Angka kasus corona positif di Indonesia makin bertambah. Hingga tulisan ini dibuat, juru bicara penanganan virus Corona Achmad Yurianto mengatakan kalau angkanya telah mencapai 96 orang. Untuk mencegah penyebaran, imbauan pemerintah terbaru mengumumkan bahwa sekolah diliburkan.
Hal ini tegaskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang mengatakan semua sekolah di DKI Jakarta, baik negeri ataupun swasta diliburkan setidaknya untuk 2 minggu ke depan.
Imbauan pemerintah terkait Pandemi Corona
Anak berpotensi menjadi carrier
Anies mengungkapkan bahwa anak-anak bisa saja memiliki potensi sebagai penular virus. Misalnya saja si kecil tidak terinfeksi, ia tetap berpotensi menyebarkan virus pada orang di sekitarnya yang memiliki risiko kesehatan.
“Anak-anak, mereka tidak banyak terjangkit Covid-19. Tetapi mereka adalah carrier atau penular dari orang dewasa satu ke dewasa lainnya“, ujar Anies saat konfrensi pers di Balai Kota, Jakarta.
Artikel Terkait : Pesan waspada penyebaran corona di beberapa wilayah Jakarta, ini kata Pemprov DKI
Penundaan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Tak hanya sistem belajar mengajar sehari-hari yang akan sementara dihentikan, beberapa jadwal di kalender pendidikan pun akan diundur.
Misalnya saja Ujian Nasional dan Ujian Sekolah yang juga akan diundur sampai waktu yang belum ditentukan. Ia mengimbau bahwa proses belajar mengajar ini bisa dilakukan di rumah.
Tak hanya sekolah formal, Anies juga mengimbau banyak lembaga pendidikan lainnya untuk juga menunda pembelajaran. Pendidikan informal, kursus, maupun bimbingan belajar misalnya, sebaiknya dihentikan atau dikurangi intensitas pertemuan.
Ia pun menuturkan salah satu solusi yang bisa dilakukan dengan cara belajar melalui online.
Pesan Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia
Tak hanya Gubernur DKI saja yang mengeluarkan imbauan pada masyarakat dalam upaya pencegahan virus corona. Dengan adanya dua balita yang positif Covid 19, Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K) , FAAP, FRCP(Hon) selaku Ketua Umum PP IDAI, mengungkapkan beberapa rekomendasi.
Ia mengatakan, agar kondisi ini tidak terjadi berulang pada si kecil dr. Aman menuturkan agar pemerintah melibatkan dokter anak untuk mengatasinya.
View this post on Instagram
Simak pendapat Ketua Umum PP IDAI, DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) mengenai dua balita di Indonesia yang positif terinfeksi Covid-19. Menurut DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) sebaiknya pemerintah juga turut melibatkan dokter anak untuk mengatasi hal ini. . – Read the opinion of the President of IPS, Aman B. Pulungan, MD, PhD, FAAP, FRCPI (Hon) about two toddlers in Indonesia who were positive for Covid-19 infection. According to him, the government should also involve pediatricians to overcome this. . . . . . #Covid19 #ChildrenSafety #Coronavirus #JakartaCovid19Response #IndonesianPediatricSociety
A post shared by Ikatan Dokter Anak Indonesia (@idai_ig) on
Hal ini diungkapkan dalam Instagram Ikadan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Beberapa rekomendasi tersebut antara lain :
Sekolah ditutup, upaya lindungi anak Indonesia
Menurut dr. Aman, kasus terjangkitnya dua orang balita di Indonesia bukanlah puncak. Kondisi ini bisa jadi baru menjadi awal sehingga sebaiknya pemerintah mengantisipasinya. Sejalan dengan keputusan Anies tersebut, dr. Aman menyarankan agar sekolah sebaiknya ditutup terlebih dahulu.
“Anak Indonesia harus dilindungi. Langkah pertama, semua sekolah harus ditutup dulu. WHO juga merekomendasikan penutupan sekolah. Dua kasus Covid-19 pada balita ini baru awal. Wabah Covid-19 ini belum memasuki masa puncak,” ujarnya dilansir dari Instagram @idai_ig .
Artikel Terkait : Tak perlu panik, ini cara tepat menjelaskan wabah corona terhadap anak!
Lockdown kota dengan kasus corona positif
Melihat banyaknya penderita yang terinfeksi corona, dr. Aman pun menyarankan untuk menutup kota sementara. “Kalau kita sayang dengan 90 juta anak Indonesia, saya sarankan sebaiknya kita melakukan lockdown. Paling tidak kota-kota yang saat ini ada penderitanya,” ujar dr. Aman.
Hingga saat ini, kota di Indonesia yang menerapkan sistem lockdown ini baru kota Solo, Jawa Tengah setelah adanya kasus 1 orang meninggal dunia.
Tak hanya terapkan perilaku hidup bersih, hindari anak mencium tangan dan dicium
Perilaku hidup bersih ini hendaknya lebih dibiasakan di kondisi yang rentan seperti sekarang. Di mulai dari rumah, biasakan si kecil untuk cuci tangan yang sering serta menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi gizi seimbang.
Selain itu, tidak juga disarankan beberapa hal seperti membawa si kecil ke keramaian, mencium tangan orang dewasa, atau orang dewasa mencium-cium anak.
“Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah. Anak-anak sebaiknya tidak dibawa ke kerumunan ataupun keramaian. Selain itu, anak jangan dibiasakan cium tangan kepada yang lebih tua dana anak kecil balita jangan dicium-ciuman lagi,” tuturnya lagi.
Orangtua senantiasa menjaga kesehatan
Karena banyak beraktivitas di luar, baik anak maupun orangtua bisa saja saling menularkan. Oleh karena itu, disarankan untuk menjaga kesehatan dan sanitasi diri melalui beberapa hal sederhana.
“Untuk orangtua, bila orangtuanya bekerja dan terekspos dengan keramaian, sampai rumah, mandi kemudian ganti baju, cuci tangan, dan lain-lain,” ujar dr. Aman.
Menurut dr. Aman, saat si kecil sakit, tentu orangtua pun bisa berisiko sakit. Energi pun bisa terkuras, dengan demikian kesehatan anggota keluarga bisa makin terancam.
“Semua orangtua harus hati-hati. Kalau anak sakit, energi orangtua akan habis dan anak berisiko untuk sakit. Ketika anak sakit, bisa satu keluarga sakit,” pungkas dr. Aman.
Saat ini WHO pun sudah mengeluarkan pernyataan bahwa Corona telah resmi dianggap sebagai pandemi di dunia.
Baca Juga :
Risiko virus corona bagi ibu hamil dan anak, benarkah sangat berbahaya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.