Sering kali orang tua berpikir bahwa kebutuhan anak sama dengan orang dewasa pada umumnya, tetapi faktanya anak-anak bukanlah miniatur dari orang dewasa. Kebutuhan anak dan orang dewasa berbeda, termasuk kebutuhan hidrasi yang akan berpengaruh pada kesehatan ginjal.
Mengapa kebutuhan hidrasi anak perlu diperhatikan sejak dini? Pertama, bayi dan anak-anak adalah kelompok usia yang paling rentan mengalami dehidrasi. Dehidrasi tentunya akan berdampak buruk kepada kesehatan anak secara keseluruhan.
Lalu, minuman apa yang sebaiknya diberikan untuk anak? Apakah anak lebih baik diberikan minum susu atau air putih? Berikut adalah penjelasan dari dr. Cahyani Gita Ambarsari, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi Anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya.
Artikel Terkait: 10 Manfaat Ini Akan Dirasakan Tubuh Jika Rajin Minum Air Putih
Fungsi Air dalam Tubuh Manusia
Sumber: Freepik
Tahukah Parents bahwa 80 persen berat badan bayi sebenarnya terdiri dari air? Jumlah ini lebih banyak dibandingkan orang dewasa yang komposisi tubuhnya terdiri dari 60 persen air.
Seperti yang kita ketahui, air merupakan komponen terbsear pada tubuh manusia. Air di dalam tubuh memiliki banyak fungsi penting, yaitu di antaranya:
- Komponen pembentuk sel, cairan tubuh, dan volume darah
- Media transportasi nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh
- Media pembuangan zat sisa metabolisme tubuh
- Menjadi cairan ‘pelicin’ untuk pergerakan sendi dan mata
- Mengatur suhu tubuh
- Menjaga kelembapan kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan
- Mencegah konstipasi
Dalam melakukan fungsinya, air juga akan dikeluarkan dari tubuh. Zat sisa metabolisme tubuh akan dilarutkan dalam air dan dikeluarkan dalam bentuk urine dari ginjal, keringat dari kulit, dan tinja dari saluran pencernaan. Setiap harinya, sekitar 60 persen konsumsi cairan akan dibuang melalui urine.
Dalam melakukan fungsinya, air juga akan dikeluarkan dari tubuh. Zat sisa metabolisme tubuh akan dilarutkan dalam air dan dikeluarkan dalam bentuk urine dari ginjal dan tinja dari saluran pencernaan. Disamping itu, tubuh juga mengeluarkan air dalam bentuk keringat dari kulit sebagai cara untuk mengendalikan dan mempertahankan suhu tubuh.
Setiap harinya, sekitar 60 persen konsumsi cairan akan dibuang melalui urine, 35 persen melalui penguapan dari kulit dan paru-paru, dan 5 persen melalui tinja.
“Oleh sebab itu, untuk mempertahankan kandungan air dalam tubuh dan memastikan fungsi-fungsi tubuh berjalan dengan optimal, konsumsi cairan yang cukup setiap harinya sangat penting, terlebih bagi bayi dan anak-anak,” papar dr. Cahyani.
Apa yang Terjadi pada Kesehatan Ginjal jika Hidrasi Tidak Mencukupi?
Sumber: Freepik
1. Ginjal Tidak Berfungsi dengan Baik
Air memiliki peran yang sangat penting untuk memelihara kesehatan ginjal. Konsumsi cairan yang mencukupi akan membuat darah mampu mengalir dengan bebas ke ginjal, memastikan organ tersebut mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk melakukan fungsinya dengan baik.
Hidrasi yang cukup akan membantu ginjal untuk proses membuang zat sisa dari darah dalam bentuk urine. Mengingat lebih dari separuh jumlah konsumsi air akan dibuang melalui urine, maka proses ini harus dipastikan dapat berjalan dengan baik.
Kekurangan cairan tidak hanya bepengaruh terhadap fungsi ginjal, tetapi juga kesehatan ginjal karena dapat merusak organ tersebut.
2. Risiko Batu Ginjal
Melansir Mayo Clinic, batu ginjal adalah endapan keras yang terbuat dari mineral dan garam yang terbentuk di dalam ginjal. Batu ginjal dapat terbentuk di bagian mana pun dari saluran kemih, mulai dari ginjal hingga kandung kemih. Sering kali, batu ginjal terbentuk ketika urine menjadi pekat sehingga memungkinkan mineral mengkristal dan saling menempel.
Batu ginjal biasanya tidak akan menimbulkan gejala sampai batu itu bergerak di dalam ginjal atau masuk ke salah satu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih (ureter). Batu ginjal yang tersangkut di ureter dapat menghalangi aliran urine dan menyebabkan ginjal membengkak dan ureter kejang, yang bisa sangat menyakitkan.
Tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Air akan membantu mencegah terbentuknya kristal-kristal cikal bakal batu ginjal yang akan mengendap dan saling menempel.
3. Infeksi Saluran Kemih
Dalam saluran kemih, ada proses yang bernama pembilasan atau flushing yang bertujuan untuk membuang bakteri penyebab infeksi dari salurah kemih. Proses ini membutuhkan air yang cukup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsumsi air yang cukup akan membantu mencegah penyakit infeksi saluran kemih atau ISK.
