Beberapa orang tua sering bertanya-tanya, apakah mereka harus merasa khawatir tentang kedipan berlebihan pada anak mereka. Meskipun gejala ini biasanya tidak mengkhawatirkan, tetap sangatlah penting untuk memeriksakannya ke dokter anak atau dokter mata jika mata anak sering berkedip ditambah mengalami gejala lainnya.
Mari simak artikel di bawah ini mengenai penjelasan penyebab mata anak sering berkedip dan bagaimana cara mengatasinya.
Daftar isi
Penyebab Mata Anak Sering Berkedip
Parents, kedipan berlebihan pada anak dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut ini:
1. Alergi
Buah hati Anda mengalami tanda dan gejala seperti di atas.
2. Mata Kering
Adalah penyebab kecil dari kedipan berlebihan pada anak-anak (kurang dari 5%) di mana pemicunya adalah cuaca kering, panas, atau tercemar, menurut laman Ophthalmology.
3. Epiblepharon
Merupakan kondisi bulu mata yang tumbuh ke dalam (trichiasis). Anak dengan epiblepharon cenderung berkedip karena bulu mata yang mengarah ke dalam mengiritasi mata.
Dalam kasus yang tidak terlalu parah, pelumas dapat digunakan atau bulu mata yang terkena dicabut. Sementara ntuk epiblepharon yang lebih parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi kelopak mata dan bulu mata yang terbalik.
4. Kelainan Refraksi
Si kecil mungkin banyak berkedip karena dia tidak dapat melihat dengan jelas sehingga membutuhkan kacamata atau resep kacamata yang diperbarui untuk. Kelainan refraksi yang umum adalah myopia, rabun dekat (hiperopia), dan astigmatisme.
5. Eksotropia Intermiten
Yakni mata keluar dari tempatnya.
6. Strabismus
Kondisi di mana mata anak tidak sejajar atau lebih dikenal dengan istilah juling.
7. Masalah Lainnya dengan Kornea
Termasuk di bagian depan mata, seperti benda asing di mata atau di bawah kelopak mata, abrasi kornea (goresan atau goresan di depan mata), atau konjungtivitis (pinkeye).
8. Stres atau Kecemasan
Anak mungkin mengalami kecemasan dan ketakutan yang dapat diwujudkan dengan seringnya mengedipkan mata.
9. Kebiasaan Tic (Gerakan Tubuh Berulang yang Tidak Disengaja)
Tic, menurut American Academic Ophthalmology, merupakan kebiasaan mengedipkan kedua mata secara bersamaan. Kondisi ini dua kali lebih mungkin terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan di mana gejalanya rata-rata dimulai saat anak berusia 5 tahun.
Umumnya, kedipan tic disebabkan oleh stres, kecemasan, kelelahan, kebosanan, atau sebagai efek samping dari obat ADHD. Dalam kebanyakan kasus, tic tidak berbahaya, terjadi dalam beberapa minggu atau bulan, terkadang berulang di antara episode, dan sembuh tanpa pengobatan.
10. Lingkungan
Seperti perubahan suhu atau kelembapan, cahaya terang, atau nyeri.
Sangatlah jarang berkedip berlebihan menjadi tanda gangguan neurologis yang tidak terdiagnosis atau menyebabkan hilangnya penglihatan. Dan terkadang tidak ditemukan penyebab yang jelas untuk menjelaskan mengapa kedipan terjadi berlebihan. Mintalah anak mengevaluasi kembali jika kedipan terus berlanjut.
Penyebab di atas mungkin tidak terlalu berbahaya dibandingkan dengan penyebab serius seperti yang dijabarkan WebMD berikut ini:
11. Penyakit Wilson
Kondisi genetik langka yang disebabkan oleh terlalu banyak tembaga di tubuh anak.
12. Multiple Sclerosis
Penyakit otak dan sumsum tulang belakang.
13. Sindrom Tourette
Suatu kondisi yang menyebabkan Anda membuat gerakan atau suara yang tidak terkendali.
