Varian baru virus Covid-19 terus bermunculan. Terbaru, virus corona B.1.1.529 atau Omicron terdeteksi di sejumlah negara. Di Hongkong, penularan virus tersebut dihubungkan dengan penggunaan masker katup.
Masker jenis katup merupakan masker yang dilengkapi dengan ventilasi udara yang membuat sirkulasi udara lebih lancar. Jenis masker tersebut sering digunakan dengan alasan menghindari pengap. Lubang yang terdapat dalam masker tersebut memungkinkan embusan napas pengguna lebih mudah keluar.
Di balik kenyamanan yang ditawarkan, penggunaan masker katup ternyata disebut-sebut sebagai biang kerok penyebaran Virus covid-19 varian Omicron. Berikut penjelasan selengkapnya!
Artikel Terkait: Waspada Varian COVID-19 Omicron di Indonesia, 2022 Bakal Sulit Diprediksi
Masker Katup Jadi Penyebab Penularan Varian Covid-19 Omicron
Sumber: freepik
Penggunaan masker yang dilengkapi dengan katup ditengarai menjadi penyebab penyebaran virus corona varian Omicron. Hal tersebut didasari atas investigasi yang dilakukan oleh ahli mikrobiologi Yuen Kwok Yung dari Universitas Hong Kong.
Melansir Washington Post, otoritas kesehatan masyarakat di Hongkong memeriksai dua pelancong yang dikarantina di Regal Airport Hotel. Yuen menemukan salah satu dari dua orang yang terinfeksi menggunakan masker yang berkatup. Ia menggunakan masker tersebut saat membuka pintu hotel untuk mengambil makanan atau membuang sampah. Terkadang, ia juga tidak menggunakan masker.
Seorang tamu pria berusia 36 tahun di hotel itu, yang tiba dari Afrika Selatan pada 11 November, dinyatakan positif terkena virus corona dua hari kemudian. Menurut departemen kesehatan Hong Kong, tamu tersebut terkadang membuka kamar hotelnya tanpa masker bedah yang tepat. Partikel virus tersebut diduga menular melalui sirkulasi udara yang kurang baik.
Artikel Terkait: Lebih Menular, Varian Baru COVID-19 Virus Omicron Diprediksi Picu Gelombang Ketiga
Masker Katup Dinilai Egois dan Membahayakan
Sumber: freepik
Penemuan kasus tersebut membuat Yuen Kwok Yung menyarankan kepada Pemerintah Hong Kong untuk melarang penggunaan masker katup. Yuen menyebut masker berkatup merupakan masker yang egois. Masker tersebut didesain berventilasi untuk menyaring udara yang masuk. Sayangnya, ketika udara diembuskan melalui katup tidak dapat disaring dengan sempurna.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. juga telah memperingatkan agar tidak mengenakan masker wajah dengan katup atau ventilasi pernafasan. Hal tersebut disebabkan masker jenis itu dapat membiarkan partikel virus keluar. Bahkan, di Amerika beberapa maskapai besar telah melarangnya.
Selaras dengan kebijakan tersebut, ahli pernapasan dari RS Paru Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K) mengungkapkan bahaya penggunaan masker berkatup.
“Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan,” ujar dr Agus dikutip dari Detik Health.
Ini Jenis Masker yang Disarankan
Sumber: freepik
Masker jenis katup dinilai turut memicu penularan Covid-19 varian Omicron. Bahkan, jenis masker ini telah dilarang penggunaannya. Lalu, masker jenis apa yang paling tepat digunakan?
Ada berbagai jenis masker yang bisa digunakan oleh masyarakat seperti masker medis dan masker kain yang terdiri dari dua lapisan. Kemudian masker N95 yang biasa digunakan para petugas medis.
Melansir Detik Health, dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K) menyarankan penggunaan masker dobel untuk masyarakat, yakni dengan penggunaan masker bedah dan masker kain.
“Kalau masker bedah dan masker kain hanya memfiltrasi kurang dari 70 persen partikel sehingga tidak cocok untuk penggunaan medis. Tapi kalau untuk masyarakat disarankan menggunakan double mask,” ungkapnya.
Selain itu penggunaan masker juga harus tepat, seperti menutup hidung, mulut, hingga dagu. Jangan terlalu sering menyentuh masker. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai masker.
Artikel Terkait: Ini Langkah Pemerintah Cegah Penyebaran Virus Omicron di Indonesia Tanpa Lockdown
Apa itu Covid-19 Varian Omicron?
Sumber: freepik
Melansir laman WHO, Varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO (World Health Organization) ditemukan di Afrika Selatan pada 24 November 2021. Varian tersebut mengalami sejumlah mutasi yang sebagainya dalam kategori mengkhawatirkan.
Pada 26 November 2021 WHO telah menetapkan varian terbaru B.1.1.529 sebagai variant of concern (VOC) dengan kode Omicron. Virus tersebut disebut-sebut pertama kali muncul di Bostwana Afrika Selatan dalam laporannya WHO mencantumkan ‘multiple countries’ di kolom dokumentasi awal.
Lantas apakah virus varian tersebut sudah terdeteksi di Indonesia? Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan hingga saat ini varian Omicron belum terdeteksi di tanah air.
“Sampai sekarang Indonesia belum teramati adanya varian Omicron,” ungkap Menkes dalam konferensi pers di Kanal YouTube Kemenko Bidang Maritim dan Investasi.
Menkes menambahkan varian terbaru berpotensi menimbulkan lonjakan kasus. Berdasarkan seperti alfa, delta, dan gama yang selalu memicu peningkatan kasus setelah tarian tersebut dideteksi.
Itulah penjelasan mengenai penggunaan masker jenis katup yang diduga menjadi penyebab penyebaran virus Corona varian Omicron. Selain memperhatikan jenis masker yang digunakan, masyarakat sebaiknya kembali menerapkan protokol kesehatan yang telah disarankan oleh pemerintah.
Baca Juga:
Sedih! Baru berusia 30 jam, bayi ini positif terinfeksi virus corona dari sang ibu
Tak perlu panik! Lakukan ini untuk mencegah terpaparnya virus corona
Setelah China kini Korea darurat Virus Corona, ini kiat agar tidak terpapar!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.