Di beberapa budaya di Indonesia, ada kebiasaan memberikan madu segera setelah bayi baru lahir. Padahal, memberi madu pada bayi adalah hal berbahaya bagi kesehatannya, terutama jika si bayi belum genap berusia 1 tahun.
Memberi madu pada bayi di bawah satu tahun, bisa mengakibatkan penyakit botulisme akibat racun di usus bayi yang ditimbulkan oleh paparan bakteri dari madu.
Berikut ini adalah kisah salah satu bayi yang mengalami botulisme, ia berhasil bertahan hidup hingga bisa merasakan menjadi seorang ibu. Ia membagikan kisahnya sebagai bahan peringatan pada semua orang.
Seorang ibu memperingatkan bahaya memberi madu pada bayi
Bahaya memberi madu pada bayi. Image: screengrab Scary Mommy/ Kelli Tager
Kelli Tager memiliki bekas luka di lehernya, dia sering mendapatkan pertanyaan mengenai ‘lubang di lehernya’, namun ia selalu mengabaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kini, ia telah menjadi seorang ibu, dan mengetahui dari pengalaman pribadinya akan bahaya memberi madu pada bayi, ia memberikan peringatan pada semua orang untuk tidak melakukannya.
Dulu, ketika Kellie berusia 6 bulan, ia terkena botulisme. Dia berbagi kisah bahwa di usia tersebut, orangtuanya mulai mengenalkan berbagai macam makanan padanya. Seperti oatmeal, yogurt, mustard, hingga madu.
Tak lama kemudian, sang ibu menyadari bahwa ada yang aneh pada diri Kellie. Saat membawanya ke rumah sakit, dokter mengatakan bahwa Kellie hanya terkena demam. Namun, sang ibu tetap cemas, apalagi ketika Kellie tidak bisa menyusu dengan baik, hingga ASI keluar dari mulutnya akibat ia kesulitan menelan.
“Saya segera dilarikan ke rumah sakit, diberikan asupan dengan selang lewat hidung dan menjalani oeprasi tracheotomy (melubangi leher untuk membantu melancarkan pernapasan),” ujar Kellie mengenang.
“Saya menjadi lumpuh di bagian kepala (termasuk mata) hingga ke kaki. Ibu saya bilang saya terlihat seperti boneka kain. Saya tidak bisa bergerak, tidak bisa menelan, tidak bisa bernapas.”
Dokter tidak tahu penyebab pasti kondisi Kellie
Kasus botulisme akibat pemberian madu pada bayi baru sekarang-sekarang ini disadari di dunia medis. Sehingga saat Kellie mengalami gejala botulisme, dokter sama sekali tidak tahu apa penyebabnya.
“Setengah dari dokter menyangka saya kena tumor otak. Tapi orangtua saya tidak puas dengan diagnosis tersebut. Untungnya dokter lain berpikir itu adalah sesuatu yang lain, mereka hanya tidak tahu itu apa.”
Para dokter tidak yakin Kellie akan bisa berjalan, sehingga dia menjalani beberapa terapi. Motorik halus Kellie juga mengalami dampak yang buruk. Namun, ia tetap berjuang menghadapi semua itu, hingga ia berhasil pulih.
Dua tahun kemudian setelah kasus Kellie terjadi, pihak medis baru menemukan adanya penyakit botulisme pada bayi akibat pemberian madu yang terlalu dini.
Artikel terkait: Bahaya madu untuk bayi di bawah 1 tahun
Pesan Kelli untuk semua orangtua
“Saya mendengar orang-orang mengoleskan madu pada dot bayi, karena tidak ada yang melarang mereka.”
Kelli merasa masih banyak orangtua yang belum sadar betapa bahayanya memberi madu pada bayi di bawah usia satu tahun, dan dampaknya bisa mematikan.
“Sebarkan hal ini. Saya tidak sedang mencari ketenaran akan pengalaman saya hampir mati saat bayi. Namun, saya hanya ingin meminta kalian untuk menyebarkan peringatan kepada teman dan keluarga, bahwa memberi madu pada bayi di bawah usia 1 tahun bisa mengakibatkan terjadinya hal yang fatal,” tutup Kellie
Semoga pengalaman Kellie bisa menjadi bahan pelajaran bagi kita semua, hindari pemberian madu untuk bayi di bawah usia 1 tahun. Bahkan sebelum bayi berusia 6 bulan, dia hanya boleh diberi ASI atau sufor. Sistem pencernaannya masih terlalu lemah untuk memroses makanan lain selain ASI dan sufor.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Bayi 6 bulan meninggal karena diberikan madu, peringatan untuk Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.