Mengapa Mata Harus Berkedip?
Menurut sebuah penelitian baru-baru ini yang tidak biasa dan inovatif melansir dari Medical News Today, berkedip adalah petunjuk visual yang dipengaruhi oleh kondisi mata dan juga dampak dari psikologis.
Rata-rata, kebanyakan orang berkedip lebih dari 13.000 kali setiap harinya. Ini menandakan bahwa mata –dalam hal ini kelopak mata- merupakan organ tubuh yang bergerak paling cepat.
Fungsi utama dari kedipan adalah untuk menjaga bola mata tetap terlumasi. Dan tidak hanya itu, masih ada fungsi lainnya mengapa mata berkedip sampai 13.000 kali dalam sehari (orang dewasa).
Berkedip adalah refleks normal yang melindungi mata dari kekeringan, cahaya terang, benda asing, jari, atau kotoran lain yang datang ke arahnya. Berkedip juga mengatur air mata yang menyehatkan dan membersihkan permukaan mata.
Serta dapat meningkat sebagai respons terhadap rasa sakit, cahaya terang, perubahan suhu dan kelembaban, serta isyarat percakapan dan efek psikologis seseorang –peneliti Max Planck Institute for Psycholinguistics di Belanda mengatakan, berkedip selama percakapan memiliki makna tersendiri.
Pada bayi baru lahir, menurut American Association for Pediatric Ophthalmology & Strabismus, tingkat berkedipnya hanya terjadi 2 kali per menit. Kemudian meningkat menjadi 14-17 kali per menit pada masa remaja dan tetap pada tingkat ini selama sisa hidup si kecil.
Artikel terkait: Fenomena Warna Mata Anak Indonesia yang Unik dan Mengagumkan, Apa Penyebabnya?
Bagaimana Anda Tahu Kedipan Mata si Kecil Tidak Normal?
Laman Adult child Eye menjelaskan bagaimana Anda akan tahu jika mata si kecil berkedip berlebihan, yakni jika dalam pemeriksaannya dokter mata menemukan tanda-tanda berikut ini:
- Mata merah dan berair
- Terasa gatal dan anak sering menggosok matanya
- Bengkak
- Berkedip lebih sering dari biasanya untuk mengurangi rasa gatal
- Terkadang dibarengi dengan hidung tersumbat atau pilek
Jika tidak ada tanda-tanda di atas, kedipan yang berlebihan akan berhubungan dengan stres atau kebiasaan tics.
Setelah penilaian, dokter mata anak Anda akan memberi tahu Anda tentang cara mengelola penyebab kedipan berlebihan pada anak, tergantung pada penyebab sebenarnya.
Tetes mata ataupun salep dapat diresepkan jika abrasi atau konjungtivitis didiagnosis. Selain itu, kacamata dapat diresepkan jika kedipan berlebihan disebabkan oleh penglihatan kabur.
Artikel terkait: Mata anak ini juling akibat keseringan main HP, waspada Parents!
Cara Mengevaluasi dan Mendiagnosis Mata Anak Sering Berkedip
Jika anak Anda mengalami mata berkedip terus-menerus, periksakanlah ke dokter mata segera. Dokter mata akan dapat mendiagnosis penyebab gejala berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh yang dilakukannya.
Pemeriksaan tersebut umumnya berupa:
1. Periksa Bagian Depan Mata
Dokter Anda menggunakan mikroskop khusus dengan cahaya terang yang digunakan untuk memperbesar mata (disebut slit lamp). Tujuannya untuk melihat, apakah anak memiliki masalah yang mempengaruhi kornea di bagian depan mata.
Seperti bulu mata yang tumbuh ke dalam, abrasi kornea, konjungtivitis (mata merah), benda asing di mata, atau alergi yang memengaruhi mata atau mata kering.
2. Periksa Kesejajaran Mata
Mata juling (strabismus) terdengar mudah untuk didiagnosis, tetapi beberapa mata anak tidak terlihat bersilangan atau hanya menyilang sebentar-sebentar (tidak setiap saat). Ketika strabismus tidak jelas, dokter mata anak menggunakan tes yang berbeda untuk memeriksa pergerakan mata dan melihat seberapa baik mereka bekerja sama.
