Kapan Mual Tanda Hamil Muncul? Berikut Penjelasannya!

Mual tanda hamil disebabkan oleh beberapa hal, termasuk perubahan hormon dan metabolisme tubuh karena kehamilan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mendapatkan garis dua pada tes hasil kehamilan tentu memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Bunda. Hati pun jadi berdebar-debar memasuki fase kehamilan. Mungkin Bunda bertanya-tanya, kira-kira kapan tanda-tanda hamil muncul seperti mual dan lain sebagainya?

Mual-mual adalah tanda kehamilan yang paling umum. Namun, mual tak serta merta muncul saat Bunda pertama kali mengetahui kehamilan. Lalu, kapan persisnya mual tanda hamil muncul dan apa saja yang harus dilakukan oleh ibu hamil jika mengalaminya?

Artikel Terkait: Masih mual di trimester kedua, normalkah? ini penjelasannya!

Kapan Mual Tanda Hamil Muncul?

Sumber: Freepik

Setiap kehamilan berbeda dan setiap ibu hamil akan mengalami perjalanan kehamilan yang berbeda pula.

Sekitar setengah hingga dua pertiga dari semua ibu hamil akan mengalami mual terutama pada trimester pertama.
Bagi kebanyakan perempuan, mual tanda hamil dimulai sekitar minggu keempat kehamilan dan berangsur sembuh pada minggu ke 12 hingga 14.

Akan tetapi, 1 dari 5 ibu hamil mengalami mual hingga trimester kedua dan beberapa bahkan mengalami mual dan muntah sepanjang kehamilan hingga melahirkan.

Meski merupakan gejala kehamilan yang paling umum, ada pula perempuan yang tidak merasakan mual dan muntah selama hamil. Mual saat hamil atau morning sickness diperkirakan terjadi pada 70-80% kehamilan dan 20-30% sisanya tidak mengalaminya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika Bunda hamil tanpa pernah merasa mual-mual, Bunda mungkin merasa beruntung, bingung, atau bahkan khawatir. Mual adalah gejala trimester pertama yang paling khas dan rasanya aneh jika Bunda tidak mengalaminya.

Akan tetapi, jangan khawatir karena tidak mual dan muntah bukan berarti ada yang salah pada kehamilan Bunda.

Mual pada kehamilan dapat berkisar dari mual yang ringan dan jarang sampai hiperemesis ekstrem dengan muntah yang sering yang mungkin memerlukan rawat inap untuk hidrasi dan nutrisi dari IV (infus).

Sebuah penelitian di tahun 2018 menemukan bahwa mungkin ada komponen genetik untuk mengalami hiperemesis atau mual dan muntah yang parah. Oleh karena itu, waspadalah jika Bunda memiliki riwayat keluarga yang mengalami hiperemesis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika Bunda hamil kembar atau lemah karena penyakit tertentu, stres, atau sering bepergian, Bunda mungkin mengalami mual dengan tingkat yang lebih tinggi. Ini juga sangat normal dan merupakan bagian dari perjalanan kehamilan.

Artikel Terkait: 12 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Dirasakan Bumil, Cek Sekarang!

Penyebab Mual atau Morning Sickness Saat Hamil

Sumber: Freepik

Tidak ada satu penyebab mual-mual selama kehamilan yang pasti, dan tingkat keparahannya bervariasi di antara ibu hamil. Namun, ada beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap mual dan muntah selama kehamilan seperti:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Perubahan Hormon

Penelitian menunjukkan bahwa mual dan muntah selama kehamilan mungkin disebabkan oleh efek hormon yang diproduksi oleh plasenta yang disebut human chorionic gonadotropin (HCG). Ibu hamil mulai memproduksi HCG segera setelah sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim.

Selain itu, hormon estrogen juga memperlambat waktu transit dan pengosongan lambung melalui mekanisme yang diperantarai oksida nitrat, yang selanjutnya dapat berkontribusi pada fenomena morning sickness dan mual-mual. Progesteron juga dapat melakukan hal yang sama.

2. Gula Darah

Pada kondisi normal, berbagai hormon bekerja untuk menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Namun selama kehamilan, kadar hormon mengalami perubahan sehingga membuat tubuh lebih sulit untuk memproses gula darah secara efisien.

Hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) atau hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah) dapat menyebabkan mual-mual.

3. Fluktuasi Tekanan Darah

Seiring berjalannya kehamilan, tekanan darahnya dapat mengalami perubahan. Ada beberapa kemungkinan penyebab, salah satunya adalah jumlah darah dalam tubuh ibu hamil yang terus meningkat.

Menurut jurnal Circulation, volume darah ibu hamil akan meningkat sebanyak 45 persen selama kehamilan yang merupakan darah ekstra yang harus dipompa jantung ke seluruh tubuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ventrikel kiri (sisi kiri jantung yang melakukan banyak pemompaan) akan menjadi lebih tebal dan lebih besar. Efek sementara ini memungkinkan jantung bekerja lebih keras untuk mendukung peningkatan volume darah, sehingga tekanan darah pun meningkat.

Di awal kehamilan, biasanya dari 5 minggu hingga pertengahan trimester kedua, tekanan darah ibu hamil cenderung menurun. Hal ini karena hormon kehamilan dapat merangsang pembuluh darah untuk melebar.

Baik tekanan darah tinggi dan rendah dapat menyebabkan pusing, mual, dan muntah.

Tekanan darah tinggi selama kehamilan didefinisikan sebagai sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi, dengan diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi, sementara tidak ada angka pasti untuk tekanan darah yang terlalu rendah.

