Demi menekan lonjakan COVID-19, banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan work from home pada karyawannya. Langkah ini merupakan tindakan bijak agar kesehatan karyawan tetap terjaga, namun di sisi lain situasi ini menimbulkan zoom fatigue atau kelelahan virtual.
Lantas, cara apa yang dapat dilakukan agar menjaga kesehatan mental bukan sekedar wacana?
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Cegah Kelelahan Virtual
Kendati menjadi cara yang fleksibel, siapa sangka pertemuan secara virtual membuat seseorang didorong untuk lebih fokus. Obrolan video berarti seseorang harus lebih bekerja keras untuk memproses pergerakan tubuh seperti ekspresi wajah, suara, nada bicara, juga bahasa tubuh yang ternyata membutuhkan lebih banyak energi.
Hal ini yang dinamakan dengan zoom fatigue. Rasa letihan ini kemudian dikenal dengan istilah Zoom Fatigue yang mengacu pada kelelahan karena melakukan video conference secara rutin melalui aplikasi video conference populer, Zoom.
Dalam Press Conference #TwoStayConnected : NIVEA Lip Crayon Ajak Jalin Kesehatan dengan Sahabat Selagi Jaga Jarak awal Oktober lalu, Saskhya Aulia Prima, M.Psi Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga mengatakan, “Sejatinya, berinteraksi dengan banyak orang sudah menjadi kebutuhan dasar manusia. Selama pandemi ini berlangsung, terpaksa kita harus melakukan segala hal secara online. Ini membuat banyak orang merasa kesepian karena semuanya online sehingga bisa timbulkan kelelahan virtual.”
Penyebab Terjadinya Zoom Fatique atau Kelelahan Virtual
Banyaknya aktivitas virtual tak pelak turut melahirkan banyak kecemasan, salah satunya kecemasan akan penampilan seseorang saat tampil di depan kamera. Hal ini berkaitan erat dengan imaginery audience atau kondisi di mana mereka membayangkan dan meyakini ada banyak orang yang memerhatikan mereka dengan antusias.
“Tekanan sosial itu mulai dari media sosial dan sebagainya. Bukan salah medsos tapi kadang kita sebagai individu kurang baik dengan diri sendiri sehingga imaginary audience tidak terkontrol. Seolah ada suara kecil yang ‘menilai’ kita di depan layar,” papar Saskhya.
Faktanya, penyebab zoom fatigue tak hanya disebabkan oleh faktor panggilan video call semata. Ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya kondisi ini.
Mulai dari rasa paksaan harus tinggal di rumah lantaran pandemi, sementara saat melakukan zoom meeting atau panggilan online, secara tidak sadar mengingatkan kalau sebenarnya jika dalam situasi normal, kita bisa bertemu dan berbicara secara langsung. Kondisi inilah yang kemudian juga menimbulkan rasa rasa lelah. Tak peduli karakter pribadi, apakah introvert atau ekstrovert. Semua orang berisiko alamai gangguan yang sama dari konteks yang hampir serupa selama pandemi.
Oleh karena itu, penting bagi kita menjaga hubungan sosial yang positif dan bermakna sebagai salah satu kunci memupuk kebahagiaan. Dengan merasa bahagia, kita akan menjadi lebih sehat dan mampu menghadapi beragam tantangan dengan lebih baik.
Riset yang dilakukan 80 tahun lalu bahkan membuktikan bahwa berinteraksi dengan orang sekitar seperti kerabat dan keluarga membuat hidup seseorang lebih bermakna dan berkualitas. Berhubung saat ini pertemuan dilakukan melalui screen elektronik, kita harus lebih kreatif agar hubungan dengan orang lain tetap hangat.
5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi, Cegah Zoom Fatigue
1. Meningkatkan Gaya Hidup Sehat
Menyibukkan diri memikirkan segala sesuatunya yang tak bisa dikontrol membuat kita mudah stres. Daripada terlalu banyak berpikir sehingga otak menjadi ruwet, alangkah lebih baik jika kita menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat!
Hidup sehat bisa dimulai dengan mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga di rumah. Kalau biasanya Parents memilih jajan, cobalah kali ini meluangkan waktu dengan memasak menu makan siang sendiri yang menyehatkan. Sediakan waktu sekurangnya 30 menit untuk olahraga ringan yang tutorialnya banyak tersedia di YouTube atau platform media sosial lainnya.
2. Tetap Berkegiatan Seperti Biasa Bantu Zoom Fatigue
Hal yang bisa dilakukan agar mood tetap terjaga yaitu samakan aktivitas saat ini dengan kala pandemi belum ada, bedanya kini semua dilakukan di rumah. Mulai dari bangun pagi, sarapan, bekerja dari rumah, hingga sesi mengobrol dengan keluarga.
Agar semakin semangat, jaga penampian tetap rapi seperti Parents akan berangkat ke kantor setiap harinya. Penelitian menunjukkan saat berkomunikasi melalui teknologi, kebanyakan orang memedulikan physical appearance sehingga berdandan akan membuat kita lebih nyaman.
3. Menjaga Rutinitas
Menebak kapan pandemi COVID-19 berakhir akan membuat kita stres sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita menyusun jadwal kegiatan sehingga rutinitas harian menjadi jelas dan dapat diprediksi.
“Saat kita memiliki rutinitas dan tahu apa yang mau dilakukan setelah bangun pagi, kita merasakan kenyamanan. Kita akan berpikir ‘oh oke hidup kita masih aman lho karena masih ada hal yang bisa kita prediksi,” sambung Saskhya.
4. Be Kind to Yourself
Agar kesehatan mental terjaga, penting untuk kita tetap baik dan perhatian dengan diri sendiri. Jangan karena terlalu sibuk menanyakan kabar teman dekat malah membuat kita lupa melakukan hal yang sama pada diri sendiri.
Luangkan waktu untuk berdiam dan tanyakan pertanyaan pada diri kita misalnya, “apakah hari ini kita baik-baik saja? apakah ada hal-hal di hari ini yang bikin kita enggak nyaman?“. Jika sudah tahu jawabannya, jangan ragu melakukan me time agar diri lebih rileks. Sejenak beralih dari layar dan mengudap susu coklat kesukaan juga merupakan bentuk kepedulian terhadap diri sendiri lho!
5. Stay Connected dengan Orang Terdekat Cegah Kelelahan Virtual
Terakhir yang gak kalah penting yaitu tetap terhubung dengan semua orang yang kita sayangi. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi sosial dengan orang lain.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar kita tetap terhubung dengan teman-teman. Sebut saja curhat bareng secaraa virtual, olahraga atau berkreasi bareng, atau jika Parents memiliki dana berlebih bisa mengirimkan hampers kejutan pada teman dekat.
“Manfaatkan teknologi dengan hal yang kreatif. Kayak aku sama teman tuh suka ikut kursus bareng atau melakukan DIY activities yang menyenangkan, misalnya merangkai bunga. Ini simple, tetapi membangun emosi positif dengan teman,” tukas Saskhya.
Bagaimana dengan Anda, cara apa yang sudah dilakukan untuk menjaga kesehatan mental mencegah kelelahan virtual atau zoom fatigue?
Baca juga:
Bisa Mengganggu Kesehatan Mental, Ini 8 Tanda Toxic Family yang Harus Dihindari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.