Menjelang perayaan hari – hari besar, tradisi ziarah atau berziarah ke makam keluarga dan kerabat sudah melakat di masyarakat Indonesia. Terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Biasanya berziarah dilakukan bersama keluarga, bahkan ada yang membawa anak berusia bayi. Lantas, bolehkan membawa bayi ziarah kubur?
Bagaimana hukumnya? Inilah pembahasan yang akan kami ulas, disimak ya, Bunda.
Hukum Membawa Bayi Ziarah Kubur, Inilah Menurut Pandangan Islam
Menurut pemaparan Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag, menjelaskan bahwa dalam agama Islam tidak ada larangan khusus bagi seorang ibu untuk membawa anaknya berziarah kubur. Begitu pun juga dengan bayi.
“Secara hukum asal juga tidak ada larangan bagi ibu untuk membawa bayinya ziarah kubur ke area pemakaman,” tutur Ustaz Rikza kepada
Tidak hanya itu, Ustadz Rikza pun menjelaskan hukum asal ziarah kubur itu sendiri yakni dianjurkan. Hal itu, berfungsinya untuk melembutkan dan membersihkan hati serta sebagai pengingat diri akan kematian. Bahwa kehidupan dunia tidak ada yang kekal, kelak semua akan kembali kepada Allah SWT sang Maha Pencipta.
Berikut hadist yang menjelaskan bahwa ziarah kubur memang dianjurkan ;
“Sesungguhnya, hati itu bisa berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Lalu, sahabat bertanya, jika demikian apa pembersih (pengikis) karatnya? Maka Nabi Muhammad SAW bersabda, membaca Al Quran dan berziarah kubur.” HR. Thabrani.
Jadi, sebetulnya boleh-boleh saja bila Bunda hendak mengajak bayi untuk berziarah kubur. Namun, Bunda harus memerhatikan beberapa hal berikut ini.
Tips Ziarah Kubur Bersama Anak dan Bayi
Saat Bunda memutuskan membawa si kecil untuk berziarah kubur, inilah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pastikan kondisi si kecil dalam keadaan kondusif. Berilah lingkungan yang aman dan juga nyaman.
- Perhatikan pula kondisi kesehatan si kecil. Pastikan ia dalam keadaan sehat, tidak sakit, rewel dan selalu dalam jangkauan pemantauan.
- Bunda juga perlu memerhatikan kebiasaan setempat. Jika ada suatu kondisi di lingkungan masyarakat yang menganggap bahwa membawa bayi ziarah hal yang tabu. Baiknya dihindari ya.
Menurut Ustadz yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Jakarta, saat Anda membawa bayi ziarah kubur pastikan bukan karena larut dalam beberapa kepercayaan. Bahkan, yang tidak didasari oleh dalil yang kuat.
Namun, lebih kepada sebagai penghormatan terhadap budaya. Jadi pada intinya, Bunda boleh saja membawa si kecil berziarah kubur. Akan tetapi, tetap perhatikan beberapa aspek seperti kesehatan, keamanan, kenyamanan dan juga kepercayaan masyarakat setempat.
Ustadz Rikza pun memaparkan bahwa membawa putra-putri berziarah kubur dapat dijadikan sarana untuk edukasi, misal saja ;
- Mengingatkan anak akan penciptaan manusia. Bahwa sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia hidup di dunia hanya sementara. Kelak akan kembali kepadaNya.
- Mengajarkan tentang etika dan adab dalam berziarah kubur.
- Mengenalkan tentang silsilah keturuan keluarga dan pentingnya mengetahui nasab keluarga dan sebagainya.
Pendapat para Parents theAsianparent Comunnity Mengenai Membawa Bayi ikut Ziarah Kubur
Ada beberapa pendapat dari para Parents, tentang bolehkah membawa bayi ziarah kubur.
“Kalau menurut saya sih nggak apa-apa asal siang-siang saja dan lagian ziarah juga pakai bacaan qur’an. Dulu bayi saya dibawa ziarah dari umur 1 bulan dan Alhamdulillah tidak apa-apa. Yang terpenting hati ibunya harus yakin dan happy. Jangan terlalu tersugesti, Insya Allah bayinya juga aman dan nyaman.” Pendapat dari Bunda Ajeng Juarni Kemala Dewi.
“Hai Mom, kalau saya pribadi belum berani. Jangankan masuk mom, lewat saja sebisa mungkin saya alihkan biar nggak melihat kuburan. Dulu pas lebaran juga ziarah ke makan buyutnya. Tapi saya tunggu di mobil itu pun parkir lumayan jauh. Tapi kembali lagi ke keyakinan masing-masing.” Pendapat lain dari Bunda Ardini Nor Asiska.