4. Perubahan Metabolisme Tubuh

Tubuh akan membakar lebih banyak kalori saat hamil karena peningkatan berat badan dan luas permukaan tubuh. Pada dasarnya, tubuh harus membakar kalori untuk menjaga jantung tetap memompa, fungsi otak, aliran darah, dan otot bekerja. Hal ini juga berkontribusi pada faktor risiko mual di pagi hari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Indra Penciuman yang Menjadi Sensitif

Banyak ibu hamil mengalami perubahan pada sensitivitas indra penciuman mereka selama trimester pertama. Para ahli menilai bahwa bagi beberapa ibu hamil, indra penciuman yang meningkat ini dapat memicu mual di pagi hari.

Indra penciuman yang meningkat ini terjadi akibat dari hiperakuitas sistem penciuman yang diinduksi oleh hormon estrogen, yang meningkat selama kehamilan.

Artikel Terkait: 9 Cara Alami Atasi Mual saat Hamil, Ampuh dan Bumil harus Coba!

Cara Mengatasi

Sumber: Freepik

1. Perhatikan Asupan Makanan

Makanan berlemak dan pedas serta kafein dapat meningkatkan kemungkinan memicu pelepasan asam lambung, terutama saat kehamilan berlanjut dan janin mendorong saluran pencernaan.

Makan dalam porsi kecil dapat membantu mengurangi kemungkinan muntah tetapi menjaga perut tetap terisi. Perut yang kosong dapat memperburuk mual karena perut menghasilkan asam, tetapi tidak ada yang bisa dicerna, kecuali lapisan lambung. Hal ini dapat memicu mual.

Saat sarapan, makanlah apel, pir, pisang, atau buah jeruk sebagai tambahan untuk membantu Bunda merasa kenyang lebih awal. Kalium yang terkandung dalam buah dapat membantu mencegah mual di pagi hari.

Bunda juga bisa makan makanan dingin atau yang sudah dingin untuk mengurangi aroma makanan yang dapat memicu mual dan muntah.

Di malam hari, makan camilan berprotein tinggi sebelum tidur akan membantu mengatur kadar glukosa darah di malam hari sehingga mengurangi mual dan muntah.

2. Jaga Asupan Cairan

Penting untuk tetap terhidrasi untuk kesehatan yang baik, terutama selama kehamilan. Ketika Bunda muntah, asupan cairan juga bisa ikut keluar.

Mungkin sulit untuk mengonsumsi 8 gelas air sehari saat mengalami mual, tetapi dehidrasi dapat memperburuk mual. Minumlah air putih dengan menambahkan cuka sari apel dan madu ke dalam air untuk membuatnya lebih enak.

Minumlah teh jahe atau teh peppermint untuk membantu menenangkan perut. Jahe telah lama digunakan untuk membantu pencernaan dan mengurangi ketidaknyamanan perut. Studi menunjukkan bahwa jahe juga dapat membantu meringankan gejala mual pada ibu hamil.

3. Banyak Istirahat

Saat hamil. tidur cukup merupakan keharusan. Tidurlah lebih awal dan bangun lebih pagi. Tidur di siang hari juga dapat membantu, tetapi sebaiknya tidak dilakukan langsung setelah makan karena hal ini dapat meningkatkan mual.

Saat malam hari tiba, usahakan untuk tidak terpapar cahaya, baik dari lampu maupun gadget untuk membantu tubuh beristirahat dengan lebih baik dan mendapatkan tidur yang berkualitas.

Seiring berjalannya waktu dan perut menjadi lebih besar, bantal hamil dapat membantu memberi kenyamanan pada punggung dan perut. Jangan gunakan obat tidur kecuali jika diresepkan oleh dokter.

4. Konsumsi Suplemen Kehamilan

Suplemen hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter. Jika Bunda mengonsumsi vitamin, waktu yang terbaik untuk meminumnya adalah sebelum tidur.

Vitamin B6 dapat membantu mengurangi mual. Bunda dapat meminta resepnya pada dokter jika dirasa mual dan muntah cukup mengganggu aktivitas harian.

Suplemen zat besi yang diresepkan selama kehamilan terkadang dapat menyebabkan mual. Dokter dapat merekomendasikan suplemen dengan pelepasan yang lebih lambat atau dosis yang lebih rendah.

Konsumsi suplemen zat besi dengan jus jeruk atau minuman lain dengan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.

Kapan Perlu ke Dokter?

Muntah berlebihan selama kehamilan dikenal sebagai hiperemesis gravidarum. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi, kekurangan gizi, dan penurunan berat badan.

Hiperemesis terjadi pada 1 dari setiap 300 perempuan selama kehamilan, dan biasanya hanya terjadi selama 20 minggu pertama kehamilan.

Segera temui dokter jika Bunda mengalami:

  • Muntah darah, yang mungkin berwarna merah atau hitam
  • Muntah lebih dari empat kali dalam satu hari
  • Tidak dapat makan dan minum sama sekali selama lebih dari satu hari
  • Kehilangan berat badan yang drastis

Dokter mungkin akan merekomendasikan perubahan pola makan, banyak istirahat dan penggunaan antasida. Dalam kasus yang parah, pasien hiperemesis mungkin perlu menerima cairan dan nutrisi secara intravena.

***
Mual tanda hamil umumnya terjadi pada trimester pertama, tetapi bisa juga bertahan hingga trimester dua dan tiga. Hamil tanpa merasakan mual juga normal sehingga tak perlu kuatir. Nah, semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya, Bun!

Baca Juga: