Apakah Anda pernah mendengar istilah Ikigai? Ikigai (生き甲斐) merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan.
Jika diartikan, Ikigai merupakan penggabungan dua kata yang mana “Iki” berarti kehidupan dan “Gai” berarti nilai. Sehingga ketika keduanya digabungkan, konsep Ikigai dapat diartikan sebagai nilai kehidupan seseorang.
Kadang kala manusia tentu merasa kehilangan semangat, malas, lelah, hingga perasaan bosan dengan kehidupan sehari-hari yang monoton. Hal ini sebenarnya wajar dialami oleh manusia, tetapi jangan sampai terjadi dalam kurun waktu yang lama, ya. Sebab kondisi seperti ini tentu saja akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Untuk membuat hidup lebih bermakna, Ikigai menjadi salah konsep kehidupan manusia ala orang Jepang yang bisa Anda pahami dan coba terapkan. Penasaran bagaimana penjelasannya? Yuk, simak pada ulasan di bawah ini.
Apa Itu Konsep Ikigai?
Sumber: Pexels
Mengutip dari situs PositivePsychology, konsep ikigai mulanya tradisi medis yang menyatakan bahwa kesejahteraan fisik dipengaruhi oleh kesehatan mental-emosional dan tujuan hidup seseorang. Namun seiring berkembangnya zaman, konsep ini telah berkembang menjadi prinsip dasar kesehatan dan kebugaran dari pengobatan tradisional Jepang.
Psikolog Jepang Michiko Kumano (2017) mengatakan, Ikigai adalah keadaan sejahtera yang muncul dari pengabdian pada aktivitas yang dinikmati, yang juga membawa rasa kepuasan.
Ikigai juga menjadi metode untuk membantu meringankan gangguan depresi dengan penekanan terapi perilaku kognitif yang mengejar kegiatan untuk menghasilkan kenikmatan dan rasa penguasaan.
Bagi Ken Mogi, seorang ahli saraf dan penulis Awakening Your Ikigai (2018, p. 3), Ikigai adalah konsep kuno ala orang Jepang yang secara sederhana diartikan sebagai “alasan untuk bangun di pagi hari” atau, yang lebih puitis, “bangun dengan sukacita.”
Maksudnya, alasan seseorang untuk bangun pagi hari tidak selalu menjadi satu hal besar yang begitu berarti. Namun, kadang kala justru hal kecil yang bisa membuat hal tersebut menjadi berarti.
Misalnya menikmati matahari pagi dengan ditemani secangkir kopi dan makanan hangat. Atau hal-hal kecil dan sederhana lainnya yang tanpa disadari dapat memberikan kebahagiaan dan rasa semangat pada orang yang melakukannya.
Setiap orang memiliki Ikigai dalam dirinya. Namun, ini hanyalah masalah waktu dan bagaimana orang tersebut bisa merasakannya. Pasalnya, perjalanan untuk mendapatkan Ikigai mungkin membutuhkan waktu, refleksi diri yang mendalam, serta usaha.
Artikel terkait: 9 Dampak Negatif Media Sosial pada Kesehatan Mental
Bagaimana Menemukan Ikigai?
Sebelum menemukan Ikigai dalam diri Anda, perlu diketahui dahulu bahwa pada dasarnya konsep ini merupakan irisan dari empat elemen berupa Passion, Mission, Vocation, dan Profession. Untuk menemukannya, maka Anda perlu menyeimbangi keempat elemen tersebut agar dapat membentuk sebuah tujuan hidup secara bermakna dan berkelanjutan.
Mengutip dari situs Kemenkeu, berikut makna dari diagram Ikigai jika keempat elemen tersebut digabungkan. Antara lain:
1. Passion: What You Love
Elemen pertama adalah passion, di mana dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita senangi. Anda bisa melakukan sesuatu yang dapat memberikan semangat dan merasakan kebahagiaan apabila melakukannya. Baik hobi, atau kesenangan pribadi lainnya.
2. Mission: What the World Need
Kemudian ada missio, hal-hal yang dibutuhkan lingkungan sekitar. Meski kadang kala pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan passion yang kita miliki, namun kita masih tetap bisa berkontribusi dengan hal-hal kecil yang dapat kita lakukan dan berguna untuk lingkungan sekitar.
3. Vocation: What You Can be Paid For
Maksud dari elemen ketiga adalah penghasilan yang kita dapat dari sesuatu yang kita lakukan. Sebab untuk bisa bertahan hidup, tentu butuh adanya penghasilan bagi keberlangsungan hidup.
4. Profession: What You Are Good at
Jika passion merupakan sesuatu yang kita sukai, selanjutnya ada profession yang berarti sesuatu yang membuat kita merasa ahli di bidangnya. Umumnya, keahlian ini bisa didapat dari pendidikan yang ditempuh selama bertahun lamanya, atau juga mengikuti pelatihan khusus.
Artikel terkait: Waspada, Kesehatan Mental Dapat Pengaruhi Kesehatan Reproduksi
Contoh Kehidupan dengan Konsep Ikigai
Sumber: Pexels
Memahami saja tentu tak sesederhana yang diperlihatkan. Untuk itu, berikut contoh kehidupan dengan konsep Ikigai yang bisa Anda pahami.
Mengutip dari situs PositivePsychology, contoh yang bisa diambil adalah bagaimana kisah seorang koki sushi ternama di Jepang, Jiro Ono. Chef Ono memberikan ilustrasi tentang makna hidup Ikigai yang ia rangkum dari pengabdian akan pekerjaan dan telah membawa rasa kepuasan atau pencapaian.
Diceritakan bahwa Chef Ono telah mengabdikan hidupnya untuk berinovasi dan menyempurnakan teknik pembuatan sushi. Ia pun menjalankan restoran sushi di Tokyo, Jepang dengan ukuran yang kecil dan hanya tersedia 10 kursi.
Hingga kini, Chef Ono telah mencapai peringkat panduan restoran Michelin tertinggi dari tiga bintang, serta dianggap sebagai koki sushi paling ulung secara global. Dalam Jiro Dreams of Sushi (Gelb, Iwashina, Pellegrini, & Ono, 2012), film dokumenter pemenang penghargaan tentang kehidupan dan pekerjaannya, Chef Ono menyatakan:
“Kamu harus jatuh cinta dengan pekerjaan, mendedikasikan hidupmu untuk menguasai keahlianmu. Aku akan terus berusaha untuk mencapai puncak, tapi tidak ada yang tahu di mana puncaknya.” (Age of Ideas, 2020)
Dari kedai sushi berukuran kecil milik Chef Ono, ia dapat lebih mudah mengamati reaksi para pelanggannya terhadap makanannya. Sehingga akan terbentuk rasa kepuasan tersendiri ketika melihat reaksi para pelanggan akan sushi yang dikombinasikan.
Ilustrasi ini bisa menjadi contoh baik tentang konsep Ikigai, di mana pengabdian terhadap sesuatu yang dicintai, upaya menuju penguasaan dan pencapaian, dan perjalanan tanpa akhir yang juga membawa rasa kepuasan bagi yang menjalankan.
Artikel terkait: Pernah cemas hingga berbulan-bulan? Waspada alami gangguan kesehatan mental ini!
5 Pilar Penting dalam Ikigai
Sumber: Pexels
Ketika sudah memahami contoh dari Ikigai di atas, selanjutnya yang perlu Anda pahami adalah pilar penting yang menopang prinsip hidup Ikigai itu sendiri. Mengutip dari situs Kemenkeu, berikut kelima pilar tersebut:
Pilar 1: Awali dengan Hal yang Kecil
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, singkatnya Ikigai adalah “alasan untuk bangun pagi”. Sehingga hal kecil yang bisa diawali adalah bangun pagi dengan rasa syukur yang akan memberikan semangat dan positif untuk mengawali hari.
Pilar 2: Bebaskan Dirimu
Anda juga bisa hidup dengan bebas selayaknya anak kecil yang berpikir apa adanya. Biarkan kehidupan mengalir dengan sendirinya agar dapat membantu meningkatkan kualitas dalam hidup dan pekerjaan. Selain itu, membebaskan diri juga bisa membantumu mengurangi rasa depresi dan lebih terasa menyenangkan dalam menjalani hari.
Pilar 3: Keselarasan dan Kesinambungan
Makhluk sosial tentu perlu hidup berdampingan antara satu dengan yang lain. Sama halnya dengan konsep Ikigai. Kita perlu menghargai dan menghormati karakteristik tiap orang di sekitar agar terjalin hubungan yang erat dan keselarasan dengan lingkungan dan orang-orang di sekitar.
Pilar 4: Kebahagiaan dari Hal-Hal Kecil
Seperti yang diketahui, masyarakat Jepang memang dikenal begitu menghargai hal-hal kecil dalam hidupnya. Sudah menjadi tradisi bagi mereka untuk menghargai suatu hal kecil, yang justru bisa memberikan hasil besar yang luar biasa. Cara ini juga bisa diterapkan pada kita dengan menghargai hal-hal kecil pada sekitar, yang justru bisa memberikan kebahagiaan tersendiri.
Pilar 5: Hadir di Tempat dan Waktu Sekarang
Pilar terakhir dari Ikigai adalah menikmati waktu dan kondisi yang dirasakan saat itu. Meski sederhana, tetapi sikap saling menghargai dan menikmati waktu yang diberikan tentu akan berdampak pada kesenangan tersendiri dan membuat hidup terasa lebih bermakna.
Itu dia konsep Ikigai, filosofi kehidupan hidup bahagia dan bermakna ala orang Jepang. Bagaimana, apakah Anda sudah merasakan adanya Ikigai dalam hidup?
Yuk, mulai dari hal kecil dengan bangun pagi agar dapat menemukan kebahagiaan dan keseimbangan dalam hidup dengan Ikigai.
Baca juga:
Agar kesehatan mental tetap terjaga, tanamkan 5 kebiasaan sederhana ini dalam keluarga
Jangan Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental sejak Dini
Jangan Asal Pilih, Ini 3 Jenis Tes Kesehatan Mental dengan Hasil Akurat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.