Lupus adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh kelirunya fungsi kekebalan tubuh. Bagaimana jika kondisi medis ini dialami oleh seorang ibu hamil. Apa risiko dan bagaimana menangani penyakit lupus pada ibu hamil agar janin tetap sehat?
Penyakit lupus pada ibu hamil, apa saja yang harus diwaspadai?
Dilansir dari Better Health, sistem kekebalan tubuh manusia dirancang untuk mengidentifikasi benda asing (seperti bakteri dan virus) dan menyerang mereka untuk menjaga kita tetap sehat.
Namun, pada penderita lupus, sistem kekebalan tubuh mereka secara keliru menyerang jaringan-jaringan sehat tertentu termasuk kulit, persendian, ginjal dan selaput jantung juga paru-paru. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang berkelanjutan.
Karena alasan ini, penting bagi penderita lupus untuk merencanakan kehamilan dengan cermat. Kondisi kesehatan Anda harus terkendali dan sebaik mungkin. Semakin sehat Anda sebelum hamil, semakin besar kemungkinan Anda memiliki janin yang sehat.
Sebelum hamil Anda baiknya berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk berhenti minum obat tertentu, beberapa bulan sebelum mencoba hamil.
Dalam beberapa kasus, ada pengurangan gejala lupus selama kehamilan. Lupus Anda cenderung selama kehamilan, jika kondisi Anda cukup stabil sebelum hamil.
Menjaga janin tetap sehat meski bumil menderita lupus
Kebanyakan Bumil dengan lupus dapat memiliki bayi yang sehat, namun terkadang komplikasi dapat terjadi. Itulah mengapa sangat penting bagi Anda untuk merencanakan kehamilan dan bekerja sama dengan tim kesehatan, untuk memastikan Anda sesehat mungkin sebelum, selama dan setelah kehamilan.
Penting juga bagi Anda untuk mengetahui kemungkinan masalah kehamilan yang mungkin terjadi, sehingga Anda dapat segera mendapatkan penanganan medis yang layak. Banyak dari masalah ini dapat dicegah atau ditangani secara efektif, jika gejalanya diketahui lebih awal. Berikut adalah beberapa masalah yang dapat terjadi selama kehamilan yang harus Anda perhatikan:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Bayi Anda mungkin dilahirkan dengan berat badan lahir rendah.
- Pre-eklampsia, gejalanya meliputi tekanan darah tinggi dan jumlah protein berlebihan di urin Anda.
- Persalinan prematur.
- Peningkatan risiko keguguran.
Untuk menjaga janin tetap sehat, penting untuk memonitor secara cermat tingkat pertumbuhan janin untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Dianjurkan agar Anda untuk rutin berkonsultasi dengan ahli rheumatologist dan dokter spesialis kandungan selama kehamilan Anda.
***
Ingin tahu perkembangan janin dan bayi Anda? Yuk bergabung bersama jutaan Parents lainnya berbagi kisah dan pengalaman di aplikasi theAsianparent dengan klik banner di bawah ini!
Baca juga:
Menderita Lupus saat hamil, apa risikonya bagi ibu dan janin?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.