Parents mungkin pernah melihat bintik-bintik cokelat pada wajah orang lanjut usia. Biasanya, ini tampak seperti flek hitam biasa tidak menonjol atau permukaannya rata dengan kulit. Tahukan Parents, bintik-bintik coklat tersebut bisa jadi adalah lentigo.
Bintik cokelat ini biasanya muncul di bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari dan polusi. Seiring bertambahnya usia, bintik-bintik yang muncul semakin jelas. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan muncul di usia muda.
Lantas, apakah semua bintik bintik cokelat pada kulit disebut lentigo? Cari tahu jawabannya dengan membaca ulasan selengkapnya berikut ini!
Pengertian Lentigo
Lentigo adalah salah satu hiperpigmentasi atau perubahan warna kulit, umumnya berupa bintik-bintik cokelat. Lentigo biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi muncul berkelompok pada permukaan kulit atau disebut juga lentigines.
Memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, hiperpegmentasi ini terbentuk akibat paparan sinar UV yang terus-menerus. Melanosit berkumpul pada area terpapar dan membentuk bintik-bintik cokelat pada kulit.
Gejala Lentigo
Lentigines berupa bintik-bintik cokelat bahkan tampak kehitaman. Bentuknya bulat atau tidak beraturan dan muncul di area tubuh yang sering terpapar polusi dan sinar matahari.
Bintik-bintik ini sering ditemui pada area wajah seperti di bawah mata, sekitar hidung, juga terdapat di area bahu, lengan, dan kaki. Biasanya bintik cokelat ini tidak gatal, tidak nyeri, perih atau tidak menyebabkan gejala lain.
Artikel terkait: Mengenal Penyakit Menguliti Kulit Sendiri atau Dermatillomania, Gejala hingga Pengobatannya
Jenis Lentigo dan Penyebabnya
Terdapat beberapa jenis lentigo yang dibedakan berdasarkan penyebab dan lokasinya. Apa sajakah itu?
- Lentigo simplex, biasanya terjadi pada masa kanak-kanak bahkan saat bayi baru lahir. Bintik-bintik muncul di area hidung, lengan, dan kaki. Kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik dan dapat hilang seiring pertumbuhan sang anak.
- Lentigo surya, yaitu bintik-bintik cokelat yang timbul akibat paparan sinar radiasi UV dari matahari. Biasanya muncul di area wajah, tangan, bahu, dan lengan. Bintik-bintik ini tumbuh seiring bertambahnya usia, karena itu umumnya disebut spot penuaan. Umumnya bersifat kering dan perlahan bintik-pintik tersebut membesar atau meluas.
- Lentigo noda hitam, biasanya terjadi pada mereka yang memiliki kulit terang. Bintik ini muncul setelah terbakar sinar matahari yang cukup lama. Biasanya, jumlahnya lebih sedikit dibanding lentigo surya. Warnanya cokelat tua hingga hitam.
- PUVA lentigo, muncul pada pasien eksim dan psoriasis pasca terapi ultraviolet A dan psoralen.
- Tanning bed lentigo, muncul setelah seseorang terpapar alat yang memancarkan radiasi UV di dalam ruangan untuk mendapatkan tampilan kulit eksotis. Inilah yang menjadi alasan mengapa tanning bed secara berlebihan tidak dianjurkan.
- Lentigo radiasi, biasanya terjadi pada pasien -pasien kanker yang menjalani terapi radiasi, munculnya di area kulit yang terpapar radiasi.
Faktor Risiko Lentigo
Setiap orang baik tua maupun muda, perempuan maupun laki-laki bisa memiliki lentigines. Berikut ini faktor risikonya yang perlu Parents ketahui:
- Memiliki kulit terang, orang-orang yang memiliki kulit terang cenderung memiliki resiko yang lebih tinggi.
- Sering terpapar sinar matahari, sehingga menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit
- Orang yang melakukan tanning bed.
- Riwayat terapi radiasi, seperti pada pasien eksim, psoriasis, dan kanker.
Diagnosis Dan Pengobatan Lentigo
Lentigo dan kanker kulit mempunyai kesamaan sehingga sulit dibedakan. Jika bintik bintik cokelat pada kulit ukurannya berubah secara cepat, berubah warna menjadi kemerahan, dan timbul gejala lain, maka perlu diperiksakan ke dokter untuk menetapkan diagnosisnya.
Diagnosis Lentigo
Pada penegakan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bintik-bintik yang timbul di permukaan kulit. Kemudian menilik gejala atau keluhan lain yang dirasakan pada area bintik-bintik tersebut. Pada kasus yang lebih serius, perlu dilakukan pemeriksaan biopsi untuk memastikan bahwa bintik tersebut merupakan hiperpigmentasi biasa atau kanker kulit.
Pengobatan Lentigo
Keberadaan lentigines tidak memerlukan pengobatan atau perawatan medis tertentu, karena bukan termasuk masalah medis yang serius. Tetapi untuk kepentingan estetika, Parents bisa mengurangi atau menghilangkan lentigines dengan cara sebagai berikut:
- Menggunakan krim pemutih yang mengandung hydroquinon atau retinoid. Krim ini dapat memudarkan bintik-bintik pada kulit. Hydroquinon dan retinoid aman digunakan pada kulit dengan dosis pemakaian tertentu, diskusikan dengan dokter kulit terkait dosis yang aman.
- Chemical peeling atau pengelupasan kimiawi. Perawatan ini bertujuan agar terjadi pengelupasan kulit sehingga kulit dapat membentuk lapisan baru.
- Krioterapi atau pembekuan, terapi ini bertujuan untuk menghancurkan melanosit atau menghancurkan hiperpigmentasi yang terbentuk pada kulit agar kulit tampak lebih cerah.
- Terapi cahaya atau laser untuk menghancurkan penghasil melanosit.
Pencegahan Lentigo
Berikut ini beberapa tips pencegahan yang bisa Parents terapkan:
- Hindarilah paparan sinar matahari, terutama jam 10 pagi hingga jam 2 siang. Sinar matahari pada jam tersebut memiliki intensitas yang tinggi.
- Saat berada di bawah terik matahari, gunakan topi dan pakaian yang panjang untuk menghindari paparan sinar matahari langsung ke kulit.
- Aplikasikan tabir surya minimal SPF 30 untuk melindungi kulit dari UVA dan UVB. Gunakan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan. Tabir surya biasanya bertahan hingga 2 jam sehingga perlu melakukan diaplikasi ulang setelah 2 jam.
Artikel terkait: Hematoma Adalah Gumpalan Darah Akibat Cedera, Beda dengan Memar Biasa
Kapan Harus Ke Dokter?
Secara umum, hiperpigmentasi ini tidak berbahaya bagi kesehatan. Namun, apabila bintik-bintik cokelat tersebut telah menunjukkan gejala seperti:
- terjadi perubahan warna menjadi tampak kemerahan,
- terasa panas jika di sentuh,
- timbul rasa nyeri,
- ukuran bintik melebar dengan cepat,
- timbul rasa gatal
segera periksa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, ya.
Semoga informasi ini bermanfaat, Parents!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Skleroderma, Penyakit Langka yang Mengintai Perempuan dan Belum Ada Obatnya
Penyakit Tukak Lambung: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Eklampsia – Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.