Si kecil yang memiliki tubuh gemuk memang terlihat lucu dan menggemaskan, ya. Namun, Parents harus hati-hati apabila anak mengalami berat badan yang terlalu berlebihan, karena bisa jadi ini akan mengarah kepada kondisi anak obesitas.
Kondisi anak obesitas dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mentalnya. Oleh karena itu, setiap orangtua patut mengenali apa saja faktor penyebab dan ciri anak obesitas, serta solusi mengatasinya agar kondisi ini tidak semakin parah.
Kondisi Anak Obesitas yang Patut Parents Waspadai
Tidak hanya di negara maju, negara berkembang seperti Indonesia juga memiliki jumlah anak obesitas yang terus meningkat. Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), lebih dari 10% anak di kota-kota besar Indonesia telah mengalami obesitas.
Tanda Obesitas pada Si Kecil
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia dan beberapa sumber lain, berikut ini tanda anak mengalami obesitas.
- Wajah yang bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap
- Perut buncit dan berlipat-lipat
- Leher relatif pendek
- Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan
- Pada anak perempuan, mengalami pubertas atau menstruasi yang lebih cepat yaitu pada usia kurang dari sembilan tahun
- Pada anak laki-laki, dada akan membusung dengan payudara yang membesar. Ukuran penis juga akan mengecil atau tidak terlihat secara utuh karena tertutup timbunan lemak.
- Ketika berjalan kaki cenderung membentuk huruf X karena kekuatan tulang tidak sesuai dengan bobot tubuhnya
- Memiliki nilai indeks masa tubuh (IMT) yang terlalu tinggi untuk anak seusianya. IMT diukur dengan rumus berat (dalam kilogram) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam meter kuadrat). Nilai IMT akan dibandingkan dengan IMT anak dengan umur dan jenis kelamin yang sama.
Penyebab Obesitas
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang membuat anak bisa mengalami obesitas.
1. Faktor Genetik
Meskipun tidak selalu, anak dengan orangtua atau anggota keluarga yang mengalami obesitas akan memiliki risiko untuk mengalami hal serupa. Kondisi ini juga didukung dengan pola makan yang anak contoh dari anggota keluarganya.
2. Gaya Hidup
Saat ini makanan cepat saji atau fast food sudah menjadi pilihan banyak orang, tidak terkecuali anak-anak. Makanan cepat saji dan minuman ringan kemasan dengan kandungan gula tinggi diduga menjadi penyebab utama terjadinya obesitas.
Aktivitas anak yang lebih banyak duduk seperti bermain game atau menonton TV juga membuatnya lebih mudah mengalami obesitas. Ditambah lagi kegemaran anak pada camilan tidak sehat yang tidak diikuti dengan olahraga secara teratur. Ketidakseimbangan asupan kalori dan aktivitas tersebut yang menimbulkan tumpukan lemak di tubuh anak.
3. Faktor Psikologis
Beberapa anak memiliki perilaku untuk makan ketika merasa bosan, frustasi, atau stres. Belum lagi makanan yang dikonsumsi adalah makanan manis atau berlemak. Kebiasaan ini akan memicu pola makan yang buruk hingga menimbulkan obesitas pada anak.
Dampak Buruk Kondisi Anak Obesitas
Obesitas dapat memicu berbagai penyakit baik secara fisik maupun psikis. Berikut ini dampak buruk obesitas yang terjadi pada anak.
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Diabetes tipe 2
- Gangguan pola tidur
- Penyakit pernapasan
- Gangguan pada tulang
- Penyakit perlemakan hati
- Gangguan perilaku
- Tidak percaya diri
- Depresi
Cara Menangani Kondisi Anak Obesitas
Obesitas pada anak memang sebaiknya dicegah. Namun apabila sudah terlanjur terjadi, Parents bisa mencoba cara-cara berikut ini
1. Mengonsumsi Makanan Sehat
Parents harus mengganti makanan yang anak konsumsi dari makanan berlemak menjadi makanan sehat seperti sayur dan buah. Makanan sehat juga sebaiknya dibuat sendiri di rumah agar Parents bisa memastikan bahan-bahan yang digunakan untuk menyiapkan makanan.
Frekuensi makan di luar juga dapat dikurangi untuk menghindari anak mengonsumsi fast food dan minuman kemasan dengan kadar gula tinggi.
Hal yang tidak kalah penting, anak akan mencontoh kebiasaan makan dari orang tua dan keluarganya. Jadi Parents sebaiknya juga menerapkan pola hidup yang sehat.
2. Mengajak Anak Tetap Aktif
Parents bisa mengajak anak tetap aktif dengan olahraga ringan atau sekadar membantu pekerjaan rumah. Akan lebih menyenangkan jika dikemas dalam permainan atau outbond yang mengikutsertakan seluruh anggota keluarga.
Parents juga bisa mulai membiasakan anak untuk banyak berjalan atau naik sepeda daripada mengantar menggunakan kendaraan. Aktivitas fisik akan membantu membakar lemak berlebih di tubuh anak yang obesitas.
3. Kurangi Waktu Menonton TV
Banyak duduk atau berbaring akan membuat kalori yang masuk tertimbun menjadi lemak. Menonton acara TV atau bermain game membuat anak betah untuk duduk berlama-lama. Apalagi bila menonton TV ditemani dengan camilan makanan ringan atau minuman manis.
Batasi waktu anak menonton TV. Sebaiknya menonton TV tidak lebih dari dua jam dan hindari menaruh TV di kamar anak.
4. Mengurangi Asupan Gula
Konsumsi gula berlebihan dapat memicu kenaikan berat badan yang cepat. Kurangi asupan pemanis buatan dengan gula alami yang ada di buah.
Selain itu, Parents juga sebaiknya mengurangi porsi nasi putih yang anak makan. Melansir dari laman Hellosehat, 100 gram atau satu centong nasi putih mengandung 100 kalori. Ketika masuk ke dalam tubuh, kalori tersebut diubah menjadi gula.
Demikianlah informasi seputar kondisi anak obesitas. Semoga bermanfaat.
Referensi: Alodokter, Hellosehat, Okezone
Baca Juga:
Pakar: 4 sehat 5 sempurna bukan cara yang benar memberi makan anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.