Meninggalnya Julia Perez karena kanker serviks (kanker leher rahim) dan Yana Zein karena kanker payudara seolah mengingatkan kita soal pentingnya mencegah penyakit tersebut. Caranya dengan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks.
Dalam kampanye pencegahannya, kanker payudara biasa menggunakan simbol pita pink. Sedangkan untuk kanker serviks, pita yang digunakan adalah warna lavender.
Sejak tersiarnya kabar tentang meninggalnya dua artis tersebut, banyak perempuan yang bertanya tentang prosedur pemeriksaan diri kanker payudara dan serviks di rumah sakit.
Bahkan, dokter Piprim Basarah Yania yang merupakan dokter vaksin membuat status Facebook seperti ini:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memberikan solusi atas masalah itu. Dalam siaran persnya yang dikirim ke CNN, Kepala Biro Humas Kemenkes, drg. Oscar Primadi menyatakan bahwa saat ini Kemenkes telah memberikan pelatihan kecakapan deteksi dini kanker payudara dan serviks kepada tenaga kesehatan di 3700 Puskesmas seluruh Indonesia.
Tak hanya itu saja, pembiayaannya pun dimasukkan dalam mekanisme Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan biayanya.
Baca juga: 25 Hal tentang Kesehatan Wanita yang Perlu Anda Ketahui.
Deteksi dini kanker serviks dan payudara di fasilitas kesehatan terdekat di masyarakat dinilai penting.
Dokter Oscar menyatakan, “masyarakat dapat melakukan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit umum daerah di kabupaten atau kota terdekat.”
Deteksi dini kanker serviks dimulai dengan pap smear. Jika dinyatakan bersih, maka Anda bisa melanjutkannya dengan pemberian vaksin HPV yang dilakukan bertahap sebanyak tiga kali.
Tanpa BPJS, rata-rata pemeriksaan di rumah sakit memakan biaya mulai dari Rp 300.000 hingga jutaan rupiah disertai dengan pemberian vaksin. Diharapkan, dengan ini masyarakat jadi tak ragu lagi untuk mencegah dirinya dari penyakit mematikan tersebut.
Dengan ini, dokter Oscar juga berharap masyarakat tidak mudah tergiur dengan berbagai promosi pengobatan alternatif maupun berbagai macam obat herbal. Selain belum teruji secara medis, pemberian alternatif bisa jadi malah menghalangi seseorang untuk mencapai kesembuhan karena terlambat mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Tak hanya wanita, pria pun membutuhkan vaksin HPV karena ia bisa berperan sebagai pembawa virus ke perempuan. Maka dari itu, sekalipun Anda merasa bahwa gaya hidup sudah sehat, ada baiknya memeriksakan kemungkinan adanya virus tersebut ke fasilitas kesehatan terdekat. Baik oleh lelaki, maupun perempuan.
Untuk anak-anak SD yang tinggal di DKI Jakarta dan Yogyakarta, vaksin HPV diberikan secara gratis di sekolah sesuai dengan usia efektif pemerian vaksin, yaitu 12-15 tahun. WHO sendiri menerapkan standar bahwa wanita usia 10-55 tahun masih perlu mendapatkan vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.
Tak hanya Kemenkes. Kampanye tentang pentingnya deteksi dini kanker dan pemberian vaksin juga disuarakan oleh Deddy Corbuzier. Berikut pemaparannya dalam video terbarunya di YouTube:
Seperti pada program negara pada umumnya, puskesmas yang dapat memberikan pelayanan ini kepada masyarakat akan ditambah secara bertahap. Untuk memastikannya, Anda bisa mengunjungi puskesmas terdekat. Namun, langkah awal sehatnya adalah memastikan bahwa keluarga Anda memiliki BPJS kesehatan.
Kampanye tentang pentingnya pemeriksaan dini kanker dan vaksin sudah sering dilakukan oleh pemerintah, media, dan bahkan banyak individu seperti Deddy Corbuzier di atas. Namun hingga kini, pengetahuan soal itu belum merata ke seluruh Indonesia.
Semoga saja, Anda sudah dapat memanfaatkan layanan pemerintah ini di dekat Anda. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Baca juga:
Mengenal Kanker Serviks, penyakit yang merenggut nyawa Julia Perez
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.