Artikel Terkait: Penyakit ginjal anak ditandai sering kencing, catat 15 gejala lainnya
Mengapa Bayi dan Anak-Anak Lebih Rentan Mengalami Dehidrasi?
1. Komposisi Tubuh yang Berbeda dengan Orang Dewasa
Anak memiliki komposisi tubuh yang berbeda dibandingkan orang dewasa. Volume otot, lemak, dan tulangnya lebih rendah dari orang dewasa.
Tubuh anak didominasi oleh proporsi kandungan air yang lebih besar. Sekitar 80 persen berat badan bayi terdiri dari air. Semakin muda usia seorang anak, maka akan semakin besar pula komposisi air dalam tubuhnya.
Selain itu, luas permukaan tubuh anak secara proporsional lebih besar daripada orang dewasa. Orang dewasa umumnya memiliki luas permukaan tubuh 0,26 centimeter persegi untuk setiap centimeter kubik volume tubuhnya, sedangkan bayi memiliki luas permukaan tubuh 1,32 centimeter persegi untuk centimeter kubik volume tubuhnya.
Tubuh secara alami akan mengalami kehilangan cairan melalui permukaan kulit. Oleh sebab itu, bayi dan anak-anak yang luas permukaan tubuh lebih besar daripada dewasa, akan lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa.
2. Metabolisme yang Lebih Tinggi
Bayi dan anak-anak adalah individu yang sedang berada dalam masa pertumbuhan. Tumbuh kembangnya yang sangat pesat ini berkaitan dengan kebutuhan metabolisme tubuh yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Kebutuhan cairan sangat penting untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan serta fungsi organ dalam tubuh anak. Hal inilah yang menyebabkan hilangnya air atau pergantian cairan dan zat terlarut pada anak terjadi lebih cepat dibandingkan pada orang dewasa.
3. Anak Masih Belum Peka terhadap Rasa Haus
Tubuh memiliki mekanisme protektif alami untuk mencegah kehilangan air berlebih, salah satunya adalah rasa haus. Pada anak-anak, mekanisme ini sering kali belum berkembang sempurna.
Akibatnya, anak masih belum peka atau kurang cepat untuk mengenali rasa haus yang mereka rasakan. Oleh karena itulah, bayi dan anak sangat rentan terkena dehidrasi.
Lebih Baik Minum Air Putih atau Minuman Lainnya seperti Susu?
Sumber: Freepik
Pada dasarnya setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung air, hanya saja dengan komposisi yang berbeda. Umumnya, sekitar 20 persen dari kebutuhan air harian akan diperoleh dari makanan, terutama buah dan sayur yang memiliki kandungan air yang tinggi, sedangkan 80 persen sisanya dipenuhi dari minuman.
Cairan atau produk minuman apa pun yang kita minum akan berperan dalam mencukupi kebutuhan hidrasi harian karena mengandung air. Namun, air putih atau air mineral adalah sumber cairan yang terbaik karena tidak mengandung gula dan kalori.
Menurut penelitian, cairan yang berwarna dan memiliki rasa, misalnya susu dengan gula memang akan lebih disukai anak daripada air putih. Namun, perlu diingat bahwa cairan yang berwarna dan manis ini mengandung kalori sehingga harus dikonsumsi secara hati-hati.
Selain itu, penelitian pun menunjukkan bahwa tambahan gula pada minuman anak merupakan salah satu penyebab kejadian berat badan berlebih atau obesitas dan penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit ginjal kronis, pada saat anak menginjak usia dewasa.
Konsumsi produk minuman dengan gula seperti susu sebaiknya diminimalisasi untuk mencegah risiko ini.
Lalu, bagaimana dengan produk minuman lainnya? dr. Cahyani menyarankan untuk menghindari minuman seperti soda, jus buah dengan tambahan gula dan pewarna, serta minuman berkafein.
Produk minuman sejenis itu mengandung tambahan kalori kosong, yaitu kalori tanpa nilai nutrisi dan juga dapat memperberat kerja ginjal, terutama pada anak berusia kurang dari 5 tahun.
Artikel Terkait: Minum air putih berlebihan bisa membahayakan tubuh, ini gejalanya!
Memilih Minuman yang Sehat untuk Anak
Sayangnya, tidak semua anak suka mengonsumsi air putih sehingga lebih memilih susu atau produk minuman berpemanis lainnya. Apa yang bisa Parents lakukan jika anak kurang menyukai air putih?
Beberapa cara bisa dilakukan di antaranya:
- Memberikan potongan buah segar ke dalam air putih sebagai penambah rasa
- Memilih susu sapi murni atau susu kedelai dengan rasa plain alias tidak berpemanis
- Minum air kelapa tanpa pemanis
- Jus buah tanpa tambahan susu ataupun gula
“Pastikan konsumsi cairan harian anak tetap terpenuhi dengan baik dan berasal dari sumber minuman yang sehat,” ujar dr. Cahyani.
***
Minum air putih sangat bermanfaat untuk tubuh secara keseluruhan termasuk kesehatan ginjal. Pupuk kebiasaan sehat mengonsumsi air putih dan minuman sehat lainnya untuk mencukupi kebutuhan cairan hairan anak sejak dini. Semoga informasi ini dapat bermanfaat!
Baca Juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.