Masturbasi sehat, bagaimana caranya?
Di balik pandangan yang mengatakan kalau masturbasi merupakan aktivitas yang tabu dan terlarang, nyatanya justru memiliki dampak positif. Setidaknya hal ini bisa dilihat dan ditegaskan oleh psikiater.
Masturbasi ini bisa diartikan sebagai tindakan merangsang diri sendiri dengan cara menyentuh, memijat atau meraba alat kelamin sendiri untuk mencapai kenikmatan seperti hubungan seksual.
Masturbasi merupakan aktivitas seksual yang paling sering dilakukan di dunia ini. Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 89 persen wanita dan 95 persen pria pernah melakukannya!
Kali ini kami mengulik kiat masturbasi yang sehat berdasarkan sudut pandang seksolog dan psikiater. Apa saja dampak dari masturbasi, baik negatif atau pun positif bagi kesehatan jiwa.
Berikut informasinya untuk Anda!
1. Masturbasi sehat, lakukan dengan tangan yang bersih
Anda tentu telah memahami bahwa tangan merupakan tempat bersarangnya jutaan kuman dan bakteri tak terlihat. Masturbasi sehat tentu saja dilakukan dengan kondisi tangan yang bersih.
Jangan sampai, kenikmatan yang ingin dirasakan justru membuat Anda terinfeksi kuman atau virus lantaran tidak menjaga kebersihan tangan dan alat reproduksi.
Dalam hal ini, psikolog sekaligus seksolog Zoya Amirin,M.Psi.,FIAS menyarankan untuk memastikan tangan bersih ketika akan masturbasi. Tangan yang tidak bersih dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti infeksi saluran kencing.
2. Mastrubasi sehat, gunakan gel pelumas
Salah satu kunci saat melakukan masturbasi adalah menggunakan pelumas. Saat ini di pasaran telah menyediakan beragam jenis cairan pelumas untuk sensasi masturbasi yang tetap aman, higienis dan menyenangkan.
“Tinggalkan cara-cara lama pakai sabun atau pun baby oil. Tapi gunakan pelumas,” kata Zoya.
Ia menambahkan, apabila kurang menyukai pelumas yang beraroma, Anda bisa mengganti dengan pelumas berbahan dasar air, atau aloe vera.
3. Masturbasi yang sehat tidak perlu stimulan pornografi
Jangan sampai ketika masturbasi, Anda sengaja merangsang diri dengan konten-konten pornografi. Pasalnya, konten pronografi justru berisiko memblok pikiran. Sehingga aktivitas otak menjadi drop karenanya.
Zoya Amirin menyarankan untuk memainkan imajinasi sendiri saat masturbasi. “Manjakan imajinasi, ini membuat Anda lebih kreatif ke depannya,” ungkap Zoya.
Bahkan, psikolog dan seksolog Zoya Amirin mengatakan, dengan melakukan masturbasi sehat, Anda diharapkan dapat terlepas dari kecanduan pronografi, dan mendapatkan kehidupan seks yang lebih baik.
4. Masturbasi, mengeksplorasi seksualitas diri
Satu hal yang penting diingat, jangan sampai masturbasi membuat Anda terhalang menjalani aktivitas sosial. Masturbasi justru akan menjadi aktivitas yang tidak sehat jika membuat Anda terhalang melakukan aktivitas dan berinteraksi sosial.
“Daripada main basket mending masturbasi aja lah. Daripada dapat cewek, dikhianati terus, mending aku mastrubasi saja. Ya, nggak begini juga kalau melakukan masturbasi,” ujar Zoya.
Ia menambahkan, dengan masturbasi justru bisa dimanfaatkan untuk lebih memahami peta seksual terhadap diri sendiri. Menurutnya, bagi laki-laki masturbasi bisa dijadikan ‘me time‘, bukan karena tidak puas dengan pasangannya. Masturbasi pun menjadi salah satu cara mengeksplor seksualitas diri.
“Jangan jadikan masturbasi sebagai subtitute pasangan kamu yang sedang tidak available, masturbasi juga tidak membuat lutut kopong. Ini hanya mitos,” tegas Zoya.
5. Masturbasi tidak membuat depresi
Salah satu pandangan yang keliru dan perlu diluruskan terkait dengan pendapat yang mengatakan bahwa masturbasi bisa membuat seseorang depresi.
dr. Andri, Sp.KJ, FAPM selaku psikiater menegaskan hal itu jelas tidak benar. Menurutnya, melakukan masturbasi merupakan suatu hal yang wajar. Terutama bila dilakukan dengan kesadaran dan pikiran yang baik.
“Wajar, ini adalah suatu proses yang harus dilalui, apalagi kalau kondisinya belum memiliki pasangan.”
Ia menambahkan, bagi yang belum mampu menikah masturbasi bisa menjadi jalan yang aman untuk menyalurkan kebutuhan seksual.
dr. Andri menambahkan, dari sisi medis masturbasi tidak akan menyebabkan gangguan depresi atau kecemasan. Justru, masturbasi dapat menyebabkan kecemasan dan depresi apabila dilakukan dengan perasaan bersalah.
“Hasrat seksualitasnya tidak bisa ditahan, dia jadi kepengen dan melakukannya (masturbasi) lalu merasa menyesal, merasa bersalah, itulah yang bisa menyebabkan gangguan depresi,” ujarnya.
6. Masturbasi sehat bantu meningkatkan sistem imun tubuh?
Dikutip dari health.com, Departemen Psikologi Medis di University Clinic of Essen, Jerman, yang diterbitkan dalam jurnal Neuroimmunomodulation pada tahun 2004 pernah bereksperimen.
Percobaan dilakukan pada 11 peserta laki-laki. Mereka yang mencapai orgasme setelah masturbasi diketahui mengalami peningkatan jumlah sel darah putih.
Namun, Gail Saltz, MD profesor psikiatri di New York mengatakan bahwa hanya ada sedikit penelitian menunjukkan bahwa reaksi kimia yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh rangsangan seksual.
“Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada penelitian yang spesifik mengatakan bahwa masturbasi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara mencegah atau membantu melawan infeksi,” kata Dr. Saltz.
Jadi, akankah masturbasi mencegah anda terkena sakit? Singkatnya, tidak.
Selain itu, di laman health.com , Timothy Mainardi, MD, seorang ahli alergi dan imunologi yang berbasis di New York City juga mengatakan, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh tentu saja harus dimulai dengan diet dan olahraga.
“Cara paling penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar berfungsi normal adalah cara kuno yang tak seorang pun suka membicarakannya: diet dan olahraga,” ujarnya.
****
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
baca juga :
Hati-Hati, Ini 5 Dampak Jika Sering Masturbasi, Nomor 3 Bisa Ancam Rumah Tangga
Masturbasi saat hamil, baik atau buruk untuk janin? Begini penjelasannya!
"Aku Melihat Anakku Masturbasi" – Lalu Apa Tindakan Ibu Ini?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.