Keutamaan puasa ayyamul bidh bagi umat Islam yang melaksanakannya sangatlah besar.
Puasa ayyamul bidh hukumnya sunah muakkad, yaitu sangat dianjurkan. Puasa satu ini dilakukan pada tanggal 16, 17, dan 18 di setiap pertengahan bulan pada penanggalan Hijriyah.
Terkecuali, pada bulan Ramadan karena umat Islam melakasanakan ibadah puasa wajib satu bulan penuh di bulan tersebut.
Selain pada bulan Ramadan, puasa ayyamul bidh juga tidak dilakukan pada tanggal 13 Zulhiljah.
Sebab, itu merupakan hari raya tasyrik, di mana termasuk ke dalam waktu-waktu yang dilarang bagi umat Islam untuk berpuasa.
Jika seseorang tetap ingin melaksanakan puasa ayyamul bidh pada pertengahan bulan Zulhijah, maka bisa digantikan dengan hari lainnya.
Nah, di Desember 2024 ini, jadwal puasa ayyamul bidh jatuh pada tanggal sebagai berikut:
- Minggu, 15 Desember 2024
- Senin, 16 Desember 2024
- Selasa, 17 Desember 2024
Ketiga tanggal tersebut merupakan puasa ayyamul bidh di bulan Desember 2024, Parents.
Bagi Anda yang mau melaksanakannya, bisa dilakukan secara berurutan dari hari Rabu. Namun, apabila tidak dilaksanakan secara berurutan juga tidak apa-apa.
Lantas, apa niat puasa ayyamul bidh beserta keutamaannya? Yuk, simak dalam penjelasan lengkapnya di sini!
Niat Puasa Ayyamul Bidh
Image: iStockphoto
Sama seperti ibadah-ibadah yang lainnya, puasa ayyamul bidh pun juga diawali dengan bacaan niat yang baik.
Niat puasa ayyamul bidh adalah sebagai berikut:
Nawaitu shauma ayyamil biidhi sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat puasa ayyamul bidh sunah karena Allah Ta’ala.”
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Image: iStockphoto
Umat Islam yang melaksanakan puasa ayyamul bidh pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulannya akan mendapatkan pahala yang besar.
Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits. Dikatakan bahwa umat Islam yang menjalankan ibadah puasa ayyamul bidh tiga hari berturut-turut, maka akan mendapatkan keutamaan berupa pahala yang senilai dengan puasa selama sebulan penuh.
Sedangkan jika puasa ayyamul bidh ini rutin dilakukan setiap bulannya, maka akan mendapatkan keutamaan pahala yang sama dengan ibadah puasa selama setahun penuh.
“Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari-Muslim).
Dalam riwayat Abu Hurairah juga disebutkan, “Kekasihku (Rasulullah) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati yakni berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan salat duha, mengerjakan salat witir sebelum tidur.” (H.R. Bukhari).
Sejarah Puasa Ayyamul Bidh
Dilansir dari laman NU Online, terdapat dua pandangan mengenai asal mula puasa ayyamul bidh.
Pendapat yang pertama berkaitan dengan dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi.
Keterangan ini terdapat di dalam kitab ‘Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari.
Di dalam kitab tersebut diceritakan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa saat Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam atau gosong.
Kemudian Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Adam AS untuk berpuasa selama tiga hari, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15.
Ketika Nabi Adam AS mulai berpuasa di hari pertama, sepertiga badannya menjadi putih.
Saat puasa di hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih.
Hingga pada hari ketiga berpuasa, sepertiga sisanya pun menjadi putih.
“Sebab dinamai “ayyamul bidh” adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakarnya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah SWT kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); ‘Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)’.
Lantas Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.”
Image: iStockphoto
Pendapat yang lain juga masih terdapat dalam kitab yang sama.
Disebutkan bahwa dinamakan puasa ayyamul bidh karena malam-malam pada tanggal pertengahan bulan Hijriyah tersebut terang benderang disinari rembulan.
Rembulan selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam hingga terbit kembali.
Maka, pada hari-hari tersebut malam dan siang seluruhnya menjadi putih (terang).
“Pendapat lain menyatakan, hari itu dinamai ayyamul bidh karena malam-malam tersebut terang benderang oleh rembulan dan rembulan selalu menampakkan wajahnya mulai matahari tenggelam sampai terbit kembali di bumi. Karenanya malam dan siang pada saat itu menjadi putih (terang),” (Lihat Badruddin Al-‘Aini Al-Hanafi, ‘Umdatul Qari` Syarhu Shahihil Bukhari, juz XVII, halaman 80).
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah dan keutamaan ibadah puasa sunnah ayyamul bidh.
Semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT untuk dapat beribadah dengan sebaik-baiknya.
Amin.
***
Baca Juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.