Kulit anak-anak cenderung lebih tipis dan sensitif dibandingkan orang dewasa sehingga anak rentan mengalami berbagai masalah kulit. Salah satu penyakit kulit yang kerap terjadi kepada anak adalah keratosis pilaris atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kulit ayam.
Keratosis pilaris adalah kondisi di mana timbul bercak atau ruam berupa benjolan di kulit yang terasa kasar jika diraba. Benjolan-benjolan ini umumnya berwarna putih, merah, atau coklat.
Artikel Terkait: 12 Penyakit Kulit yang Sering Menyerang Anak-Anak
Sering Dialami Anak, Kenali Penyebab dan Gejala Keratosis Pilaris
Sumber: Halodoc
Keratosis pilaris biasanya terdapat di lengan bagian atas, paha, pipi, atau bokong. Penyakit ini sebenarnya tidak menular karena benjolan-benjolan yang muncul pada ruam tersebut adalah sumbatan pada folikel rambut.
Keratosis pilaris terjadi karena penumpukan keratin atau protein padat yang fungsinya melindungi kulit. Keratosis adalah istilah untuk lapisan keratin yang menebal di permukaan kulit. Keratin yang menumpuk akan menyumbat pori-pori kulit sehingga pori-pori terlihat menjadi melebar. Akhirnya permukaan kulit menjadi kasar dan tampak seperti bersisik.
Penyebab penumpukan keratin ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi diduga ada hubungannya dengan faktor genetik dan penyakit kulit yang sudah diidap sebelumnya seperti eksim, dermatitis atopik, atau iktiosis. Anak-anak, remaja, dan perempuan adalah kelompok yang lebih rentan mengidap keratosis pilaris.
Sumber: The Health Site
Perubahan hormonal juga kerap memicu terjadinya keratosis pilaris, oleh karena itu perempuan yang mengalami masa pubertas atau ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. Keratosis pilaris pun kerap terjadi pada saat udara dingin atau kering.
Gejala umum dari keratosis pilaris adalah sebagai berikut:
- Muncul ruam kemerahan yang disertai benjolan-benjolan kecil warna putih, merah, coklat, atau hitam
- Rasa gatal di kulit
- Kulit kering
Meski tidak berbahaya untuk kesehatan secara keseluruhan, jika bagian kulit yang terkena keratosis pilaris sering digaruk-garuk bisa saja timbul rasa tidak nyaman seperti kering, gatal, hingga iritasi dan peradangan.
Artikel Terkait: 3 Cara Merawat Kulit Bayi yang Tepat, Ini Saran Dokter Kulit
Cara Mencegah dan Mengobati Keratosis Pilaris pada Anak dan Orang Dewasa
Pada anak, kondisi ini umumnya terjadi pada akhir masa bayi atau selama masa remaja. Kondisi tersebut biasanya akan hilang pada usia pertengahan 20-an hingga 30-an dengan sendirinya. Namun jika dirasa sudah mengganggu penampilan atau menyebabkan rasa tidak nyaman, sebaiknya Parents segera berkonsultasi kepada dokter spesialis kulit.
Dokter mungkin saja akan meresepkan pelembap untuk meredakan gatal dan kering pada kulit yang mengalami ruam keratosis. Pelembap yang tepat untuk keratosis pilaris adalah campuran dari urea dan asam laktat. Kedua bahan ini membantu melonggarkan dan mengangkat sel kulit mati selagi melembapkannya.
Untuk orang dewasa, perawatan seperti terapi sinar laser juga bisa membantu mengobati keratosis pilaris dengan melunakkan tumpukan keratin pada kulit. Selain itu, Parents juga bisa menggunakan krim topical yang dijual bebas dari retinoid (turunan vitamin A) untuk mengangkat sel kulit mati dan mencegah sumbatan pada folikel rambut.
Artikel Terkait: Ketahui 3 Jenis Alergi Kulit pada Anak, Apa Faktor Pemicu dan Gejalanya?
Untuk mencegah timbulnya keratosis pilaris, ada beberapa hal yang bisa dicoba oleh Parents di rumah, di antaranya adalah:
1. Mandi Menggunakan Air Hangat
Mandi menggunakan air hangat dapat membantu melonggarkan penyumbatan pada pori-pori. Gosok kulit menggunakan sikat yang lembut agar lebih efektif.
Tak lupa perhatikan waktu mandi air hangat, karena terlalu lama mandi bisa menghilangkan minyak alami pada permukaan kulit. Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan timbul iritasi.
2. Rutin Mengangkat Sel Kulit Mati untuk Cegah Keratosis Pilaris
Eksfoliasi menggunakan chemical exfoliator untuk orang dewasa atau peralatan seperti batu apung dapat digunakan untuk mengangkat sel kulit mati. Lakukan sekitar 2 hingga 3 kali seminggu agar kotoran dan sel kulit mati tidak menumpuk pada pori-pori.
3. Menggunakan Losion Pelembap
Jangan lupa untuk menggunakan pelembap kulit setiap hari, baik yang jenisnya losion, gel, maupun krim. Untuk orang dewasa, pelembap dengan kandungan asam alfa hidroksi (AHA) seperti asam laktat dapat membantu melembapkan kulit dan mendorong pergantian sel kulit. Namun penggunaannya untuk anak sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
4. Hindari Menggunakan Pakaian yang Terlalu Ketat
Pakaian yang terlalu ketat menempel di kulit bisa menimbulkan gesekan yang mengiritasi kulit. Gunakan pakaian dengan bahan lembut dan longgar.
5. Menggunakan Pelembap Udara
Alat seperti humidifier dapat menambahkan kelembapan pada udara di dalam ruangan. Udara yang kering dapat menyebabkan gatal-gatal dan iritasi pada kulit.
Nah, itulah hal yang perlu Parents ketahui mengenai keratosis pilaris. Pastikan kulit anak tetap lembap dan bersih untuk melindunginya dari berbagai macam masalah kulit. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Ini Pentingnya Menggunakan Produk Dermatologist untuk Kulit Bayi
Ciri Kulit Bayi Sensitif, Penyebab, dan Tips Merawatnya
5 Cara Simpel Mengatasi Alergi pada Kulit Anak, Parents Wajib Tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.