Kepedihan yang mendalam lantaran buah hati ‘berpulang’ memang sulit digambarkan. Rasa inilah yang bisa terlihat lewat peristiwa yang baru-baru ini viral di media sosial. Seorang ayah cium jenazah bayi ulang kali di liang kubur sesaat buah hatinya dimakamkan.
Melihat hal tersebut, banyak warganet yang berempati pada sosok sang ayah. Potret tersebut merupakan wujud nyata kesedihan mendalam yang dialami seorang ayah karena kehilangan anaknya.
Begitu Kehilangan, Seorang Ayah Cium Jenazah Bayi Berulang Kali
Rasa duka mendalam karena kehilangan anak ini dialami oleh seorang lelaki asal Malaysia. Momen dirinya yang mencium jenazah sang anak ramai diperbincangkan di media sosial lewat unggahan seorang Ustaz.
Potret seorang ayah yang mengantarkan jenazah bayinya ini pertama kali dibagikan oleh pengguna Facebook bernama Ustaz Muhammad Rafieudin Zainal Rasid pada Minggu (7/6). Dalam unggahan tersebut, sang Ustaz membagikan pengalaman dirinya saat memulasarkan jenazah bayi yang meninggal setelah dilahirkan.
Anak Pertama yang Telah Lama Dinanti
Menurut keterangan Ustaz Rafieudin, bayi tersebut dilahirkan secara prematur saat usia kandungan sang ibu masih berusia 23 minggu. Kelahiran prematur ini disebabkan oleh adanya komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan. Sang bayi dengan berat lahir 500 gram tersebut pun hanya bertahan beberapa jam setelah dilahirkan.
“Malam ini, kami mengkebumikan jasad bayi yang terpaksa dilahirkan pada usia kandungan 23 minggu karena komplikasi yang dialami ibunya. Dia hanya bisa bertahan beberapa jam setelah dilahirkan,” tulis sang Ustaz.
Tidak hanya itu, seperti yang dikutip dari laman Suara, kedua orangtua juga begitu terpukul karena bayi tersebut adalah anak pertama yang telah lama dinantikan kehadirannya.
Rasa terpukul sang ayah juga terlihat dalam satu foto yang dibagikan oleh sang Ustaz. Lelaki tersebut tampak memangku dan hendak mengantarkan sang buah hati ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Menjadi saksi atas kejadian tersebut, sang Ustaz pun menuliskan pesan kepada setiap orangtua yang ditinggal pergi oleh buah hati mereka.
“Sang ayah tidak berhenti menciumi jenazah bayinya di pemakaman berkali-kali, dia seperti enggan merekalan kepergian anaknya.
Ayah dan Ibu, bersabarlah. Anakmu kini sudah bahagia dan tengah bermain-main di surga. Insya Allah, mereka akan senantiasa menunggu kehadiran kalian kembali di pintu mulia tersebut. Setiap anak yang pergi terlebih dahulu akan tetap mengingat segala kasih sayang dan jasa orangtuanya atas izin Allah,” pungkasnya.
Unggahan ini pun ramai dibicarakan oleh warganet setempat. Mereka juga banyak yang mengirimkan doa pada dan ucapan berbela sungkawa pada kedua orangtua.
Tahapan Berduka Orangtua yang Kehilangan Anak
Bagi orangtua, anak merupakan suatu anugerah yang paling beharga dari Sang Pencipta. Oleh karena itu, rasa sedih dan terpukul merupakan hal yang sangat wajar dirasakan ketika mereka kehilangan anak untuk selamanya. Terlebih, jika buah hati sudah sangat dinantikan kehadirannya sejak lama.
Mengutip buku On Detah and Dying karya Elisabeth Kubler Ross, berikut merupakan tahapan yang dirasakan oleh seseorang ketika berduka saat ditinggal pergi oleh orang tercinta, termasuk anak:
- Adanya rasa penolakan. Menolak kenyataan jika orang yang dicintai sudah pergi. Munculnya rasa enggan merelakan karena syok atas kenyataan yang terjadi.
- Marah dan bersedih. Mulai menerima kenyataan dengan menunjukkan emosinya, bisa dengan cara marah atau pun menangis.
- Timbulnya perasaan menyesal
- Berusaha ikhlas dan menerima kenyataan yang ada (acceptance)
Melalui keempat tahapan tersebut pun tentunya tidaklah mudah. Setiap orang juga memiliki jangka waktu yang berbeda untuk bisa mencapai fase menerima atau mengikhlaskan kepergian orang yang dicintainya.
Sementara itu, beberapa upaya berikut ini juga bisa dilakukan sebagai upaya orangtua dalam menerima kepergian anak, yakni:
- Jangan khawatir, merasa sedih, marah, kecewa, dan putus asa merupakan hal yang wajar dirasakan saat kehilangan. Jadi, upayakan untuk tidak memendam perasaan itu seorang diri, ya. Tidak ada salahnya meluapkan emosi tersebut dengan menangis atau bercerita kepada keluarga dan orang terdekat.
- Perasaan duka cenderung menguras tenaga, baik fisik maupun emosional. Maka, tetap jaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat. Mengonsumsi makanan bergizi, rajin olahraga, dan cukup tidur juga akan membantu mengurangi perasaan sedih yang berlarut-larut karena kehilangan.
- Apabila perasaan sedih dan kehilangan sudah sangat sulit dikontrol, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional seperti psikolog.
Potret ayah yang cium jenazah bayi berulang kali tersebut menjadi tanda bahwa kehilangan anak pasti akan meninggalkan perasaan duka mendalam bagi orangtua. Meski demikian, menyimpan kesedihan dan duka yang berlarut-larut merupakan hal yang tidak baik. Karena bagaimana pun, kehidupan akan tetap berlanjut sehingga orangtua juga perlu belajar mengikhlaskan kepergian buah hati mereka.
Baca juga:
Cegah depresi setelah melahirkan, ini hal yang perlu Bunda perhatikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.