Di masa pandemi seperti saat ini, baru terasa bahwa kesehatan adalah investasi sangat berharga. Bagi Parents yang bekerja kantoran mungkin sudah mendapat fasilitas asuransi kesehatan. Namun, itu pun tak menutup kemungkinan untuk mencari manfaat asuransi kesehatan tambahan, selain yang sudah didapat dari kantor.
Memiliki asuransi kesehatan tentu saja memberikan beragam manfaat. Secara umum, inilah contoh manfaat yang dapat Parents rasakan, antara lain:
- Meminimalkan risiko, dalam hal ini risiko fisik dan finansial. Asuransi kesehatan membantu Anda jika terkena penyakit dan harus melakukan pengobatan yang membutuhkan biaya fantastis.
- Efisien. Mengingat saat ini asuransi kesehatan menyediakan sistem klaim dana asuransi kesehatan dengan kartu anggota atau cashless.
- Melatih manajemen keuangan. Saat membeli polis asuransi, mau tak mau Anda harus mengeluarkan sejumlah uang untuk pembayaran premi. Secara tak langsung, ini melatih Parents menentukan skala prioritas.
- Bentuk investasi kesehatan agar lebih menghargai kesehatan.
- Sebagai cara mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, setiap asuransi memiliki fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan pemegang polis.
Serba Serbi Manfaat Asuransi Kesehatan
Beberapa waktu lalu, saya berinisiatif mengikuti Instagram Live yang membahas isu cukup menarik yakni ‘Punya Asuransi dari Kantor, Apakah Sudah Cukup?’ bersama Samuel Ray selaku Praktisi HRD dan Astra Life Indonesia. Berlangsung selama 2 jam, saya merangkum beberapa pertanyaan yang banyak ditanyakan pekerja.
Q: Pentingkah memiliki asuransi tambahan walaupun sudah mendapat fasilitas dari kantor?
Lama berkecimpung di dunia HRD, Samuel menuturkan bahwa menambah asuransi di luar fasilitas kantor adalah hal yang bijak dilakukan. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan, apalagi perusahaan biasanya tidak menanggung semua biaya kesehatan.
“Ada baiknya punya, ya. Seperti aku di kantor itu semakin tinggi jabatannya biasanya platform asuransi yang didapat semakin tinggi. Nah, sebelum menentukan perlu nggak kita tambah di luar, coba deh, cek apa saja yang sudah tercakup di asuransi kantor. Misal kalau istri atau anak perlu dirawat di rumah sakit, sejauh apa kantor menanggung biayanya itu perlu jadi perhatian,” tutur Samuel.
Keputusan Samuel menambah asuransi terbersit saat ia menemani sang ibunda yang harus menjalani pengobatan penyakit berat. Kala itu, fasilitas kesehatan terbatas membuat sang ibu terpaksa mengeluarkan dana pribadi untuk pengobatan. Samuel bahkan memutuskan menyokong dalam hal finansial demi kesembuhan ibunda.
Pertimbangan lain kala anak Samuel yang masih kecil harus masuk rumah sakit dan saat itulah ia sadar pelayanan yang didapat jauh dari kata memuaskan.
“Pulang dirawat, anak gue malah tambah sakit dan rewel. Itu jadi titik balik gue untuk punya asuransi tambahan,” sambungnya.
Q: Pembayaran premi asuransi sebaiknya berapa persen dari alokasi gaji?
“Kalau gue melihatnya, sih, bukan dari alokasi sekian persen ya, tetapi sebesar apa risiko yang ingin dialihkan. Misalnya, kita ingin terhindar dari penyakit berat seperti kanker atau diabetes, carilah produk asuransi yang fokus dengan risiko itu,” ujar Samuel.
Penulis buku Lagi Probation ini pun memaparkan salah satu kunci penting sebelum memikirkan asuransi tambahan, yakni kesiapan dana darurat. Idealnya, siapkan dana darurat sebesar 3-12x pengeluaran bulanan sesuai kondisi masing-masing.
Q: Lebih baik mana, asuransi tradisional atau unit link?
Ragam produk asuransi membuat masyarakat bebas memilih. Ada produk asuransi kesehatan murni, bahkan ada juga produk asuransi unit link yang memungkinkan Anda untuk proteksi diri sekaligus menabung dana investasi.
“Setiap produk ada alasannya, bedanya memang unit link ada komponen investasi. Sesuaikan dengan kebutuhan, gue pribadi mending dipisah bayar premi (asuransi murni) sama investasi, tergantung preferensi pribadi,” tukas Samuel.
Q: Tips atau hal apa yang sebaiknya diperhatikan saat memutuskan membeli asuransi tambahan?
Pertama, perhatikan episode kehidupan dan perhatikan riwayat penyakit keluarga. Bila anggota keluarga besar cenderung memiliki genetik penyakit berat, utamakan membeli asuransi penyakit kritis yang belum tentu ditanggung kantor secara keseluruhan. Bila seluruhnya sudah ditanggung, pertimbangkan produk asuransi jiwa sebagai proteksi untuk anggota keluarga.
Kedua, lihat tipikal diri. Ada pribadi yang memilih membayar polis karena lebih praktis. Namun, ada juga orang yang lebih memilih mengumpulkan dana tunai karena memiliki perhitungan sendiri jika suatu saat terkena penyakit. Parents termasuk yang mana?
Ketiga, jadilah pembeli cerdas. Bertindaklah sebagai buyer kritis dan jangan segan bertanya A-Z terkait produk yang akan dibeli kepada agen asuransi terkait. Umumnya agen asuransi yang rajin akan memberikan simulasi produk mencakup isi polis asuransi, biaya premi sesuai usia, juga biaya pertanggungan yang berhak didapat.
Samuel Ray bahkan tak sungkan meluangkan waktu untuk mengobrol dengan beberapa agen merek asuransi sekaligus untuk mendapat pencerahan sebelum memutuskan. Kumpulan informasi akan ia rangkum dalam kolom sheet sebagai perbandingan.
“Intinya, pelajari produk dengan baik supaya nggak beli kucing dalam karung,” tegasnya.
Tak kalah penting, jangan malas membaca kontrak. Atas dasar kepercayaan atau alibi sudah mengenal agen dengan baik, banyak orang enggan menyisihkan waktu membaca polis asuransi. Padahal, lembaran halaman inilah penentu apa saja hak pertanggungan yang akan didapat.
“Satu hal yang suka luput, pengecualian apa yang tidak termasuk dalam polis itu orang suka nggak tahu. Ada beberapa asuransi yang tidak menanggung satu kondisi, contoh riwayat sakit yang pernah diderita. Umpama kena lagi, ya nggak ditanggung.
Terus juga asuransi penyakit kritis macam-macam bentuknya, ada yang klaimnya turun setelah pasien terdiagnosis dan dilihat juga level sakit kritisnya seberat apa. Jadi, kritisi agen asuransinya supaya manfaat yang terasa optimal.
Kesimpulannya, nggak ada salahnya menambah asuransi kesehatan tambahan. Fasilitas kantor, kan, hanya dirasakan pas kita mengabdi, kalau sudah nggak kerja mesti menanggung sendiri”, pungkas Samuel.
Wah, ternyata penting juga, ya, Parents memikirkan manfaat asuransi kesehatan tambahan, walaupun sudah ada dari tempat bekerja saat ini. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
Sering Disepelekan, Ini 5 Manfaat Pentingnya Mencatat Pengeluaran Harian
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.