perawatan seumur hidup. Gangguan ini memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Carolyn ingat bagaimana ia merasa sangat tidak berdaya ketika pertama kali mendengar diagnosis ini.

“Saya sangat tersesat dan merasa seolah-olah saya mengutuk putra saya sendiri.”

“Semua cita-cita dan mimpi untuk dilakukan bersama anak-anakku, yaitu menyaksikan mereka tumbuh, merawat, tertawa bersama, merangkul, hingga berbagi dengan mereka, semua impianku… terhenti,” ungkapnya.

Memiliki kelainan defisiensi imun artinya setiap bulan, Lucas perlu mendapatkan terapi imunoglobulin intravena di rumah sakit, sehingga ia dapat melawan infeksi seperti flu.

“Apa yang sudah saya lakukan untukmu?”

Dalam proses penyembuhan sang buah hati, Carolyn mengetahui bahwa salah satu solusinya adalah transplantasi sel induk. Jadi, ia memutuskan untuk mencoba memiliki anak ketiga dengan harapan akan ada kecocokan untuk sel induk.

Dengan demikian, lahirlah Titus. Namun takdir berkata lain, Titus juga ditemukan menderita XLA. Putra laki-laki keduanya itu juga membutuhkan perawatan seumur hidup.

Hingga keduanya mengalami efek samping dari perawatan yang dijalani. Mereka menderita eksim dan hiperaktif. Lucas juga menderita disleksia.

Kehidupan Carolyn tidak mudah. Ia harus mendidik anak berkebutuhan khusus serta sering kali diliputi perasaan bersalah dan tak berdaya.

Ketika ia mendapati dirinya merasa tak mampu melindungi anak-anaknya dari penderitaan, satu pertanyaan terus menghantuinya, “Apa yang telah aku lakukan untuk kalian? Ini bukan hal yang aku inginkan sebagai ibu,” ungkap ibu yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya beberapa tahun lalu.

Sang suami, Teo adalah seorang insinyur dan satu-satunya pencari nafkah di dalam keluarga. Pekerjaannya mengharuskan dia sering bepergian, meninggalkan Carolyn sebagai pengasuh utama bagi anak-anak. Ya, Carolyn-lah yang lebih banyak mendidik anak berkebutuhan khusus seorang diri.

Sementara, biaya yang diperlukan untuk anak-anak berkebutuhan khusus mencapai 2.000 Dollar Singapura atau lebih dari 20 juta per bulannya.

Artikel terkait: Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus di Jakarta pilihan theAsianparent

“Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak tahu bagaimana membantumu.”

Perjuangan ibu hebat mengasuh ketiga anaknya yang berkebutuhan khusus

Terlepas dari hiperaktif dan disleksia, Lucas juga tidak memenuhi syarat untuk bersekolah di sekolah khusus.

Stres tambahan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih besar bagi anak. Ketika cemas tidak bisa menjawab pertanyaan di sekolah, ia menggaruk dirinya sendiri, membuat tubuhnya rentan terhadap infeksi bakteri.

Karenanya, Carolyn selalu memastikan agar guru dan pendidik tahu tentang kondisinya. Selain itu, mengarahkan sang anak untuk mengerjakan tugas sekolahnya tidak mudah, seingga Carolyn sering merasa kelelahan saat mendidik anak berkebutuhan khusus.

“Ketika sangat lelah, aku akan mulai mengatakan banyak hal buruk seperti, ‘Mengapa kamu begitu bodoh’ atau ‘Mengapa kamu tidak bisa melakukan hal-hal ini?'”

Itu adalah kata-kata kasar yang terkadang ia lontarkan saat mendidik anak berkebutuhan khusus. Ia tidak pernah berpikir akan berbicara kepada anak-anaknya dengan cara seperti itu. Itu bukanlah keinginannya.

“Hal itu seperti iblis di dalam diriku yang terlepaskan. Saya harus mengendalikannya, tetapi saya tidak tahu caranya,” ungkapnya tak berdaya.

Memiliki anak autisme artinya harus dijaga lebih ekstra, karena mereka kurang memiliki kesadaran akan bahaya. Sang anaknya yang menderita autisme pernah tersesat beberapa kali ketika berjalan-jalan.

Cerita mitra kami
Cara Menyenangkan untuk Dukung si Kecil Belajar Mengenal Dunia Binatang
Cara Menyenangkan untuk Dukung si Kecil Belajar Mengenal Dunia Binatang
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
7 Kondisi Sex Emergency yang Berisiko Sebabkan Terjadinya Kehamilan Tak Diinginkan
7 Kondisi Sex Emergency yang Berisiko Sebabkan Terjadinya Kehamilan Tak Diinginkan
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat

Selain itu, Carolyn juga harus sangat berhati-hati terhadap Lucas dan Titus karena penyakit yang mereka alami. “Saya harus sangat memerhatikan setiap detail kehidupan mereka, terutama karena infeksi bakteri dapat menyerang kapan saja. Bahkan, setiap kali anak-anak mengalami masalah kulit, eksim, atau mulai menggaruk-garuk tubuhnya sendiri, saya akan mulai waspada,” ungkapnya.

Mendapat dukungan ketika melalui masa-masa sulit

Carolyn mulai mengkhawatirkan masa depan anak-anaknya karena ia juga memiliki beberapa masalah kesehatan sendiri. Carolyn mengalami sumbatan saluran air mata dan perlu melakukan operasi mata.

Ia juga pernah jatuh ketika masa mudanya, yang menyebabkannya mengalami masalah pada tulang ekor. Dia pernah merasa kesulitan menggendong anak-anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Saat ini, ia sudah menyewa asisten rumah tangga untuk membantunya.

Ibu yang mendidik anak berkebutuhan khusus ini bertekad untuk memberi anak-anaknya masa kecil yang bahagia.

“Memiliki anak adalah pilihan yang saya buat. Dan itu adalah tanggung jawab saya untuk berkomitmen pada kehidupan ini,” tandasnya.

“Selama ayah dan ibunya bersama mereka, serta mereka saling memiliki, saya pikir mereka akan selalu mengingat bahwa masa ini adalah waktu terbaik yang pernah mereka habiskan bersama keluarga.”

 

Semoga keluarga ini terus diberi kebahagiaan di masa mendatang. Semoga cerita ini menginspirasi ya, Bun!

 

Dilansir dari artikel Jaya di theAsianparent Singapura
Baca juga:

https://id.theasianparent.com/wendra-basarah-dampingi-anak-berkebutuhan-khusus-dengan-cinta

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Aulia Trisna

  • Halaman Depan
  • /
  • Parenting
  • /
  • Perjuangan ibu hebat mengasuh ketiga anaknya yang berkebutuhan khusus
Bagikan:
  • Pentingnya mendidik anak perempuan di era digital, ibu milenial ini ungkap rahasianya

    Pentingnya mendidik anak perempuan di era digital, ibu milenial ini ungkap rahasianya

  • Jadilah Ayah panutan dengan ajarkan 4 hal penting ini kepada anak laki-laki Anda

    Jadilah Ayah panutan dengan ajarkan 4 hal penting ini kepada anak laki-laki Anda

  • Pentingnya mendidik anak perempuan di era digital, ibu milenial ini ungkap rahasianya

    Pentingnya mendidik anak perempuan di era digital, ibu milenial ini ungkap rahasianya

  • Jadilah Ayah panutan dengan ajarkan 4 hal penting ini kepada anak laki-laki Anda

    Jadilah Ayah panutan dengan ajarkan 4 hal penting ini kepada anak laki-laki Anda

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.