Jenis sunscreen seperti apa cocok untuk orang Indonesia?
Pasalnya beda iklim, kebutuhan jenis tabir suryanya pun kemungkin akan berbeda.
Simak penjelasan jenis-jenis sunscreen paling cocok untuk kulit Indonesia seperti Anda, Parents.
Artikel terkait: 9 Mitos tentang Sunscreen yang Selama Ini Salah, Apa Saja?
Jenis dan Fungsi Sunscreen
Tabir surya adalah senyawa (bentuk losion atau krim) hasil formulasi tertentu untuk menghalangi, membelokkan, atau memantulkan sinar matahari, agar tidak langsung meninggalkan efek di kulit.
Agar efektif, sesuai rekomendasi dari laman Pannmedicine , tabir surya sebaiknya diaplikasikan secara menyeluruh pada area kulit yang terbuka, tidak hanya pada wajah.
Masih dari laman yang sama, ada dua jenis tabir surya, yakni kimia (chemical) dan fisik (physical).
Tujuan keduanya sama, mencegah kulit terbakar dan kerusakan kulit lainnya akibat radiasi UV matahari, namun cara kerjanya berbeda.
Artikel terkait: 5 Rekomendasi Mineral Sunscreen Korea Terbaik di 2024, Aman Melindungi
Perbedaan Physical dan Chemical Sunscreen
Jenis Chemical Sunscreen
Tabir surya kimia (chemical) menggunakan bahan atau formula yang bila diaplikasikan akan diserap di lapisan atas kulit.
Formula ini bereaksi dengan kulit untuk menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi energi sehingga tidak membahayakan kulit.
Termasuk dalam tabir surya jenis ini adalah bahan kimia seperti homosalate, oxybenzone, avobenzone, octinoxate, octisalate, dan octocrylene.
Apa pun bentuknya, baik losion atau spray, tabir surya kimiawi perlu waktu untuk diserap ke dalam kulit.
Sistem kerjanya, menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas, lalu melepaskan panas dari kulit.
Kelebihan Chemical Sunscreen
- Biasanya tabir surya jenis kimia jika digunakan akan terasa seperti losion biasa yang menyerap ke kulit.
- Dengan tekstur yang ringan ini, tabir surya kimia juga sering dikemas dalam bentuk botol semprot (spray).
- Tabir surya kimia mengandung bahan aktif yang meresap ke dalam kulit dan menyerap sinar UV “seperti spons,” jelas Dr. Raman Madan, kepala dermatologi di Rumah Sakit Glen Cove di New York. Di A.S., di halaman online majalah TIME.
- Rasanya memang nyaman dan ringan karena resap ke dalam kulit, bisa jadi menyegarkan untuk kulit kita yang berada di iklim tropis.
- Tabir surya kimiawi diserap ke dalam kulit dan berada di lapisan yang lebih dalam.
Kekurangan Chemical Sunscreen
- Tabir surya kimia membutuhkan waktu untuk menjadi efektif, karenanya gunakan sekitar 20 menit sebelum keluar rumah.
- Cahaya langsung juga bisa menyebabkan bahan kimia lebih cepat habis, sehingga pengaplikasiannya harus lebih sering, apalagi saat sedang terkena sinar matahari langsung.
- Sifat tabir surya kimia yang melepaskan panas dapat menjadi masalah bagi kulit sensitif yang rentan rosacea, serta bagi kulit yang dengan bawaan hiperpigmentasi.
- Kulit yang panas dapat menyebabkan bertambahnya bintik-bintik cokelat di kulit (freckles).
- Tabir surya kimia terkadang bisa berisiko dapat menyumbat pori-pori dan menimbulkan masalah bagi jenis kulit sensitif yang rentan berjerawat.
- Tabir surya kimia mungkin tidak melindungi kulit sepenuhnya dari paparan sinar UVA, karena sifat perlindungannya ada di bawah kulit.
Jenis Physical Sunscreen
Berbeda dengan tabir surya fisik (physical), disebut juga dengan jenis tabir surya alami atau mineral.
Dikutip dari laman Thorne, jenis tabir surya fisik ini biasanya mengandung dua bahan utama, seng oksida dan titanium dioksida.
Dua bahan utama inilah yang bekerja sebagai ‘tameng’ atau ‘perisai’ berada di atas kulit dan bermanfaat memantulkan sinar UV. mencegah sinar matahari terpapar di kulit secara langsung.
Kelebihan Physical Sunscreen
- Bekerja seperti perisai (sedangkan tabir surya kimia diserap ke dalam kulit), untuk melindungi dari sinar UVA dan UVB (spektrum luas).
- Tabir surya ini langsung efektif setelah diaplikasikan, sehingga tidak perlu menunggu meresap ke kulit.
- Kemampuannya memberi perlindungan penuh dari sinar UVA dan UVB, efektif segera setelah digunakan, dan tidak akan menyumbat pori-pori.
Kekurangan Physical Sunscreen
- Karena tabir surya fisik lebih bertekstur tebal, maka dapat meninggalkan corak putih pada kulit, seperti lapisan baru di atas kulit.
- Karena berada di permukaan kulit, tabir surya mineral dapat mudah terhapus atau hilang, membuat berkeringat, atau mudah dibilas, sehingga harus sering digunakan kembali.
- Akan agak terasa sedikit ‘lengket’ di kulit, untuk kita yang memang berada dalam kondisi kelembapan udara (humidity) tinggi di iklim tropis.
