Proses melahirkan tentunya akan lengkap jika disertai kehadiran suami atau pun keluarga tercinta. Hal tersebut juga sangat diharapkan oleh seorang ibu bernama Chantel Longuinho. Namun sayangnya, keinginan tersebut tidak bisa terwujud. Pasalnya, ia harus melahirkan saat dirinya sudah dinyatakan positif COVID-19.
Kisah melahirkan saat positif COVID-19, merasa kesepian dan tidak bisa memberikan ASI
Chantel Longuinho dinyatakan positif COVID-19 pada 21 April lalu, tepatnya sehari sebelum ia akan melahirkan anak ketiganya.
Tidak hanya itu, dua minggu lalu, Chantel dan keluarga pun berduka karena sang ayah mertua meninggal akibat Virus Corona. Seorang ibu asal Astoria, Amerika Serikat, itu pun diduga terpapar Virus Corona jenis terbaru tersebut dari sang ayah mertua.
Kehilangan sosok ayah mertua merupakan pengalaman traumatis bagi Chantel. Pasalnya, ia dan sang mertua sangat dekat. Bahkan, ayah sang suaminya itu memang sudah tinggal bersama mereka sejak 2008.
Selepas kehilangan ayah mertua, Chantel juga sempat stres karena HPL-nya sebentar lagi. Artinya, ia juga harus siap-siap melahirkan di tengah pandemi. Rasa cemasnya juga semakin menjadi, mengingat ia kini berusia 42 tahun, umur yang cukup berisiko mengalami komplikasi saat hamil. Ditambah, Chantel juga dinyatakan positif Virus Corona sebelum proses melahirkan.
“Aku sangat kaget ketika tahu bahwa aku terpapar virus. Saat akan melahirkan, aku juga terpaksa pergi ke rumah sakit seorang diri. Suami dan kedua anak perempuanku harus menetap di rumah, karena kami tidak tahu apakah mereka juga terinfeksi atau tidak,” cerita Chantel seperti yang dikutip dari laman New York Post.
Melahirkan didampingi suami lewat video call
Para suster merasa empati ketika melihat Chantel harus melahirkan tanpa ditemani suami dan keluarganya. Oleh karena itu, suster tersebut memberikan kesempatan agar Chantel bisa melakukan video call bersama suami saat operasi caesar berlangsung. Hal itu tentunya sudah cukup untuk mengobati rasa sepi Chantel.
Rasa bahagia pun kembali dirasakan Chantel, ketika ia berhasil melahirkan bayi yang cantik. Menurut keterangannya, Chantel masih bisa mendapat kesempatan menggendong sang bayi. Namun, tentunya ia menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap agar sang bayi tidak terpapar virus.
Meski demikian, Chantel juga bercerita bahwa ia tidak bisa memberikan ASI pada bayinya. Ia masih merasa kaget dengan kejadian yang menimpa sehingga stres dan tidak bisa memproduksi ASI.
“Aku tidak bisa memproduksi ASI. Tubuhku masih kaget dan stres saat itu,” ungkapnya.
Sementara itu, beberapa hari kemudian Chantel juga merasa lega ketika mendapat kabar bahwa sang suami dan kedua anaknya dinyatakan negatif COVID-19.
Harus melakukan isolasi
Setelah melahirkan saat positif COVID-19, Chantel juga dianjurkan untuk melakukan isolasi diri selama dua minggu. Selama itu, ia tidak bisa bertemu dengan keluarganya.
“Anak perempuanku yang pertama, umurnya 8 tahun, menangis dan bilang bahwa ia ingin dipeluk ibu. Itu membuatku sedih karena aku tidak bisa memenuhi keinginannya,” tutur Chantel.
Menurut Chantel, proses isolasi merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan baginya. Ia jadi banyak mengalami kecemasan dan berpikir hal-hal yang seharunya tidak ia pikirkan.
“Saat melakukan isolasi, aku merasa ada banyak sekali waktu berkumpul dengan keluarga yang hilang begitu saja,” pungkasnya.
Upaya pencegahan Virus Corona pada ibu hamil
Menurut beberapa penelitian, ibu hamil memang termasuk ke dalam golongan yang rentan terpapar Virus Corona. Meski demikian, jangan panik berlebih, ya, Bun. Rantai penularan tentunya bisa diputus apabila kita bisa disiplin menerapkan upaya pencegahan secara maksimal.
Berikut merupakan upaya pencegahan yang bisa Bunda terapkan, yakni:
- Jaga kebersihan diri seperti sering cuci tangan, juga jaga kebersihan lingkungan sekitar
- Usahakan untuk tetap di rumah saja jika tidak ada hal mendesak
- Gunakan masker saat sakit, dan hindari berada di dekat orang sakit
- Rutin konsultasi ke dokter kandungan selama pandemi. Hal ini bisa dilakukan secara online. Jika terjadi kondisi terkait kehamilan yang sudah menganggu atau gawat darurat, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
- Konsultasi juga apabila Bunda mengalami gejala ringan terkait COVID-19, seperti batuk kering atau pun demam, terlebih jika ada riwayat bepergian atau pun kontak dengan pasien positif.
Itulah beberapa upaya pencegahan Virus Corona yang bisa Bunda lakukan semasa kehamilan.
Semoga bermanfaat!
***
Referensi: The New York Post
Baca juga:
Penelitian: Infeksi COVID-19 pada plasenta bisa sebabkan keguguran dan stillbirth
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.