Adab Ketika Ziarah Kubur
1. Berwudhu Sebelum Ziarah
Ada baiknya, sebelum berangkat ziarah kubur dapat mengambil air wudhu terlebih dahulu dari rumah. Namun, apabila batal di perjalanan dapat wudhu di kamar mandi atau fasilitas umum dekat pemakaman.
2. Mengucap Salam
Adab ziarah kubur selanjutnya adalah mengucap salam. Seperti yang telah Rasulullah SAW ajarkan, bahwa ucapakanlah kalimat salam ketika masuk area pemakaman. Bacakan juga do’a untuk para ahli kubur. Berikut do’a dan salamnya ;
“ASSALAMU ALAIKUM AHLAD-DIYAAR MINAL MUMINIINA WAL MUSLIMIIN. YARHAMULLOOHUL MUSTAQDIMIINA MINNAA WAL MUSTAKHIRIIN. WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN. WA AS ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL AAFIYAH.”
Artinya: “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian”.
Ucapan salam yang lain,
“ASSALAMU’ALAIKUM AHLAD DIYAAR MINAL MUKMINIINA WAL MUSLIMINN.”
Artinya: “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari golongan orang beriman, dan orang-orang Islam”.
3. Menghadap Kiblat
Sunnah Rasulullah SAW ketika berziarah kubur yakni menghadap kearah kiblat saat memanjatkan do’a. Setelah melantunka do’a, Nabi Muhammad SAW, menyunahkan juga untuk mengirimkan bacaan tasbih, tahmid, takbir dan dzikir lainnya.
“YARHAMULLOOHUL MUSTAQDIMIINA MINNAA WAL MUSTA’KHIRIIN. WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA LAAHIQUUN WA AS ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL ‘AAFIYAH”.
Artinya: “Semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian”
4. Membacakan Doa Khusus
Do’a Khusus yang biasa dipanjatkan saat berziarah kubur:
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
A’UDZUBILLAHI MINASYAITHOONIR ROJIM. BISMILLAHIRROHMANNIRROHIM.
ALHAMDULLILAHI ROBBIL ‘ALAMIN, HAMDAN SYAKIRIIN, HAMDANNAA’IMIIN, HAMDAN YUWAAFIINI’AMAHU WAYUKAAFII MAZIDAH, YAA ROBBANAA LAKAL HAMDU KAMAA YANBAGHI LIJALALI WAJHIKA WA’ADZIMI SULTONIK, ALLOHUMMA SHOOLLI WASALIM ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA’ALA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD.
Artinya :
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah penguasa alam semesta, sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang-orang yang mendapat banyak kenikmatan memujiNya. Dengan pujian yang sepadan dan nikmatNya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanya untuk Mu, sebagaimana yang layak akan kemuliaan Dzat Mu dan keagungan kuasa Mu. Ya Allah limpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga beliau.
Do’a Khusus kepada Para Leluhur yang Sudah Meninggal
ALLOH HUMMA TAQOBAL WA AUSIL SAWAAABA MAA QORO, NAHU MINAL QUR’ANIL ‘ADZIM, WA MAA HALALNA WA MAA SABAHNA WAMASTAGHFARNAA WAMAA SHOLAINA ‘ATSAYYIDINA MUHAMMAD SOLLALLOHU’ALAIHI WASALLAM, HADIYATAN WASILATAN, WAROHMATAN NAJILATAN WA BAROKATAN SAMILATAN ILAA HADOROTI HABIBINA WASAFI’INA WAQUROTI A’AYUNINAA SAYYIDINA WAMAULANAA MUHAMMADIN SOLLALLOHU ‘ALAIHI WA SALLAM, WA ILA JAMI’II IKHWANIHI MINAL ANBIYAAI WALMURSALIINA WAL AULIYAAI, WASSUHADAI, WASSOLIHINA, WASSOHABATI WATTABI’INA WAL’ULAMAIL ‘ALIMINA WAL MUSHONNAFIINAL MUKHLISIINA WA JAMI’IL MUJAA-HIDIINA FI SABILILLAHI ROBBIL ‘ALAMINN, WAL MALAIKATIL MUQORROBINA
Artinya ;
“Ya Allah terimalah dan sampaikan pahala Al Quran yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan shalawat kami kepada Nabi Muhammad sebagai hadiah yang menjadi penyambung. Sebagai rahmat yang turun dan sebagai berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami dan buah hati kami, pemuka dan pemimpin kamiyaitu Nabi Muhammad SAW, juga kepada seluruh kawan-kawan beliau dari kalangan para Nabi dan Rasul, para wali, para syuhada, orang-orang shalih, para sahabat, para tabiin, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang selalu beribadah.”