Dengan fungsi kerja masing-masing dari kedua jenis tabir surya ini, tabir surya fisik seperti perisai, sedangkan tabir surya kimia diserap ke dalam kulit, keduanya bekerja dengan baik untuk melindungi dari sinar UVA dan UVB (spektrum luas).
Artikel terkait: 6 Tips Memilih Sunscreen Sesuai Jenis Kulit, Jangan Sampai Keliru, Ya!
Sunscreen yang Tepat untuk Orang Indonesia
Terkait kanker kulit atau risiko apapun dari paparan sinar matahari langsung, pencegahan adalah kuncinya.
Jadi sangat penting untuk mulai dengan melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB dengan menggunakan tabir surya berspektrum luas yang mengandung SPF (Sun Protection Factor).
Apakah SPF yang tinggi lebih baik?
Mengambil penjelasan dari American Academy of Dermatology , yang direkomendasikan adalah penggunaan tabir surya dengan SPF minimal 30.
Sebab dapat menghalangi 97% sinar UVB matahari.
SPF dengan jumlah yang lebih tinggi akan lebih baik, namun perlu diingat tidak ada tabir surya yang 100% dapat memblokir sinar UVB matahari.
Menurut laman Klikdokter, rata-rata orang Indonesia memerlukan SPF 20-30 saja, bahkan SPF 15 sudah termasuk aman.
Sementara orang berkulit putih memerlukan tabir surya dengan SPF lebih tinggi, yakni sekitar 30-50.
Kandungan SPF tinggi dalam produk tabir surya sebenarnya bertahan dalam jangka waktu yang sama dengan SPF dalam jumlah rendah.
Artikel terkait: 5 Tips Memilih Tabir Surya untuk Anak, Cegah Kanker Kulit Sejak Dini
Risiko Paparan Sinar UV
Hanya beberapa menit terpapar sinar matahari langsung di jam-jam tertentu sangat efektif untuk mendapatkan asupan vitamin D yang sangat dibutuhkan tubuh kita.
Namun sayangnya, hal ini bukannya tanpa risiko.
Jika terlalu lama terpapar, matahari bisa berisiko membuat Anda terkena radiasi ultraviolet, atau sinar UV.
Sinar UV tidak terlihat oleh mata manusia dan diklasifikasikan berdasarkan panjang gelombang.
Diambil dari keterangan di Cancer Center , jenis utama sinar UV adalah UVA, UVB, dan UVC.
Sinar UVA memiliki panjang gelombang terpanjang, disusul UVB dan UVC.
Sinar UV yang lebih pendek diserap oleh lapisan ozon di atmosfer, sehingga pada saat radiasi UV mencapai tubuh, sebagian besarnya berbentuk UVA dan sebagian UVB.
Sinar UVB hanya menembus lapisan terluar kulit, namun sinar UVA menembus lapisan lebih dalam karena panjang gelombangnya lebih panjang.
Sebab inilah, sebenarnya kedua jenis tabir surya tetap perlu digunakan untuk perlindungan yang paling efektif.
Sinar UVB bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan yang tidak berbahaya (seperti terbakar sinar matahari).
Sedangkan sinar UVA dapat menyebabkan kerusakan yang lebih dalam dan meningkatkan risiko perubahan sel, seperti kanker kulit.
Artikel terkait: 10 Rekomendasi Sunscreen untuk Kulit Kombinasi Terbaik 2024
Tips Pemakaian Sunscreen yang Benar
Berikut hal yang harus diperhatikan agar penggunaan sunscreen memberikan perlindungan maksimal:
- Tetap jaga untuk menggunakan produk tabir surya berulang, jika memang terpapar matahari cukup lama.
- Oleskan krim atau losion tabir surya sebelum keluar rumah.
- Ulangi kembali setiap dua jam atau setelah berenang atau berkeringat.
- Aplikasi tabir surya perlu dilakukan setiap hari, di semua musim dan aktivitas luar apa pun.
- Untuk pencegahan jika dapat menghindari paparan sinar matahari langsung di saat-saat teriknya sangat kuat, biasanya antara jam 10 pagi hingga 4 sore.
- Jika terpaksa harus berada di ruang terbuka pada saat sangat terik, kenakan topi bertepi lebar, sangat efektif untuk melindungi kulit wajah.
- Perlu juga gunakan kacamata hitam, karena akan dapat menghalangi radiasi UV untuk melindungi mata dan kulit tipis di sekitarnya.
- Kenakan baju lengan panjang dan celana panjang saat berada di bawah sinar matahari.
- Pilih kain dengan peringkat UPF tinggi.
- Untuk iklim tropis seperti di negara kita, pakaian berbahan dasar katun dari serat alami seperti kapas atau bambu, akan sangat baik untuk kesehatan kulit.
- Buat jadwal untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit setidaknya sekali setahun, tentu dapat memberi manfaat lebih, terutama untuk menentukan produk tabir surya yang terbaik sesuai kondisi dan karakter kulit Anda.
***
Itulah informasi seputar jenis sunscreen dan cara memilih yang tepat untuk kebutuhan Anda, Parents.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik untuk Kulit Berminyak di 2024, Cek!
16 Artis Mengidap Kanker, Shannen Doherty Sampai Meninggal Dunia
10 Sunscreen untuk Pria Pilihan di 2024, Ringan dan Bantu Melindungi Kulit
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.