Melompat saat hamil seringkali menjadi hal yang dilarang, atau malah takut dilakukan oleh ibu hamil. Hal ini karena takut membahayakan bayi yang sedang dikandung. Bahkan ada mitos, jika melompat saat hamil muda bisa menyebabkan keguguran.
Melompat saat hamil sebagai sebuah olahraga mungkin bukan pilihan terbaik, meski kegiatan ini juga memiliki manfaat tersendiri.
Manfaat melompat saat hamil
Olahraga membuat tubuh ibu lebih bugar dan kuat. Melompat saat hamil mungkin tidak disarankan sebagai jenis olahraga yang seharusnya dilakukan. Tetapi, jika dilakukan dengan benar dan tidak berlebihan, bisa membantu menguatkan stamina ibu. Sebab ibu butuh kekuatan saat menjalani persalinan nanti.
Kantung amnio yang mengelilingi janin, bisa melindunginya dari benturan, getaran atau lompatan ringan. Itulah alasan ibu hamil bisa melakukan olahraga 20-30 menit setiap hari, tanpa risiko komplikasi.
Artikel terkait: 8 Olahraga ibu hamil yang aman untuk bantu persalinan normal
Olahraga melompat saat hamil memang tidak disarankan untuk dilakukan secara rutin. Bunda bisa melakukannya sesekali untuk membantu menguatkan stamina.
Risiko melompat saat hamil
Saat melakukan lompatan dengan tujuan olahraga ketika hamil, Bunda juga mengambil risiko. Risikonya adalah kelahiran prematur. Kekuatan lompatan memengaruhi hal ini.
Ketika setelah melompat, rahim Bunda akan memukul serviks setiap kali menjejak tanah. Pukulan serviks yang terlalu kuat bisa memicu kontraksi. Menjejak tanah setelah melompat dengan kaki melebar, bisa meningkatkan intensitas pukulan rahim ke serviks.Lompatan ringan masih aman, tapi lompatan dalam intensitas tinggi tidak disarankan, karena bisa melonggarkan ligamen dan ruas sambung. Tubuh ibu hamil mengeluarkan hormon relaxin yang melonggarkan otot pelvis, sebagai persiapan menghadapi persalinan.Lompatan yang tinggi dan cepat, bisa menimbulkan risiko serius seperti persalinan dini, keguguran, dan perdarahan vagina.
Yang harus dipertimbangkan
Melompat saat hamil memang tidak akan melukai bayi di dalam kandungan. Tetapi bayi yang lahir prematur bisa mengalami berbagai efek negatif. Meski risiko melompat saat hamil hanya kelahiran prematur, tapi sebaiknya tetap dihindari. Komplikasi yang bisa terjadi pada bayi prematur juga harus dipertimbangkan.
Melompat sedikit saat sedang menari atau berjoged, mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi jika melompat tinggi yang membuat Bunda harus menapak dengan kaki mengangkang, sebaiknya dihindari. Pilihlah olahraga yang aman dilakukan selama hamil seperti berjalan kaki, atau yoga.
Artikel terkait: Ingin tetap bugar saat hamil? Ini olahraga yang aman dilakukan
Dengarkan insting ibu
Olahraga apapun yang ingin Bunda lakukan selama hamil, diskusikanlah dengan dokter mengenai keamanannya. Setiap ibu memiliki kekuatan fisik yang berbeda, sehingga membutuhkan jenis olahraga berbeda pula.
Jika Anda terbiasa berolahraga berat sebelum hamil, dokter akan menyarankan tipe lompatan seperti apa yang aman untuk dilakukan selama hamil. Jangan lupa untuk minum banyak air putih agar tetap terhidrasi.
Jika Bunda merasakan kontraksi atau pendarahan ketika melakukan lompatan ringan, hubungi dokter. Pada dasarnya, melompat saat hamil aman jika dilakukan dengan tidak berlebihan dan memperhatikan kesehatan ibu dan bayi.
Selama kehamilan Anda bukanlah kehamilan berisiko, dan dokter juga sudah bilang oke, olahraga apapun bisa dilakukan. Tapi jangan berlebihan karena bisa memicu dehidrasi dan membuat aliran darah yang seharusnya menuju ke plasenta malah ke otot.
Mengetahui manfaat dan risiko melakukan lompatan saat hamil, bisa membantu Bunda memutuskan apakah kegiatan tersebut baik atau tidak.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Ingin Tetap Bugar Saat Hamil? Ini Olahraga yang Aman untuk Dilakukan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.