“Bun, apa benar bisa hamil dalam seminggu setelah berhubungan? Misalnya hari ini berhubungan dan seminggu kemudian langsung hamil. Sebenarnya berapa jarak kehamilan setelah berhubungan? Belum testpack sih takut kayak kemarin bikin kecewa,” tanya seorang ibu dalam aplikasi theAsianparent Indonesia.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dan mungkin pertanyaan ibu-ibu lainnya. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait proses dan jarak kehamilan setelah berhubungan intim.
Tentang Kehamilan
Menurut dr. Jeannyfer Halim Jungestian, kehamilan dimulai dari konsepsi yakni pertemuan antara sperma dan ovum (sel telur).
Konsepsi terjadi ketika wanita sedang berada pada masa subur, di mana sel telur dikeluarkan oleh ovarium dan menunggu dibuahi. Sperma pun harus dapat terus “berjalan” menghampiri sel telur.
Jika proses ini tidak berlangsung dengan lancar, maka persatuan sperma dan ovum tidak dapat terjadi. Namun bila proses ini berlangsung dengan lancar, maka akan terjadi kehamilan.
“Seringkali kehamilan disadari ketika telah terlambat haid. Kehamilan dapat diperiksa dengan test pack 1 hari setelah haid terlambat, meskipun terkadang masih mungkin belum dapat terdeteksi karena kadar hormon kehamilan yang diperiksakan masih rendah,” kata dr. Jeannyfer.
“Bila hasilnya agak meragukan (belum terdeteksi), Anda dapat mencoba test pack ulang minggu depan atau 2 minggu lagi, bila haid tidak juga datang.” jelasnya seperti dikutip dari laman Klik Dokter.
Lantas, Bagaimana Proses dan Berapa Lama Jarak Kehamilan Setelah Berhubungan Intim?
Saat berhubungan intim, tubuh pria mengeluarkan sperma. Seberapa cepat sperma berenang ke dalam sel telur tidak memiliki ukuran yang pasti.
Sebuah studi menemukan bahwa butuh waktu 2 – 10 menit untuk melakukan perjalanan sperma dari leher rahim sampai ke saluran telur.
Umumnya, pria akan mengeluarkan sekitar 300 juta sperma saat berhubungan intim. Namun kurang dari 100 ribu sperma yang berhasil masuk ke dalam leher rahim dan menuju sel telur.
Dari banyaknya jumlah sperma tadi, hanya sekitar 200 sperma yang berhasil mencapai sel telur. Di sinilah terjadinya pembuahan ketika sperma berhasil menembus sel telur.
Bila kedua indung telur wanita menghasilkan telur yang matang dan kedua sel telur berhasil dibuahi oleh sperma, maka akan terjadi kehamilan kembar non-identik atau disebut juga kembar fraternal.
Dalam jangka waktu 24 jam setelah pembuahan terjadi, telur akan berubah menjadi zigot dan terbagi menjadi dua sel. Jumlah sel ini akan terus berlipat ganda setiap dua belas jam hingga ia tiba di rahim.
Telur Anda dapat bertahan hingga 24 jam setelah masa ovulasi. Jika pembuahan tidak terjadi, maka telur akan bergerak ke rahim dan melebur atau diserap tubuh.
Tubuh akan berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kemudian lapisan yang sudah menebal di rahim akan luruh mengikuti siklus menstruasi.
Kira-kira tiga hari setelah pembuahan, zigot akan berkembang menjadi 32 sel dan berbentuk menyerupai buah raspberi. Beberapa hari kemudian, zigot telah memiliki 500 sel yang dikelilingi oleh lapisan berongga dan berisi cairan, tiba di rahim.
Pada hari ketujuh, zigot mulai menempel pada dinding rahim Anda. Ini disebut implantasi.
Biasanya, saat proses ini wanita akan menemukan flek atau mengalami perdarahan ringan selama kira-kira 1-2 hari. Lapisan dinding rahim pun akan semakin menebal dan leher rahim akan tertutup oleh lendir hingga waktu persalinan tiba.
Saat zigot menempel pada dinding rahim, lapisan berongga dan berisi cairan tadi mulai membentuk kantung ketuban dan plasenta. Ini akan menjadi sumber nutrisi janin hingga ia berkembang menjadi bayi.
Gejala Kehamilan yang Perlu Diperhatikan
Gejala kehamilan yang dialami wanita tidak pasti dan sangat bervariasi. Namun umumnya, ibu hamil mengalami gejala berikut ini di awal kehamilannya:
- Telat menstruasi
- Mual
- Pembesaran dan nyeri payudara
- Perasaan lelah
- Daerah di sekitar puting payudara lebih gelap atau menghitam
- Flek perdarahan
- Peningkatan suhu tubuh
Bila Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera lakukan test pack atau memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Semoga informasi ini bisa menjawab pertanyaan Anda tentang jarak kehamilan setelah berhubungan suami-istri dengan pasangan.
***
Referensi: Klik Dokter, Very Well Family, Alo Dokter
Baca juga:
Pemeriksaan Kehamilan Pertama Kali yang Wajib Dijalani Ibu Hamil
Penelitian ini ungkap jarak aman untuk hamil lagi setelah melahirkan
Perlukah Mengatur Jarak Kehamilan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.