Permasalahan utama yang dihadapi Parents dengan pasangan yang cenderung memiliki intermittent explosive disorder adalah ledakan amarah. Gangguan kontrol emosi ini tentu bisa membuat hubungan Anda terasa melelahkan dan sangat tidak mudah.
Dalam posisi ini, nasihat untuk bersabar saja rasanya tidak cukup. Karena, selain pasangan mudah terpicu kemarahan, sikapnya ketika emosi juga menjadi tidak mudah dihadapi.
Namun memilih untuk diam dan menerima bisa membuat kita juga semakin tertekan. Apalagi pasangan dengan intermittent explosive disorder biasanya memiliki ledakan amarah yang berbeda dari orang normal.
Secara psikologis, dampak intermittent explosive disorder adalah kita jadi merasa bersalah karena merasa selalu membuatnya emosi. Sementara itu, jika hal ini terus dibiarkan bisa jadi pasangan akan berlaku semakin manipulatif. Sadari ini bukan masalah Anda dan mulai lakukan langkah berikut untuk menghadapinya.
Hal yang Dilakukan Ketika Menghadapi Ledakan Amarah
Dikutip dari Psychology Today, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan ketika menghadapi ledakan amarah dari pengidap intermittent explosive disorder.
1. Intermittent Explosive Disorder adalah Masalahnya, Bukan Diri Anda
Temperamental adalah salah satu indikasi pasangan Anda memiliki intermittent explosive disorder. Menghadapi ledakan amarahnya, sadari bahwa hal ini bukanlah kesalahan diri Anda. Walaupun Anda memang berbuat kesalahan tidak berarti Anda pantas mendapatkan amarah se-ekstrem ini.
Hadapi kemarahannya tanpa membuat Anda menyalahkan diri sendiri adalah kunci utama. Hal ini karena penderita intermittent explosive disorder memang cenderung memojokkan lawan bicaranya. Ketika mengungkapkan emosi tanpa bisa menyadari reaksinya terlalu berlebihan, mereka akan cenderung berlaku manipulatif dan Anda harus bisa menghadapinya.
Artikel terkait: 7 Cara ampuh mengatasi suami yang suka marah, Bunda perlu tahu!
2. Jangan Tanggapi Ledakan Amarahnya dan Tinggalkan Ruangan
Jika kemarahannya tidak juga mereda atau malah semakin menjadi, jangan mencoba untuk menyanggah atau menanggapi dengan balik melawan. Pahami bahwa saat ini pasangan Anda tengah melepaskan bebannya bagai anak kecil yang tengah tantrum karena kesulitan mengekspresikan emosi.
Coba berempati dan minta ia perlahan menemukan alasan sebenarnya apa yang membuatnya marah. Jika tidak berhasil, bukan jadi hal buruk untuk menghindar dan membiarkan amarahnya mereda dengan sendirinya.
3. Jika Makin Buruk, Cari Pertolongan
Terkadang, penderita intermittent explosive disorder kesulitan mengendalikan diri sehingga cenderung melibatkan kekerasan fisik untuk meluapkan emosi. Ini adalah peringatan keras agar Anda lebih waspada. Selalu pastikan Anda memiliki kontak darurat jika hal ini terjadi dan pastikan diri Anda aman dan segera mendapat pertolongan jika kemarahannya semakin memburuk.
Artikel terkait: Kendalikan Emosi, Begini Doa dan Adab Saat Marah yang Diajarkan Rasulullah
Hal yang Dilakukan Setelah Amarah Mereda
Menjalin hubungan dengan orang dengan intermittent explosive disorder adalah sebuah komitmen yang dijalani tidak hanya ketika mereka marah, namun juga ketika hubungan sedang baik-baik saja. Simak hal yang harus Anda lakukan.
1. Bicarakan Tentang Amarahnya
Jangan biarkan pasangan menganggap sikapnya ketika marah adalah hal yang wajar. Bicarakan soal luapan emosi tiap kali hal itu terjadi dan cari hal-hal yang memantik ledakan kemarahannya. Jika awalnya pasangan menghindari topik, teruslah mencoba dan jangan takut untuk terbuka dengan perasaan Anda menghadapi kondisi tersebut.
Komunikasi bisa menjadi jalan pembuka untuk atasi masalah ini termasuk bagaimana mengajak pasangan untuk menyembuhkan diri. Menyadari adanya masalah dalam dirinya bisa jadi kunci utama untuk bersama-sama mengatasi hal ini.
Artikel terkait: Bingung menghadapi anak marah? Ini 9 saran dari psikolog untuk Parents!
2. Sepakati Kode untuk Menghindari Kejadian Selanjutnya
Beberapa kejadian ledakan kemarahan bisa saja terjadi di depan umum. Hal ini seringkali menjadi tontonan dan gunjingan banyak orang. Hindari hal ini dengan menyepakati kode tertentu untuk membantunya mengidentifikasi emosi.
Dengan kode ini, ia akan tahu jika masalahnya kembali dan bisa berusaha menahan diri atau setidaknya menjauh dari kerumunan untuk mencegahnya semakin memburuk. Kode ini juga berlaku untuk memberi tahu pasangan ketika segala hal sudah berlebihan dan Anda merasa tidak nyaman.
3. Selesaikan Masalah dan Jadwalkan Konseling
Bersabar bukanlah satu-satunya solusi menghadapi penderita intermittent explosive disorder. Selesaikan masalah dengan segera adalah pilihan yang seharusnya Anda ambil. Jika ia merasakan kegelisahan dan berusaha untuk mengatasi, waktunya anda maju dan beri dukungan.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan mejadwalkan konseling. Meminta bantuan ahli adalah hal yang tepat dalam hadapi masalah ini Nantinya pasangan akan diminta melakukan intermittent explosive disorder test untuk kemudian diberi solusi untuk menghadapi gangguan emosinya.
Kunci utama dalam menghadapi pasangan dengan intermittent explosive disorder adalah memahami situasi soal kapan Anda terlibat dan kapan harus lepas tangan. Emosinya, sama halnya dengan emosi Anda bukanlah tanggung jawab orang lain melainkan diri sendiri. Ketidakmampuan pasangan mengendalikan emosi memang bisa diatasi dengan komunikasi dan terapi. Namun jika yang Anda hadapi adalah penolakan dan berujung menyalahkan orang lain, maka bukan jalan yang buruk jika Anda harus keluar dari hubungan ini.
****
Baca Juga:
Merasa mudah marah dari biasanya? Ini hal yang perlu Anda lakukan
Bukan Berteriak! Ini Cara Marah yang Sehat pada Anak Tanpa Menimbulkan Trauma
Hidup Lebih Damai, Ini 11 Cara Menghilangkan Emosi Negatif yang Perlu Dicoba