Jelang remaja, seorang anak akan mengalami banyak perubahan. Wajar saja, ia sedang berusaha menemukan jati diri dan mulai mencari selain apa yang didapat dari orangtua selama ini. Oleh karena itu, adalah tugas Parents untuk terus belajar dan mengetahui apa saja kesalahan mengasuh remaja yang dapat memengaruhi hubungan Anda dengan anak nantinya.
Setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anak. Namun anak remaja biasanya mulai memiliki pemikiran sendiri, juga menentukan keputusan sendiri, acapkali bimbingan orangtua cenderung mereka lihat sebagai kekangan. Karenanya, orangtua sebaiknya menghindari berbagai kesalahan mengasuh remaja agar hubungan dengan anak tetap lancar.
Melansir Psychology Today, berikut kesalahan yang dimaksud dan sayangnya masih sering dilakukan orangtua.
8 Kesalahan Mengasuh Remaja
1. Terlalu Mengidentifikasi
Identifikasi yang dimaksud adalah ketika Parents sebagai orangtua ingin mengetahui sekaligus mengidentifikasi si anak remaja. Wajar saja dan merupakan hal yang normal. Akan tetapi, melakukannya secara berlebihan tidaklah baik. Anda harus mengetahui mana batasan yang tepat.
Ketika Bunda atau Ayah terlalu over, yang terjadi adalah pelanggaran batas untuk Anda mengetahui kehidupannya. Bukannya mendekat, anak remaja bisa jadi memilih menjauh dari orangtua. Berempati adalah hal penting, namun jangan sampai memasuki masalah anak terlalu dalam.
Artikel terkait: 9 Tips Memilih Skincare yang Aman untuk Remaja, Parents Wajib Tahu!
2. Menganggap Segalanya Terlalu Personal
Jelang remaja, anak pastinya akan mengalami transformasi hormon. Hormon inilah yang membuat anak kerap bertindak tidak rasional. Bahkan, tanpa sadar bisa jadi ia mengatakan sesuatu hal yang jauh dari makna sebenarnya.
Sebagai orang dewasa, penting bagi Parents untuk tidak terlalu memasukkan ucapan anak ke dalam hati. Terlebih ketika anak mengatakannya ketika sedang bertengkar. Alangkah baiknya membatasi diri dan membiarkan suasana tenang lebih dulu, untuk kemudian mendiskusikan masalah yang terjadi.
3. Memprediksi Masa Depan
Sebagai manusia, wajar ketika orangtua merasakan kekhawatiran pada anak. Tak terkecuali masa depan si anak nantinya. Namun, ingatlah bahwa masa depan yang belum terjadi dan sudah menjadi objek kecemasan bisa menjadi bom waktu yang berbahaya.
Pakar menyebutnya “catastrophic thinking,” yang mana hal ini justru dapat menghambat perkembangan anak di saat ini. Catastrophic thinking dapat didefinisikan sebagai merenungkan hasil kasus terburuk yang irasional, yang dapat meningkatkan kecemasan dan mencegah orang mengambil tindakan dalam situasi di mana tindakan diperlukan.
Boleh saja fokus dan memikirkan seperti apa masa depan anak, namun jangan sampai membuat Anda melupakan bahkan mengabaikan anak di masa sekarang.
Artikel terkait: Perbaiki Kondisinya Sebelum Memburuk, Kenali 5 Penyebab Anak Malas Mengobrol Bersama Orangtua
4. Melawan Balik
Masalah bisa saja membuat Bunda dilanda emosi. Terlebih saat remaja ketika anak sedang memasuki fase hidup yang baru. Ada momentum Anda sebagai orangtua akan terlibat pertengkaran dengan anak remaja yang beranjak dewasa.
Daripada sama-sama emosi dan saling memperlihatkan amarah, cobalah untuk mendengarkan apa yang dikatakan anak. Renungkan apakah apa yang Anda ributkan memang layak untuk dijadikan pertengkaran dengan anak.
5. Melanggar Privasi adalah Salah Satu Kesalahan Mengasuh Remaja
Di era digital seperti sekarang menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Bagaimana tidak, ada begitu banyak ‘godaan’ di luar sana yang akan menghampiri buah hati Anda yang sudah beranjak remaja.
Akan ada saatnya Anda tergoda untuk melakukan hal layaknya intel: melacak lokasi anak atau bahkan membuka pesan singkat di ponselnya tanpa sepengetahuan anak. Kendati memang berhak, cobalah Parents hindari kebiasaan ini. Lebih baik bicara dengan anak. Jadikan anak Anda teman untuk mendapatkan kepercayaannya hingga dewasa.
6. Mengajukan Harapan yang Tidak Realistis
Sebagai orang dewasa, Anda akan melihat buah hati yang beranjak remaja memiliki kehidupan yang menyenangkan. Bahkan, tak sedikit orang dewasa akan merasa iri akan kehidupan anak. Padahal, hal ini sejatinya sesuatu yang tidak relevan.
Besar kemungkinan anak menilai kesedihan dan emosi negatif lain adalah perasaan yang tidak normal. Anak akan menutupi kesedihannya dan malah menghindari orangtua ketika terjadi masalah.
Artikel terkait: Anak Suka Membentak Saat Parents Menasihatinya? Kenali Penyebab dan Tips Mengatasinya
7. Tidak Mendengarkan dengan Baik
Seseorang memiliki satu mulut dan dua telinga, mana yang seharusnya lebih mudah? Karena jumlah telinga lebih banyak, sudah sepatutnya mendengarkan lebih mudah dilakukan. Sayangnya, dewasa ini kebanyakan orang cenderung lebih gemar berbicara dibandingkan mendengarkan.
Padahal, komunikasi terbuka dan jujur adalah senjata krusial untuk menjaga hubungan Anda dan remaja tetap terjaga. Contohnya ketika anak menceritakan masalah. Ketimbang mendengarkan, orangtua memilih tidak mendengar. Mereka memilih memberikan solusi praktis demi efisiensi waktu.
Bukannya menjadi orangtua andalan, memotong pembicaraan remaja dan langsung menasehati akan membuat anak remaja enggan menceritakan masalahnya. Bukalah telinga dan coba menjadi pendengar yang baik.
8. Menyepelekan Ikatan adalah Kesalahan Mengasuh Remaja yang Fatal
Merujuk Positive Parenting Solutions, selama anak masih remaja maka bimbingan masih dibutuhkan. Sebagai orangtua, rasanya ingin memberikan lebih banyak kebebasan dengan anggapan anak sudah memahami.
Padahal, menjadikan anak teman bukan berarti aturan tak lagi dibutuhkan. Adalah hal penting bagi Anda memberikan pedoman dan batasan sejauh mana anak boleh melakukan sebuah tindakan di jalan yang benar.
Demikian Parents sederet kesalahan mengasuh remaja yang sebaiknya tidak dilakukan. Semoga artikel ini bermanfaat.
Baca juga:
Anak Sering Mengeluh, Apa Penyebabnya? Ini Penjelasan Psikolog
Jangan Mau Direndahkan, 8 Cara Menghadapi Catcalling yang Sering Dialami Remaja Perempuan!
10 Ciri Pubertas pada Anak Perempuan dan Laki-laki, Parents Perlu Pahami
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.