Melakukan persiapan kehamilan yang matang adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai orang tua.
Orang tua mana yang tidak ingin memiliki keturunan yang sempurna. Wajar jika kemudian, banyak pasangan melakukan pelbagai persiapan kehamilan. Seperti menjaga kesehatan dan berusaha menjaga pola makan dengan memenuhi asupan gizi. Namun masih ada satu hal lagi yang seringkali terlewat untuk dilakukan; yaitu imunisasi. Imunisasi diperlukan guna memberi ketahanan tubuh bagi ibu terhadap penyakit selama ia melakukan persiapan kehamilan atau malah saat menjalani kehamilannya nanti.
Artikel Terkait: Aku Keguguran
Keinginan memiliki bayi yang sempurna bisa saja gagal karena si Ibu mengalami beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan oleh virus atau bakteri . Sayangnya ganggun ini seringkali luput dari perhatian karena gejala yang ditimbulkan sama dengan penyakit lainnya atau malah tidak menimbulkan gejala sama sekali. Gejala-gejala ringan seperti sakit kepala, flu, atau demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi, bisa jadi merupakan pertanda bakteri atau virus sedang mencoba untuk menembus plasenta dan mengganggu pertumbuhan janin nantinya.
Berikut adalah beberapa imunisasi yang sebaiknya dilakukan selama masa persiapan kehamilan.
1. Imunisasi TORCH
Penyakit TORCH dapat dikatakan sebagai silent enemy bagi seorang ibu hamil. Karena gejala yang ditimbulkan sangat mirip dengan penyakit-penyakit lainnya. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan terhadap janin seperti keguguran, Hydrocepallus, gangguan pendengaran dan penglihatan, autisme hingga keterbelakangan mental. Jika seorang ibu terinfeksi di awal kehamilannya, maka bisa jadi ia akan mengalami abortus spontan.
Imunisasi TORCH akan efektif bila dilakukan dalam jangka waktu minimal 3 bulan sebelum pembuahan. Jarak yang kurang dari 3 bulan dikawatirkan akan menimbulkan infeksi pada janin. Jadi setelah imunisasi, sebaiknya seorang ibu menunda kehamilannya dulu minimal 3 bulan.
2. Imunisasai MMR
MMR biasa kita kenal dengan nama campak jerman. Vaksin imunisasi yang diberikan berupa virus hidup yang dilemahkan. Waktu pemberian minimal 4 bulan sebelum konsepsi. Kurang dari waktu tersebut dikawatirkan vaksin akan menyebabkan kecacatan pada janin seperti gangguan keterbelakangan mental, ketulian, masalah mata, dan jantung.
3. Imunisasi untuk Cacar air atau varisela
Vaksin ini berupa virus hidup. Jadi, harus dilakukan minimal 1 bulan sebelum pembuahan. Vaksin ini sama sekali tidak boleh diberikan kepada ibu yang sudah positif hamil.
4. Imunisasi Pneumococal
Imunisasi Pneumococcal wajib bagi calon ibu yang memiliki riwayat sistem pernapasan (tetapi bukan asma), gangguan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), diabetes, liver, ginjal, kelainan darah, dan asplenia (seseorang yang tidak memiliki limpa). Calon ibu yang sedang dalam terapi pengobatan juga perlu melakukan imunisasi ini. Virus yang digunakan adalah virus hidup, jadi harus dilakukan sebelum kehamilan terjadi. Imunisasi Pnemococal tidak perlu diberikan pada ibu yang tidak beresiko.
Mengingat begitu banyaknya manfaat imunisasi bagi kehamilan,akan lebih baik bila agenda tes kesehatan (terutama TORCH dan HIV) dan imunisasi juga dimasukkan dalam daftar rencana pernikahan. Seperti kita ketahui, masih banyak sekali ibu-ibu di Indonesia yang datang ke dokter kandungan, justru saat kandungannya sudah berusia 2 atau 3 bulan. Melakukan persiapan kehamilan yang maksimal juga merupakan bentuk kasih sayang serta tanggung jawab kita sebagai orang tua kepada anak cucu kita kelak.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.