Kenakalan anak usia dini juga menjadi salah satu masalah yang sering muncul di kalangan orang tua. Anak-anak memang ada yang cenderung menentang maupun melawan aturan. Bahkan mereka terkadang menunjukkan sikap yang tidak baik seperti mencuri, berbohong, memukul temannya, suka memberontak, hingga susah diatur.
Anak-anak usia prasekolah sekitar usia 3-7 tahun umumnya hanya meniru apa yang mereka lihat di sekitarnya, seperti TV ataupun perilaku orang dewasa di sekitarnya. Kenakalan mereka seratus persen masih tanggung jawab orang tuanya.
Elaine Rose Glickman, penulis Your Kid’s a Brat and It’s All Your Fault, mengatakan kepada POPSUGAR, kenakalan pada anak-anak merupakan kesalahan orang tuanya karena bila bukan orang tua yang mendidik, tidak akan ada orang lain yang akan mendidik mereka.
“Jika kita tidak mengajari anak-anak dengan cara yang lebih baik, tidak ada orang lain yang akan melakukannya,” ungkap Glickman.
Berikut faktor penyebab kenakalan anak yang sebagian besar merupakan kesalahan pola asuh orang tuanya.
Artikel Terkait: Tips menumbuhkan semangat sekolah untuk anak usia dini, Parents perlu terapkan ini!
10 Faktor Penyebab Kenakalan Anak Usia Dini
1. Kenakalan Anak Usia Dini Bermula Saat Orang Tua Mewajarkan Perilaku Mereka
Sumber: freepik
Hanya karena mereka masih kecil, bukan berarti orang tua membiarkan mereka berbuat semaunya. Mereka memang belum mengetahui yang benar dan yang salah. Dalam hal ini, orang tua harus bertindak mendisiplinkannya. Misalnya, pada anak kecil terkadang sudah memukul atau menggigit temannya. Namun, anak usia 7 atau 8 tahun seharusnya tidak demikian. Beri tahu mereka bahwa perbuatan tersebut salah karena dapat menyakiti reman.
2. Tidak Membiarkan Anak Dewasa
Banyak orang tua yang tanpa sadar tidak membiarkan anak-anak mereka lebih bertanggung jawab dan mandiri. Seiring bertambahnya usia, hal tersebut bisa menjadi masalah. Sebab hal tersebut bisa terbawa hingga dewasa.
“Kami melihat banyak perilaku yang mungkin berkaitan dengan perilaku anak-anak pada saat mereka kecil, tetapi perilaku tersebut juga masih ada pada anak-anak yang lebih besar.” ungkap Glickman.
3. Takut Terlalu Keras Pada Anak
Orang tua terkadang takut bila mendisiplinkan anak mereka akan menyakitinya dan justru membuat mereka memberontak. Padahal. orang tua harus berani bersikap tegas kepada anak. Katakanlah “tidak” pada keinginan mereka bila hal tersebut memang diperlukan.
Artikel Terkait: Parents perlu tahu! Ini 2 faktor penting untuk optimalkan pendidikan anak usia dini
4. Mengabaikan Saat Anak Tantrum
Anak-anak kerap mengamuk dan menangis meraung-raung saat keinginan mereka tidak terpenuhi. Hal tersebut memang wajar tetapi orang tua juga perlu menjelaskan kesalahan mereka alih-alih hanya mendiamkan.
“Sangat wajar bagi seorang anak-anak menguji batas kesabaran, tetapi ketika itu menjadi pola perilaku, hal tersebut bisa menjadi kebrutalan,” kata Elaine Rose Glickman.
5. Penerapan Pola Asuh yang Salah
Dr Foo Koon Hean, psikoterapis dan penulis Negotiation Parenting melansir laman Smart Parents, orang tua kerap membesarkan anak mereka dengan harapan mereka suatu saat bisa membalas budi. Namun, penelitian menunjukkan hanya sedikit anak yang membalas kebaikan orang tua mereka. Hal tersebut justru membuat anak-anak cenderung nakal saat dewasa.
Pengasuhan tersebut dikenal sebagai filial parenting. Berdasarkan hasil risetnya, anak-anak menjadi egois, tidak sopan, tidak sabar, memiliki harapan yang tidak realistis, dan membutuhkan kepuasan instan. Menurut Dr Foo Koon Hean, hal tersebut merupakan tanda-tanda yang merujuk pada kenakalan anak.
6. Gagal Menerapkan Perilaku Disiplin
Sumber: freepik
Anak-anak kerap mengulangi kesalahan yang sama beberapa kali. Sembari berbuat kesalahan mereka akan melihat cara orang tua mendisiplinkan mereka. Bila orang tua memang telah secara konsisten mendisiplinkan mereka tetapi anak tidak kunjung berubah, berarti mereka gagal menerapkan sikap disiplin. Orang tua perlu mencari cara lain untuk menerapkan sikap disiplin pada anak untuk menimbulkan efek jera.
7. Kesulitan Berinteraksi Juga Bisa Jadi Penyebab Kenakalan Anak Usia Dini
Anak yang terbiasa menutup diri dan jarang bergaul dengan anak-anak lainnya kemungkinan mengalami kesulitan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Mereka juga kesulitan untuk menyampaikan pendapat dan merasa tersingkir karena tidak mampu berinteraksi. Perilaku nakal mereka bisa jadi merupakan bentuk manifestasi mereka agar didengar dan dipedulikan oleh lingkungannya.
Artikel Terkait: Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Lewat Kegiatan Membaca Dongeng
8. Kontrol Impulsif yang Buruk
Sumber: freepik
Anak kerap melakukan tindakan impulsif, yakni bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya Perilaku impulsif anak yang tidak bisa dikendalikan menjadi salah satu faktor kenakalan anak terjadi. Anak-anak menjadi lebih agresif dan sering membangkang serta melawan orang tua karena mereka mau keinginan mereka harus terwujud.
9. Kekerasan di Lingkungan Sekitarnya
Sumber: freepik
Melansir laman Bay Singer Law, jika lingkungan tempat tinggal anak penuh kekerasan, anak akan cenderung lebih rentan terhadap kenakalan. Kenakalan mereka bisa jadi merupakan cara mereka merespon keadaan yang dialaminya. Ketika anak keluar dari situasi seperti ini, kecenderungan mereka untuk melakukan tindakan nakal juga akan hilang.
10. Kesulitan Mengendalikan Emosi
Ketika anak marah-marah dan memberontak, mereka memang sedang belajar mengendalikan emosi. Namun, saat amarah yang dilepaskan melebihi batas, kemungkinan mereka mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosi. Masalah tersebut cenderung membuat anak lebih sering diatur.
Itulah sejumlah faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi nakal. Orang tua harus lebih peduli dengan persoalan ini. Sebab, ketika anak nakal bukan berarti mereka yang harus diperbaiki, bisa jadi orang tualah yang harus memperbaiki diri.
Baca Juga:
Pendidikan Anak Usia Dini Penting Bagi Perkembangan Anak, Mengapa?
Pendidikan Anak Usia Dini Penting Bagi Perkembangan Anak, Mengapa?
Pendidikan Anak Usia Dini = Belajar Calistung Sejak Dini?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.