70 Persen Kasus Kanker di Indonesia Ditemukan pada Stadium Lanjut

Kanker bisa disembuhkan bila ditemukan pada stadium awal.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi beban kesehatan di seluruh Indonesia. Jumlah biaya untuk skrining, terapi, dan rehabilitasi akibat kanker mengeluarkan dana yang cukup besar. Apalagi 70 persen kasus kanker di Indonesia ditemukan dalam stadium lanjut. Semakin lanjut stadiumnya, maka akan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. 

Menurut Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM,FACP, Ketua Umum YKI Pusat, yang ditemui dalam virtual media briefing pada Kamis (4/11), sebanyak 25-30% dana terbesar BPJS terserap di penyakit katastropik, kanker merupakan terbesar kedua yaitu 18%. 

“Maka diperlukan konsep pelayanan yang efektif dan terstadarisasi mengikuti patient safety,” ucap Aru. 

Lalu seperti apa kondisi pengobatan kanker di Indonesia dan bagaimana cara mencegah kanker? 

Pentingnya Deteksi Dini untuk Menurunkan Kasus Kanker di Indonesia 

Sebagian jenis kanker tidak dapat dicegah karena belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun, risiko kanker bisa diturunkan dengan melakukan deteksi dini.

Pada prinsipnya, semakin cepat kanker terdeteksi maka akan semakin besar juga kemungkinan untuk disembuhkan sehingga meningkatkan harapan hidup. 

Manfaat deteksi dini kanker di antaranya adalah:

1. Mengurangi Kejadian Kanker 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber; Pexels

Beberapa tes skrining dapat mendeteksi lesi prakanker. Pengangkatan lesi prakanker dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko seseorang untuk mengembangkan kanker yang dideteksi di lokasi tersebut.

2. Mengurangi Kejadian Kanker Stadium Lanjut 

Pemeriksaan yang mendeteksi kanker pada stadium awal dapat mengurangi risiko seseorang untuk didiagnosis dengan kanker stadium lanjut yang telah menyebar ke anggota tubuh lain atau metastasis.

Artikel terkait: Pentingnya Melakukan Skrining Kanker Secara Berkala, Ini Penjelasan Dokter

3. Mengurangi Kematian Akibat Kanker 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Pexels

Diagnosis kanker di stadium awal dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan. Hal tersebut akhirnya akan mengurangi risiko seseorang untuk meninggal akibat kanker.

Meski skrining telah terbukti dapat menurunkan angka kematian kanker, sayangnya sebanyak 70 persen kasus kanker di Indonesia masih ditemukan dalam stadium lanjut.

“Terjadi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat kita untuk melakukan skrining,” ucap dr. Eko Adhi Pangarsa, Sp.PD-KHOM, Ketua YKI Jawa Tengah. 

Dokter Eko juga mengungkapkan berdasarkan data tahun 2020, ada 200.000 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara angka kematian akibat kanker juga mencapai 200.000 orang. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Rendahnya tingkat skrining di Indonesia terlihat dari jumlah skrining kanker serviks yang hanya 1,7 juta orang dan skrining kanker payudara sebanyak 1,4 juta orang pada tahun 2014 hingga 2021. Dengan jumlah tersebut tidak mengherankan bila jumlah pasien yang ditemukan dalam stadium lanjut dan angka kematian akibat kanker terus meningkat setiap tahunnya.

Artikel terkait: 15 Gejala kanker pada anak yang sering dianggap sepele

Akses Skrining dan Deteksi Dini Kanker di Indonesia Masih Terbatas

Sumber: Pexels

Di Indonesia sendiri tingkat kesadaran masyarakat masih rendah untuk melakukan skrining. Selain itu juga masih rendahnya akses untuk skrining dan deteksi dini kanker. Hingga saat ini masih banyak daerah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan yang melayani penyakit kanker.

Masyarakat daerah sering kali harus pergi ke kota besar untuk mendapatkan pelayanan skrining maupun pengobatan kanker. Sejauh ini pengobatan kanker terlengkap masih didominasi oleh rumah sakit di Pulau Jawa.

“Padahal bila ditemukan saat sudah stadium lanjut, biaya pengobatan semakin mahal dan kualitas hidup pasien juga sudah menurun,” ucap dr. Awal Prasetyo, M.Kes, Sp.THT-KL, MARS, Ketua Bidang Organisasi YKI Jawa Tengah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Kanker Serviks Mengancam Kesehatan Perempuan Indonesia, Waspadai 5 Faktor Risikonya!

Rendahnya Pelayanan Kanker di Indonesia Membuat Pasien Berobat ke Luar Negeri

Sumber: Pexels

Terbatasnya akses layanan kesehatan untuk skrining dan pengobatan kanker di Indonesia, membuat banyak masyarakat Indonesia yang memilih untuk berobat ke luar negeri.

Menurut hasil riset Patients Beyond Borders, Malaysia dan Singapura menjadi tujuan utama berobat masyarakat Indonesia. Jumlah pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri pun semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2006 ada 350.000 orang. Selanjutnya pada tahun 2015 meningkat menjadi 600.000 orang. 

Beberapa alasan orang Indonesia memilih untuk berobat ke luar negeri adalah: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Kurangnya mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan di Indonesia 
  • Kecanggihan teknologi dan obat-obatan 
  • Masalah komunikasi dokter dan tenaga medis pembantu
  • Ketepatan diagnosis 
  • Akomodasi rumah sakit luar negeri lebih menyenangkan
  • Reputasi rumah sakit yang telah mendunia 
  • Biaya pengobatan lebih murah

“Pajak obat kanker di Indonesia masih sangat tinggi sehingga harga obat menjadi mahal, maka harapannya pemerintah bisa mengatur ulang jumlah pajak yang dibebankan ke obat kanker,” tambah Prof. Aru.

Nah, itulah kondisi kasus kanker di Indonesia. Semoga bisa membuat Parents lebih waspada terhadap penyakit kanker dan pastikan untuk selalu memeriksakan kesehatan secara teratur agar dapat mendeteksi dini kanker.

Baca juga:

Kabar Gembira! Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks Kini Ditanggung BPJS

Jangan Ditunda! Ini Pilihan Terapi Pengobatan untuk Kanker Paru

Benarkah sering ejakulasi bisa mengurangi risiko kanker prostat?