Jenang kudus merupakan panganan tradisional khas Kudus, di Jawa Tengah. Tidak sulit menemukan makanan satu ini di daerah asalnya, hampir di semua kawasan wisata tersedia jenang kudus sebagai oleh-oleh.
Tak sekadar jajanan, jenang ini punya sejarah dan cerita menarik di baliknya, lo, Parents. Penasaran seperti apa? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
6 Fakta Menarik Jenang Kudus
1. Asal Muasalnya
Kisah asal muasal jenang khas Kudus ini tak lepas dari figur yang sangat popular di wilayah yang dijuluki Kota Santri tersebut, yakni Sunan Kudus. Konon, Sunan Kudus, Saridin atau Syekh Jangkung, dan Mbah Dempok Soponyono bersama cucunya suatu ketika melakukan perjalanan.
Cucu Mbah Dempok Soponyono kemudian bermain burung dara di tepi sungai yang selanjutnya diberi nama Sungai Kaliputu. Malangnya, bocah tersebut tercebur dan hanyut. Ia pun diselamatkan warga sekitar.
Sunan Kudus kemudian menyimpulkan, bocah itu telah meninggal dunia. Namun, Syekh Jangkung berpendapat lain. Menurutnya, cucu Mbah Dempok hanya mati suri.
Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta kepada warga sekitar agar membuat jenang bubur gamping untuk diberikan kepada anak tersebut. Tak disangka, anak itu pun hidup kembali.
Singkat cerita, Sunan Kudus pun berkata, “Suk nek ana rejaning jaman, wong Kaliputu uripe saka jenang.” (Suatu saat kelak jika zaman sudah ramai, orang Kaliputu hidup dari jenang).
2. Arak-arakan Jenang sebagai Tanda Syukur
Menariknya, kini Kaliputu dikenal sebagai pusat produksi kuliner yang yang satu ini. Sebagai wujud syukur atas berkah yang diterima warga desa Kaliputu, maka setiap menyambut Tahun Baru Hijriah atau 1 Syura, diadakanlah acara Kirab Tebokan.
Acar bernuansa budaya tersebut merupakan arak-arakan jenang. Tebok atau tampah berisi Jenang dibentuk berbagai bentuk, misalnya miniatur Menara Kudus dan Masjid Kudus.
3. Jenang Kudus Beda dengan Dodol
Sekilas, bentuk dan penampilannya mirip dengan dodol. Keduanya memang terbuat dari bahan yang hampir sama, yaitu tepung ketan, gula kelapa atau gula aren, dan santan. Jenang biasanya disajikan dalam potongan-potongan kecil, dibungkus dengan kertas atau plastik, lalu dikemas dalam sebuah dus.
Makanan dengan tekstur kenyal ini juga memiliki berbagai varian rasa. Mulai dari rasa original, durian, nangka, pandan, susu, cokelat, moka, hingga kapucino. Perbedaannya dengan dodol hanya terletak pada tekstur. Jenang cenderung lebih lembut dan sedikit basah.
4. Produsen Legendaris Jenang Kudus Berusia Lebih dari 100 Tahun!
Foto: Instagram/@vembriarose
Adalah Jenang Mubarok, produsen jenang Kudus yang sangat legendaris. Usaha keluarga turun-temurun tersebut bahkan telah berdiri lebih dari 110 tahun silam.
Jenang Kudus Mubarok dirintis oleh Hj Alawiyah. Lokasi penjualannya berada di Pasar Kudus, saat ini dikenal sebagai tempat parkir para peziarah makam Sunan Kudus di Masjid Menara.
Setelah Alawiyah meninggal, usaha jenang dilanjutkan oleh anak laki-lakinya, H Achmad Shochib. Di tangan sang putra, perusahaan berkembang semakin pesat. Kini Jenang Mubarok dijalankan oleh generasi ketiga dengan tetap menggunakan resep dan bahan-bahan tradisional.
5. Museum Jenang
Foto: Instagram/@museum_jenang_mubarok
Mengukuhkan eksistensi jenang sebagai makanan khas Kudus, sejak tahun 2017 telah berdiri Museum Jenang yang pertama. Museum ini berlokasi di Jalan Sunan Muria, 33, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Keberadaan Museum Jenang diinisiasi oleh PT Mubarok Food Cipta Delicia, perusahaan yang menaungi Jenang Mubarok.
“Tepat satu abad kami berdiri, tercetus ide mendokumentasikan kegiatan pembuatan jenang, dan tentang Kudus, dalam bentuk yang bisa dinikmati bersama oleh siapa pun. Sekitar tahun 2010 dan akhirnya tepat pada 24 Mei 2017 ide kami jadi nyata, meresmikan Museum Jenang,” ujar Muhammad Hilmy, Dirut PT Mubarok Food Cipta Delicia, mengutip dari Detik Travel.
Museum tersebut berisi beragam foto dan patung terkait cara proses membuat jenang. Juga ada perlengkapan yang digunakan dari masa ke masa. Museum Jenang menonjolkan desain bangunan yang menarik karena menampilkan visualisasi pembuatan, penyajian, hingga pelestarian jenang.
6. Diekspor ke Berbagai Negara
Jenang telah menjadi salah satu identitas Kota Kudus. Tidak sulit menemukan penganan ini karena hampir tersebar di setiap sudut pusat pariwisata. Namun tak sampai di situ saja, rupanya konsumen jenang sudah sampai hingga ke mancanegara.
Produk dengan merek Jenang Mubarok misalnya telah dipasarkan ke berbagai negara. Antara lain Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, dan Arab Saudi.
****
Nah, itulah tadi sederet fakta menarik tentang jenang kudus. Kekayaan kuliner tradisional hendaknya dapat dilestarikan oleh generasi masa kini.
Baca juga:
10 Tempat Wisata Kuliner di Purwokerto, Paling Recommended!
Bikin Nagih, Ini 10 Kuliner Legendaris Bogor yang Masih Eksis
10 Tempat Wisata Kuliner Hits di Makassar, Makanan Berat Hingga Cemilan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.