Do’a Kepada Ahli Kubur
ALLOH HUMMAGHFIRLAHU WARHAMHU WA’AFIHI WA’FU ANHU WA AKRIM NUJULAHU WAWASI’ MADHOLAHU, WAGHSILHU BILMAI WASSALJI WAL BARODI WANAQIHI MINAL KHOTOOYA, KAMA YUNAQQO SAUBUL ABYADU MINADDANNASI WA ABDILHU, DARRON KHOIRON MIN DAARIHI WA AHLAN KHOIRON MIN AHLIHI WA JAUJAN KHOIRON MIN JAUZIHI WA ADHILHUL JANNATA WA ‘AIDHU MIN ‘ADZABIL QOBRI WA FITNATIHI WA MIN ‘ADZABINNAR, ALLOHHUMAGHFIR LIHAYYINA WA MAYYITINA WA SAHHIDIINA WA GHONIINA WASHOGIIRONA WA KAABIRONA WADAKIRONA WA ANSANA, ALLOHUMMA MAN AHYAITAHU MINNA FA AHYIHI ‘ALAL ISLAMI WA MAN TAWAFAITAHU MINNA FATAWAFAHU ALAL IIMAN ALLOHUMMA LA TUHRIMNA AZROHU WA LAA TUDILLANAA BA’DAHU BIROHMATIKAYAA ARHAMARROOHIMIIN, WAL HAMDU LILLAHI ROBBIL ‘AALAMIIN.
Artinya :
Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskan dia. Muliakanlah tempat tinggalnya dan luaskanlah. Cucilah dia dengan air jernih dan sejuk. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya. Keluarga yang lebih baik dari yang ditinggalkannya, serta suami/istri yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan fitnahnya serta siksa api neraka.
Berikanlah ampun bagi kami Ya Allah, yang masih hidup dan kami yang telah meninggal dunia. kami yang hadir, kami yang ghoib, kami yang kecil, kami yang dewasa, kami yang pria atau wanita. Ya Allah siapapun yang Engkau hidupkan dari kami maka hidupkanlah dalam keadaan iman. Ya Allah janganlah Engkau menghalangi kami akan pahala beramal kepadanya dan janganlah Engkau menyesatkan kami sepeninggalannya dengan mendapat rahmat Mu Yang Maha Pengasih. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam”
5. Membacakan Surat Pendek
Setelah membaca doa khusus, dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek. Seperti yang diriwayatkan oleh al-Marwazi dari Ahmad bin Hanbal, beliau berkata :
“Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan), maka bacalah al-Fatihah, Surat Ikhlas dan al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Naas). Jadikanlah pahalanya untuk mayit-mayit kuburan tersebut, karena sungguh pahalanya sampai kepada mereka.”
Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk menutup dengan membaca surat Al-Fatihah setelah memanjatkan do’a untuk ahli kubur
6. Tidak Menginjak dan Menduduki Kuburan
Ketika berziarah kubur, untuk menghormati para penghuni pemakaman. Anda sebaiknya tidak menduduki maupun menginjak kuburannya. Sesuai dengan yang Rasul ajarkan. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda ;
“Janganlah kalian salat (berdoa) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR. Muslim).
7. Menjaga Perkataan
Adab ziarah kubur selanjutnya adalah menjaga perkataan. Tidak berkata kasar dan kurang sopan memang sebaiknya dihindari dimana pun. Apalagi di pemakaman, sebagai tamu harus mengenal adat istiadat setempat. Seperti yang disampaikan oleh Imam An-Nawawi, bahwa tidak baik jika di dalam pemakaman atau kuburan bicara hal yang bathil atau buruk.
8. Tidak Melakukan Hal yang Berlebihan
Saat berziarah kubur, hindari untuk melakukan hal-hal yang berlebihan. Misalnya menjadikan makam sebagai tempat spesial layaknya masjid. Melakukan ritual, menangis berlebihan, mencium batu nisan serta aktivitas lan yang membuat ibadah dan iman terkikis.
Berziarah kubur seharusnya, meningkatkan iman untuk lebih menyadari kematian dan kebesaran Allah SWT. Jika melakukan hal yang berlebihan, dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal syirik dan niat awal pahala ziarah kubur menjadi berubah dosa.
Parents, itulah, penjelasan mengenai hukum membawa bayi ziarah kubur. Memang tak ada larangan, namun pastikan kembali kondisi dan keadaan si kecil sebelum Parents mengajaknya berziarah kubur.
Baca juga ;
Hamil dan Menjadi Penyintas Kanker Payudara, Ibu Ini Bagikan Perjuangannya
Parents, Ini Alasan Mengapa Kebiasaan Membandingkan Anak Harus Dihentikan
Dirikan Kumpulan Emak Blogger, Mira Sahid: "Tak Hanya Jadi Berdaya, Menulis Juga Proses Healing"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.