Sangat disayangkan jika komunikasi antara orangtua dan anak berjalan buruk, apalagi hingga membuat anak remaja malas bicara dengan orangtua. Parents tidak boleh membiarkan kondisi ini begitu saja.
Komunikasi yang buruk antara orangtua dan anak dapat meningkatkan risiko gangguan perilaku dan psikologis anak. Lebih parahnya, gangguan semacam itu bisa dialami buah hati hingga dewasa kelak.
Untuk mencegah segala kemungkinan buruk yang akan terjadi pada anak, Parents wajib mengetahui apa saja faktor penyebab atau alasan remaja malas bicara dengan orangtua.
Alasan Remaja Malas Bicara dengan Orangtua
Hal pertama yang harus Parents lakukan yaitu mencari tahu penyebab anak enggan atau jarang mau berkomunikasi dengan Anda. Mungkin saja karena aturan yang dibuat di rumah terlalu ‘kontroversial’ sehingga memicu hal tersebut.
Jika benar karena itu, tentu Parents bisa melakukan diskusi dan keterbukaan tentang aturan yang dibuat. Hindari juga sifat otoriter, di mana anak harus tunduk dan mematuhi setiap perkataan juga aturan Anda.
Sikap Anda seperti itulah sering kali membuat anak enggan terbuka dan lebih memilih bercerita seputar kehidupannya kepada teman terdekatnya. Bahkan ketika Anda ingin memberikan kritik atau saran, hindari dengan cara menggurui apalagi menjatuhkan mereka karena anak tidak akan mau mendengarkan.
Adapun penyebab lainnya, seperti yang di bawah ini:
1. Orangtua Kurang Mendengarkan Ide Remaja
Di usia remaja, anak-anak memiliki banyak ide dan keinginan bereksplorasi, baik itu tentang hobinya, masa depannya, pergaulan, sekolah, dan kehidupan lainnya. Namun, kerap kali orangtua kurang mendukung bahkan menyepelekan pendapat yang mereka utarakan.
Parents kadang beralasan: “Ah, kamu memang sudah mengerti apa yang kamu katakan?” atau “Sok tahu kamu!” “Ibu ini lebih pengalaman dari kamu!” “Kamu ini mentang-mentang pintar, mau sok ngatur orangtua” dan berbagai alasan lainnya.
Kalimat-kalimat tersebut menyebabkan mereka jadi menarik diri dan enggan berkomunikasi dengan Anda. Jadi, cobalah menjadi teman dan pendengar yang baik untuk mereka.
2. Hubungan dengan Teman Sebaya
Menginjak remaja, anak akan senang bergaul dengan teman sebayanya dan melakukan aktivitas bersama seperti olahraga, hang out di mal, nongkrong di tempat favorit, atau sekadar jalan ke toko buku kesayangan.
Saat berkumpul, mereka akan lebih menemukan kenyaman karena akan saling memahami dan mengerti satu sama lain. Komunikasi mereka tidak berjarak dan lebih menyenangkan.
Hal ini pun bisa menjadi komunikasi dengan orangtuanya tidak baik. Namun, itu bukan berarti orangtua harus melarang anak bergaul atau berkumpul dengan temannya.
3. Remaja Tidak Percaya kepada Orangtuanya
Sebagian orangtua, terutama bagi yang bekerja di ranah publik, biasanya agak kurang sensitif terhadap perasaan dan suasana anaknya apalagi yang memiliki anak remaja. Terlebih jika Anda terlalu ketat dan over protective, mereka makin merasa kehilangan kepercayaan kepada Anda.
4. Tidak Ada Afeksi Positif
Afeksi yang meliputi emosi atau perasaan, bisa bersifat positif atapun negatif. Kasih sayang, kehangatan, saling support dan memiliki sensitifitas merupakan bagian dari afeksi positif. Rasa tersebutlah yang perlu Parents ciptakan didalam rumah dengan sesama anggota keluarganya karena bila afeksi negatif yang banyak muncul, remaja bisa ‘melarikan diri’ dari keluarga dan lebih nyaman berkumpul dengan teman-temannya.
5. Ingin Melepaskan Diri
Sejalan dengan perkembangannya, usia remaja adalah masa pencarian jati diri. Untuk itu, peran Parents sebagai orangtua sangat diperlukan dalam pendampingannya.
Proses mencari identitas diri ini terkadang bisa terlewat batas apalagi jika tak dibarengi dukungan positif dari Anda, maka rasa ingin melepaskan diri atau bahkan keluar dari rumah kerap menghampiri mereka.
Parents, setidaknya itulah penyebab remaja malas bicara dengan orangtua. Jadilah orangtua yang cerdas, peka, dan bisa mengetahui apa yang diinginkan anak.
Saat bersama mereka, lakukan obrolan-obrolan santai. Ketika mereka bersalah, diskusikan juga secara singkat jangan terlalu mempersoalkan secara berlebihan.
Poin paling penting dalam berkomunikasi dengan anak remaja yaitu gunakanlah kalimat yang lembut dan penuh kasih sayang, serta menjadi teman dan pendengar yang baik akan membuat mereka merasa dihargai.
Semoga kondisi remaja malas bicara dengan orangtua ini bisa kita tangani bersama, ya, Parents.
Baca juga:
Tangan Kiri Bayi Terputus dalam Rahim, Sang Ibu Ungkap Penyebabnya
Penelitian: Berpura-pura Mengerti Ocehan Bayi Dapat Membuatnya Pintar
"Menghargai anak penting untuk pertumbuhannya," tutur seorang ibu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.