3. Periksa Ketajaman Visual
Termasuk membaca grafik mata untuk melihat apakah anak membutuhkan kacamata.
Cara Mengatasi Mata Anak Sering Berkedip Sesuai Penyebabnya
Perawatan untuk berkedip berlebihan tergantung pada penyebabnya. Seperti berikut ini:
1. Bulu Mata yang Tumbuh ke Dalam
Bulu mata atau penyebab iritasi lainnya harus dikeluarkan dulu dari mata.
2. Alergi, Konjungtivitis atau Mata Kering
Dokter mungkin akan merekomendasikan obat tetes mata yang dijual bebas atau resep atau perawatan lain.
3. Abrasi Kornea
Anak Anda mungkin perlu memakai tambalan untuk mengurangi kedipan dan membantu menyembuhkan goresan, pelembap atau tetes mata/salep antibiotik juga dapat digunakan.
4. Kesalahan Refraksi
Kacamata diresepkan ketika kedipan berlebihan disebabkan oleh kesalahan refraksi seperti rabun jauh (miopia).
5. Strabismus
Terkadang kacamata saja bisa meluruskan mata anak. Selain itu, perlu adanya latihan mata atau operasi otot mata untuk menyelaraskan mata.
6. Kebiasaan Tic
Berkedip berlebihan yang disebabkan tic biasanya tidak memerlukan perawatan. Tic perlu memakan waktu berbulan-bulan untuk bisa hilang. Diskusikan dengan dokter anak anak apa yang menjadi pemicu dari tic, serta membantu mengidentifikasi cara untuk mengelola stres, kecemasan, atau kemungkinan pemicu lainnya.
Dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata, salep, atau obat lain jika kedipan mata anak berlebihan terkait dengan cedera mata, infeksi, alergi, atau peradangan. Patch juga dapat membantu penyembuhan mata Anda.
Sementara jika anak memiliki masalah pada bulu mata yang tumbuh ke dalam atau ada sesuatu yang lain, dokter akan membantu mengeluarkannya. Kacamata juga dapat membantu jika itu berkaitan dengan masalah penglihatan, seperti rabun jauh. Dan anak akan melakukan latihan mata atau operasi jika mata Anda perlu disejajarkan (mata juling).
Sedangkan jika masalah mata berkaitan dengan stres, kecemasan, atau tics, dokter akan mengirim anak ke spesialis.
Artikel terkait: 13 Penyakit Mata yang Sering Dialami Orang Dewasa dan Anak Indonesia
Khusus untuk anak dengan masalah tic pada mata:
Jika anak Anda memiliki gejala tic lain (seperti tic vokal yang meliputi batuk atau membersihkan tenggorokan), dokter mungkin akan merujuk si kecil pada ahli saraf. Ini bisa menjadi tanda Tourette Syndrome.
Yang perlu Bunda ingat, berkedip berlebihan sangat jarang diasosiasikan dengan gangguan neurologis atau penyebab hilangnya penglihatan. Meski penyebabnya tidak jelas dan bila Anda merasa khawatir dengan kondisi mata anak, tidak ada salahnya Anda memeriksakannya ke dokter. Nanti dokter akan membantu mencari tahu masalah dan cara mengobatinya.
Excessive Blinking in Children
aapos.org/glossary/excessive-blinking-in-children
Excessive Blinking in Children
www.aao.org/eye-health/diseases/excessive-blinking-children
Excessive Blinking
adultchildeye.com/our-services/paediatric-eye-services/excessive-blinking/
Baca juga:
5 Ciri-Ciri Bayi Tidak Bisa Melihat, Salah Satunya Air Mata Keluar Terus
Amankah Penggunaan Kacamata Blue Light untuk Kesehatan Mata Anak?
Anak Rutin Belajar Daring, Ini 5 Cara Mencegah Kelelahan pada Mata Mereka