Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau yang biasa kita dengar sebagai PPKM merupakan suatu kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus Covid-19. Aturan PPKM, yang mencakup perintah untuk karyawan industri non-esensial memilih WFH daripada WFO ini diberlakukan awalnya pada tanggal 3 sampai dengan 20 Juli 2021 di Pulau Jawa dan Bali.
Kebijakan PPKM cukup berpengaruh pada laju penurunan kasus positif Covid-19 di Pulau Jawa dan Bali. Namun ternyata di luar Pulau Jawa dan Bali terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 yang cukup signifikan sehingga pemerintah memperpanjang masa PPKM sampai dengan saat ini serta memperluas cakupan wilayah pemberlakuan kebijakan PPKM.
Di Jakarta dan beberapa wilayah lain dengan tren kasus positif Covid-19 yang mengalami penurunan, pemerintah melonggarkan kebijakan PPKM di wilayah tersebut. Salah satu bentuk pelonggaran kebijakan itu adalah membolehkan kegiatan perkantoran dengan kapasitas 25%.
Galau dan risau, itu yang saya rasakan saat mendengar berita tersebut. Kalau bisa memilih atau kalau disuruh memilih, pastinya dengan tegas saya akan memilih WFH. Tentunya saya punya alasan mengapa saya memilih WFH daripada WFO.
1. Mengurangi resiko terpapar
Perkantoran merupakan salah satu cluster dengan angka kasus positif yang cukup tinggi. Banyak hal yang menyebabkan tingginya kasus terpapar di perkantoran. Mulai dari desain bangunan sampai dengan kebiasaan para pegawai kantor sehari-hari.
Sebagian besar gedung perkantoran merupakan bangunan berlantai banyak (multistorey building) yang mengandalkan ventilasi dari penghawaan buatan berupa air conditioner (AC). Sementara saat ini, dengan berbagai bentuk mutasi, penularan virus Covid-19 tidak hanya melalui droplet, tapi juga sudah menyebar melalui udara (airborne).
Untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi saat ini banyak gedung perkantoran sudah dilakukan re-desain ruangan kantor. Penyesuaian desain dilakukan dengan pemasangan sekat antar kubikel, penggunaan sensor touchless pada lift dan wastafel, pembatasan jumlah pengguna lift dan lain sebagainya.
Pembatasan jumlah pegawai yang WFO mungkin bisa mengurangi terjadinya interaksi dan membuat jarak antar pegawai menjadi lebih besar. Namun dengan re-desain ruangan dan pembatasan pegawai WFO itu tidak membuat risiko kita tertular menjadi lebih sedikit karena virus ditularkan melalui udara yang mengalir di sekitar kita.
Dengan jam kerja 8,5 jam sehari di kantor, tidak mungkin kan kita tidak membuka masker sama sekali? Kita butuh makan dan minum dalam jangka waktu tersebut. Kita juga butuh mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat dhuhur dan ashar. Di saat-saat tersebut kita harus membuka masker. Nah saat-saat kita membuka masker itulah saat krusial virus bisa masuk ke tubuh kita.
Artikel terkait: 10 Tips Jitu Mengasuh Anak Saat WFH, Orang Tua Tenang Anak pun Senang!
2. Bisa bekerja dari mana saja
Untuk saya, yang bidang pekerjaannya lebihi bersifat administratif sebenarnya tidak masalah bekerja dari mana saja. Bisa dari kantor, bisa dari rumah, bahkan dari cafe pun bisa. Saya hanya memerlukan sebuah laptop dan jaringan internet yang bagus, maka pekerjaan saya akan berjalan dengan lancar.
Teknologi yang ada saat ini sudah seharusnya mempermudah pekerjaan kita. Banyak aplikasi dan software yang dapat digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan yang harus kita selesaikan. Bertukar informasi dan bertukar dokumen melalui email maupun melalui aplikasi perpesanan seperti whatsapp bukannya sudah selama ini kita lakukan?
