Kencing bercabang atau split stream urination cukup sering dialami oleh laki-laki. Pada awalnya, kondisi ini mungkin terdengar seperti lelucon yang bakal membuat keluarga Anda tertawa. Namun, tahukah Parents bahwa aliran kencing yang bercabang ternyata menandakan suatu kondisi medis tertentu? Lalu, apakah kondisi ini berbahaya?
6 Penyebab Kencing Bercabang yang Perlu Parents Ketahui
Pada umumnya, saat kita kencing, urin yang keluar hanya akan membentuk satu aliran. Namun, kondisi yang sedikit berbeda bisa dialami oleh siapa pun, yakni ketika aliran kencing tiba-tiba terbelah menjadi dua. Lalu, adakah faktor khusus yang menyebabkan hal ini terjadi?
1. Pelekatan
Pelekatan adalah penyebab paling umum mengapa kencing Anda bisa jadi bercabang. Hal ini bisa terjadi ketika tepi uretra saling menempel untuk sementara waktu. Perlu diketahui, uretra adalah tabung yang membawa urin (dan air mani pada laki-laki) agar bisa keluar dari tubuh. Penyebab terjadinya pelengketan yakni karena ejakulasi yang tidak sempurna. Kondisi ini pada dasarnya tidak berbahaya dan akan hilang dalam waktu satu hingga dua hari.
2. Struktur Saluran Kencing
Tahukah Parents bahwa lubang kencing setiap orang ternyata berbeda-beda? Kedengarannya memang cukup aneh, namun perbedaan ini benar adanya meskipun mungkin tidak signifikan. Tidak menutup kemungkinan jika ada orang yang memiliki dua lubang uretra sekaligus sehingga menyebabkan kencingnya bercabang.
3. Stenosis Meatus
Apa itu stenosis meatus? Ini adalah kondisi ketika lubang di ujung penis tersumbat sebagian. Biasanya, kondisi ini kerap menimpa anak laki-laki yang belum disunat. Selain aliran urin yang bercabang, gejala stenosis meatus bisa juga berupa kesulitan buang air kecil dan rasa sakit atau terbakar ketika buang air kecil. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai apalagi jika disertai nyeri yang terus-menerus.
Baca juga: Atasi Infeksi Saluran Kemih, Kenali Dulu Dosis dan Efek Samping Antibiotik Ciprofloxacin
4. Fimosis
Pernah mendengar fimosis, Parents? Ini adalah kondisi ketika kulup penis menjadi terlalu ketat. Kulit dari kulup penis akan membuat aliran kencing yang keluar mengarah pada dua arah yang berbeda. Kondisi ini juga lebih banyak dialami oleh laki-laki yang belum disunat. Fimosis juga bisa disertai dengan rasa nyeri ataupun infeksi sehingga perlu penanganan dari dokter.
5. Pembesaran Prostat
Semakin bertambah usia, ukuran prostat laki-laki memang makin membesar. Kondisi ini tentunya akan mengakibatkan beragam hal, salah satu di antaranya adalah kencing yang menjadi bercabang. Tak hanya itu, mereka yang mengalami pembesaran prostat juga menjadi lebih sering buang air kecil dan aliran kencingnya juga bisa melemah.
6. Polip Uretra
Polip biasanya terjadi di rongga hidung dan menyebabkan bersin-bersin. Namun, pernahkah Parents mendengar polip uretra? Seperti namanya, kondisi ini menyerang bagian uretra yang merupakan saluran kencing. Polip sendiri adalah pertumbuhan semacam daging kecil di bagian uretra. Umumnya, polip ini bersifat jinak dan tidak membahayakan.
Baca juga: Menjaga Miss V dari Infeksi Saluran Kemih
Apakah Kencing Bercabang Membahayakan Kesehatan?
Parents yang pernah mengalaminya mungkin juga pernah memikirkan hal ini. Lalu, apakah kondisi ketika kencing menjadi bercabang adalah berbahaya?
Dikutip dari Cleveland Clinic, kondisi ini sebetulnya sangat normal terjadi sehingga kebanyakan orang tidak perlu merasa khawatir. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga bisa membahayakan kesehatan.
Jika aliran kencing yang terbelah hanya berlangsung selama satu hingga dua hari saja, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika kondisi ini telah berlangsung cukup lama apalagi disertai rasa nyeri, maka Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter.
Jika Anda memiliki dua lubang kencing yang berbeda, potensi untuk mengalami infeksi saluran kemih juga lebih besar sehingga sebaiknya perlu berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan memberikan antibiotik atau antijamur jika menemukan tanda-tanda bahwa Anda mengalami infeksi. Jenis obat yang diresepkan biasanya adalah erythromycin atau miconazole. Namun, jika kondisi tersebut disebabkan karena kelainan pada uretra, maka perlu adanya tindakan operasi.
Diagnosis biasanya akan dilakukan dengan pemeriksaan fisik, USG kandung kemih, sistoskopi, dan urodinamik. Dokter juga bisa meresepkan salep kortikosteroid apabila kencing yang terbelah disebabkan karena fimosis. Jika dapat obat, maka harus diminum sesuai anjuran dokter.
Parents, demikian informasi seputar kencing bercabang yang perlu Anda ketahui. Amati dan catat gejala yang Anda alami, ya. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Hati-hati, inilah akibatnya jika terlalu sering menahan kencing
Infeksi Saluran Kencing (ISK) pada Anak: Penyebab, Gejala, Mengatasi
Sulit menahan pipis saat hamil, normalkah? ini penjelasannya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.