Memiliki pengalaman melahirkan bayi prematur akan menjadi salah satu cerita yang membuat sebagian ibu lebih was-was, terlebih kalau mengalaminya sampai dua kali. Mengingat bayi prematur memang memiliki kondisi kesehatan yang lebih rentan, sehingga perlu perawatan khusus.
Nyatanya, kondisi ini pernah dialami oleh seorang ibu bernama Linda (nama samaran). Saat melahirkan anak kedua dan ketiganya, Linda harus melahirkan secara prematur. Padahal ketika anak pertama, ia masih bisa melahirkan secara normal.
Pengalaman Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur Dua Kali
Tim theAsianparent Indonesia memiliki kesempatan langsung untuk berbincang bersama Linda tentang pengalamannya melahirkan bayi prematur dua kali. Linda bercerita, pada saat hamil anak kedua dan ketiga, ia mengalami komplikasi kehamilan, sehingga harus melahirkan buah hatinya dalam keadaan prematur, tepatnya pada usia 35 minggu.
Anak Keduanya Harus Dilahirkan Prematur dan Mengalami BBLR
Kala hamil anak kedua, Linda mengalami preeklampsia. Di minggu 35 kehamilannya, saat melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan, ternyata ia memiliki tekanan darah yang cukup tinggi.
“Tekanan darah yakni sekitar 180/100,” ujar Linda bercerita.
Setelah melakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium, ternyata ada protein di urine Linda +2. Sehingga, ia pun langsung melakukan rawat inap di salah satu rumah sakit. Kondisi preeklampsia yang dialami Linda tentu saja harus mendapat penanganan medis sesegera mungkin, agar tidak membahayakan nyawanya dan sang janin.
“Sehari di kamar rawat biasa, besoknya pindah ICU karena obat oral tidak mempan turunin tensi. Butuh obat injeksi dan pantau tensi tiap setengah jam,” lanjut Linda bercerita.
Artikel terkait: Waspadai Preeklampsia Pada Kehamilan
Setelah seminggu mendapatkan perawatan di ruangan ICU, Linda sudah diperbolehkan pulang dengan catatan harus cek tensi secara rutin di rumah dan minum obat anti hipertensi setiap hari.
Akan tetapi, baru enam jam di rumah, Linda mengalami perdarahan karena ada bagian plasenta yang lepas. Tentu saja Linda langsung kembali ke rumah sakit dan mendapatkan prosedur caesar untuk proses kelahiran bayi keduanya.
Anak kedua Linda Mengalami BBLR alias Berat Badan Lahir Rendah, yakni sekitar 1,9 kg, tetapi nilai apgarnya bagus. Setelah menjalani lima hari di perinatal, Linda diizinkan pulang. Namun, ia terus menerus mengalami hipertensi walaupun dokter mengatakan kondisi ini akan berangsur pulih.
Kembali Melahirkan Bayi Prematur di Kehamilan Ketiga
Lantaran memiliki pengalaman preeklampsia di kehamilan kedua, Linda mengalami kehamilan ketiga dengan penuh kewaspadaan. Ia dipantau dengan cukup intensif oleh pihak medis.
Linda tidak berhenti mengalami flek, mulai dari awal kehamilan sampai tiba masa persalinan. Ia juga diberikan aspilet untuk mengencerkan darah karena ada riwayat preeklampsia.
“Tiba-tiba, di minggu 35 usia kehamilan, saya merasakan kontraksi rutin,” papar Linda.
Kontraksi ini mulai terjadi dari subuh, bahkan kontraksi terjadi rutin setiap dua menit sekali. Melihat kondisi yang seperti itu, keluarganya langsung menelepon dokter dan mendapatkan rekomendasi untuk beristirahat, bed rest, dan minum obat anti kontraksi.
Akan tetapi, kondisi ini tidak juga membaik. Linda benar-benar sudah merasa sangat kesakitan sampai tidak bisa tidur. Saat sore hari, ia mengalami perdarahan cukup banyak sampai menggumpal bentuknya. Dokter menyarankan untuk datang langsung ke rumah sakit.
Artikel terkait: Wajib Catat! 11 Komplikasi Kehamilan yang Mungkin Terjadi di Trimester Kedua
Lantaran saat itu sudah mulai lockdown akibat pandemi, prosedurnya cukup lama untuk masuk rumah sakit.
“Semalaman itu 24 jam lebih enggak bisa tidur karena kontraksinya makin kuat dan jedanya sudah semenit. Dokter sudah kasih obat antikontraksi dengan dosis lumayan besar, tapi enggak mempan juga,” kenang Linda.
Saat pukul 4 pagi, ternyata Linda sudah mencapai pembukaan 6. Awalnya proses persalinan akan dilakukan secara normal, tetapi karena kepala bayi masih jauh dari panggul dan perkiraan beratnya yang rendah, akhirnya persalinan dilakukan dengan caesar di jam setengah 6 pagi. Bayinya lahir dengan berat 1,9 kg dalam kondisi sehat walafiat.
Tips Merawat Bayi Prematur
Setelah dua kali mengalami persalinan prematur, Linda memiliki tips untuk merawat bayi prematur. Berikut adalah beberapa tipsnya berdasarkan pengalaman pribadinya.
-
Berikan ASI
Sebagai sumber nutrisi paling lengkap untuk buah hati, ASI tentunya menjadi salah satu cara terbaik untuk membuat buah hati menjadi lebih kuat.
Artikel terkait: 14 Manfaat Menyusui
-
Banyak Jemur Saat Pagi Hari
Menjemur bayi di kehangatan matahari pagi bisa membuatnya menjadi lebih kuat dan merangsang pertumbuhannya. Namun, Bunda perlu memperhatikan waktu menjemur dan cara menjemurnya.
-
Melakukan Kangaroo Mother care
Mengutip dari laman Sehatq, kangaroo mother care bisa menjadi salah satu cara untuk merawat bayi prematur. Caranya adalah dengan meletakkan bayi prematur pada kondisi stabil agar bisa melakukan posisi skin-to-skin (kontak kulit) pada dada ibu.
Lakukan hal ini secara terus-menerus dengan tetap melakukan pemberian ASI eksklusif kepada buah hati.
Itulah kisah Linda, seorang ibu yang melahirkan bayi prematur dua kali. Kalau Bunda sendiri, pernahkah memiliki pengalaman yang serupa?