Pandemi ini membuat banyak orang berpikir kreatif untuk beradaptasi sehingga memungkin kegiatan sehari-hari dapat dilakukan walaupun secara virtual. Zoom meeting cloud, google meet dan sebagainya bahkan memungkinkan para karyawan untuk melakukan meeting virtual untuk membahas maupun memutuskan suatu hal tertentu.
Artikel terkait: Masih Harus WFH? No Problem, Yuk Simak Tips Jaga Kesehatan di Rumah saat WFH
3. Memilih WFH daripada WFO, Menghemat pengeluaran pribadi
Alasan ini adalah alasan utama bagi seorang ibu-ibu. Dengan tidak berangkat ke kantor, akan banyak sekali hal yang dapat dihemat. Pertama, ongkos transportasi. Baik yang ke kantor menggunakan angkutan umum maupun yang menggunakan kendaraan pribadi, pasti ada uang yang dikeluarkan untuk ongkos transportasi.
Kedua, biaya makan siang. Mungkin hal ini tidak berlaku untuk semua orang, karena ada juga pegawai yang membawa bekal makan siang dari rumah. Tapi secara umum banyak pegawai kantor yang tidak membawa bekal makan siang dari rumah. Salah satu alasannya tidak sempat menyiapkan bekal saat hendak berangkat ke kantor. Selain itu, acara makan siang biasanya dimanfaatkan untuk refreshing dari tumpukan pekerjaan.
Ketiga, ongkos jajan. Duduk bekerja selama berjam-jam kadang kita perlu camilan atau snack sebagai pengganjal sebelum waktu makan atau waktu pulang kantor tiba. Segelas es kopi mungkin kita perlukan saat mata sudah tidak bisa diajak berkompromi untuk menatap layar komputer. Sepotong donat bisa digunakan untuk mengganjal perut sampai jam pulang kantor tiba.
Artikel terkait: Betah WFH, Ini 8 Ide Dekorasi Ruang Kerja di Rumah
4. Lebih banyak waktu bersama keluarga
Perjalanan pulang pergi dari rumah ke kantor dan dari kantor ke rumah memerlukan waktu lebih kurang dua jam setiap harinya. Untuk seorang ibu bekerja yang memiliki dua anak yang masih banyak membutuhkan perhatian, waktu dua jam itu sangat berharga sekali.
Waktu tersebut bisa dipakai untuk membuat masakan makanan spesial untuk sarapan suami dan anak-anak tercinta. Sarapan dengan menu sehat dan lengkap diperlukan sebagai “bekal” suami melaksanakan WFH dan anak-anak melakukan SFH (School from Home).
Selain membuat sarapan spesial, waktu dua jam juga bisa dipakai untuk membuat cake, roti atau camilan favorit keluarga lainnya. Camilan ini dapat dinikmati saat istirahat bekerja atau sekolah dari rumah atau dinikmati sore hari saat semua anggota keluarga berkumpul setelah selesai beraktivitas seharian.
Untuk yang menyukai olahraga, waktu dua jam ini dapat dimanfaatkan untuk berolahraga sekaligus quality time baik berdua dengan suami ataupun bersama dengan anak-anak. Waktu tersebut dapat juga dimanfaatkan untuk menikmati hobi yang tidak sempat dilakukan bila sedang WFO, seperti merawat tanaman di kebun atau membaca novel karya penulis favorit.
Dari sederet alasan yang saya ungkapkan di atas, tidak salah kan kalau saya lebih memilih WFH daripada WFO?
Ditulis oleh Oktalina Mayasari, UGC Contributor theAsianparent.com
Artikel UGC Contributor lainnya:
5 Tips Mengelola Stres Orang Tua agar Sekolah Daring Tak Bikin Darting
5 Cara Efektif Mengajak Anak Melek Finansial Lewat Kebiasaan Sehari-hari
Kuputuskan Jarang Bermedsos demi Hindari Komentar Julid Teman, Salahkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.