Kutu rambut mudah menular sehingga seringkali dijumpai pada anak-anak.
Guru di Belanda peduli kutu rambut
Gangguan konsentrasi belajar bisa diakibatkan oleh parasit yang berdiam di kulit kepala, yaitu kutu rambut.
Suatu hari teman saya yang tengah meraih gelar doktor di Belanda bercerita tentang kebijakan sekolah anaknya di kelas persiapan (setingkat TK dan kelas 1 SD) yang secara rutin melakukan pemeriksaan fisik dan psikis siswa usai libur panjang.
Salah satunya adalah pemeriksaan bagian kepala. Bila di kepala siswa terdapat kutu, maka orangtua siswa yang bersangkutan akan mendapatkan surat peringatan untuk membersihkan kepala anaknya dari kutu tersebut.
Jujur saja, saya agak geli pada mulanya mendengar cerita tersebut. Karena di Indonesia, urusan kutu rambut adalah hal yang lazim dan tidak pernah menjadi perhatian guru di sekolah.
Urusan kutu rambut menjadi urusan pribadi antara anak dengan orangtua, bukan antara murid dengan guru. Tidak adanya himbauan tegas dari guru serta kurangnya inisiatif dan keseriusan orangtua untuk membasmi parasit yang menyerang anak-anak telah menjadi lingkaran yang sulit untuk putus.
Namun ternyata urusan ini menjadi hal penting bagi anak-anak yang bersekolah di Belanda.
Mengapa guru-guru sekolah di negri Kincir Angin itu begitu peduli dengan urusan kutu rambut?
Dalam suratnya yang bersifat ‘urgent’ pihak sekolah mengingatkan bahaya kutu rambut yang bisa mengganggu konsentrasi siswa – akibat sering menggaruk bagian yang gatal. Selain itu kutu tersebut mudah menyebar dari satu siswa ke siswa lainnya, sehingga dinilai mampu membahayakan proses pembelajaran.
Kutu rambut (pediculus capitis) merupakan parasit yang memiliki produktivitas tinggi, yaitu mengeluarkan telur antara 6-8 butir perhari. Telur-telur ini ditempelkan pada pangkal rambut dengan pelekatan yang kuat dan akan menetas dalam waktu singkat. Dan kemudian menjadi kutu dewasa yang siap bertelur dalam jangka waktu 9 hari.
Siklus hidup parasit ini cukup singkat hanya 30 hari di kulit kepala dan dua hari di luar tubuh manusia. Namun, dengan produktivitas yang tinggi, kutu ini amat mengganggu konsentrasi, terutama bagi anak-anak sekolah.
Gejala kepala si kecil berkutu:
1. Gatal
Rasa gatal yang luar biasa diakibatkan oleh cairan di mulut kutu ketika hendak menghisap kulit kepala. Rasa gatal inilah yang membuat anak-anak kehilangan konsentrasinya dalam belajar.
2. Tanda merah
Tanda merah bekas gigitan kutu biasanya terdapat di permukaan kulit di bagian-bagian tertentu. Seperti : permukaan kulit kepala, tengkuk dan di belakang telinga.
3. Telur
Telur kutu biasanya tampak seperti butiran-butiran putih yang menempel pada rambut dan sukar dilepaskan.
Parasit ini juga amat sulit dibasmi, sebab tidak hanya menyerang anak-anak melainkan juga orang dewasa. Terlebih, mereka juga menyukai rambut-rambut yang sering dikeramas.
Cara penyebaran kutu rambut
1. Melalui sentuhan
Kutu rambut mudah sekali berpindah tempat melalui sentuhan yang terjadi antar rambut maupun pakaian yang saling menempel.
2. Melalui pertukaran barang-barang pribadi
Misalnya handuk, baju, penutup kepala.
Apabila kutu mulai menyerang kepala anak Anda, klik di sini untuk mendapatkan cara menghilangkan kutu rambut secara alami.
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.
Referensi : kuturambut.org, www.constiti.com
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.