Dibalik kesuksesan dan karakter baik anak-anak, tentunya ada sosok orangtua terutama ibu yang senantiasa mendidik dan membesarkan dengan hati. Menjadi seorang jurnalis dan public figure yang dikagumi, Najwa Shihab tak pernah melupakan jasa sang ibunda dalam membesarkan ia serta saudara-saudara kandungnya. Saat perayaan hari ibu kemarin, ibunda Najwa Shihab membagikan kisah perjuangannya mendidik buah hati.
Seperti diketahui, presenter yang akrab disapa Nana ini memiliki 4 orang saudara kandung. Mereka adalah Najelaa Shihab, Najwa Shihab, Nasywa Shihab, Ahmad Shihab, dan Nahla Shihab.
Menikah di usia yang bisa dikatakan muda, Fatmawaty dan Quraish Shihab membagikan kisah pernikahan dan perjuangan mereka membesarkan 5 orang anak.
Ibunda Najwa Shihab Mengilas Balik Cerita Keluarga, Pernikahan, dan Mendidik Anak-anaknya
1. Merasa Siap Menjadi Orangtua
Ibu Fatmawaty menikah dengan Quraish Shihab saat usianya masih 20 tahun. Satu tahun kemudian, tepatnya 21 tahun keduanya dikaruniai anak pertama, Najeela Shihab yang merupakan kakak dari Najwa.
Saat ditanya mengenai perjuangannya saat itu, ibunda Nana mengutarakan bahwa menurutnya memiliki buah hati di usia muda bukanlah satu hal yang memberatkannya.
Bila dikatakan sebagai beban, ia sama sekali tidak merasakan. Baginya, kehadiran buah hati justru merupakan satu kebahagiaan di tengah keluarga.
“Sebenarnya tidak berat, karena zaman dulu tidak banyak kegiatan karena berhenti kuliah lalu mengurus anak, rasanya tidak terbebani sama sekali. Rasanya membesarkan anak-anak mudah banget, tiba-tiba besar. Tidak ada yang nakal, Nana saja hanya usil,” ujar Fatmawaty.
Artikel Terkait : Menikah di Usia 20 Tahun, Ini 5 Fakta Pernikahan Najwa Shihab
2. Pendidikan Karakter Paling Utamanya di Rumah
Menurut Quraish Shihab, pendidikan karakter merupakan satu dasar yang wajib diterapkan pada anak sejak kecil. Utamanya, pendidikan ini dilakukan dan dibiasakan di rumah, khususnya oleh ibu yang biasanya memiliki intensitas waktu untuk bersama anak lebih banyak.
“Pendidikan dan karakter anak tidak ditentukan di sekolah, tapi banyak di rumah, terutama ibu karena ibu biasanya lebih lama di rumah dibandingkan ayah,” ujarnya.
3. Terinspirasi dari Orangtua Sebelumnya
Peran pengasuhan orangtua tak bisa terlepas dari gaya mengasuh dari orangtua sebelumnya, seperti halnya Fatmawaty dan Qurasih Shihab. Keharmonisan orangtua menjadi inspirasi baginya untuk memiliki keluarga yang juga begitu harmonis.
“Dulu waktu Mama kecil, melihat orangtua dan keluarga yang harmonis. Ada keinginan memiliki suami seperti ayah,” ujar Fatmawaty. Selain itu, berbagai pembiasaan perilaku baik diakuinya memang terinspirasi dari pengasuhan orangtua sebelumnya
“Sekolah menjadi orangtua tidak ada. Sekarang mengajar anak melihat dari orangtua zaman dulu. Misalnya soal penghematan, kebersihan, mengapresiasi anak, mengajarkan berbagi, tidak membedakan orang lain, ” tutur Fatmawaty kembali.
4. Kerjasama yang Baik Antara Suami dan Istri
Kunci penting lain dalam keberhasilan pengasuhan anak ialah kerjasama antara suami dan istri. Quraish Shihab sendiri juga terinspirasi dari sosok kedua orangtua yang nampak kompak dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
“Sangat terlihat kerjasama yang baik antara orangtua Abi dulu. Istri harus bisa menjadi ibu untuk suami, suami pun harus bisa menjadi bapak juga untuk istri,” ujarnya.
Artikel Terkait : Nomor 1, Najwa Shihab Terpilih Jadi Perempuan Paling Dikagumi 2020
5. Memerhatikan Pendidikan Sejak Kecil
Berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan memiliki kepedulian tinggi pada bidang pendidikan, baik Fatmawaty maupun Quraish Shihab memiliki pandangan yang sama mengenai pendidikan. Keduanya sudah dibiasakan sejak kecil untuk meraih pendidikan tinggi.
Hal itu yang kemudian diajarkan pada anak-anaknya untuk bisa berprestasi dan berkarya.
“Bahkan zaman dulu bila perlu jual gigi supaya anak sekolah tinggi,” ujar Quraish Shihab menirukan ucapan ayahnya.
6. Kecemasan Tetap Ada Walau Anak Sudah Berkeluarga
Sampai kapan pun, naluri seorang ibu akan tetap terus ada, tak terkecuali bila seorang anak sudah berkeluarga hingga memiliki buah hati. Itu juga yang dirasakan Fatmawaty dan Qurasih Shihab pada Nana.
Dikenal akan sosoknya yang vokal sebagai seorang jurnalis, kedua orangtua Najwa Shihab rupanya tetap menyimpan cemas. Menurut Fatmawaty, rasa cemas pada anak merupakan bagian dari cintanya yang tak lekang dimakan waktu.
“Kecemasan itu masih ada. Terutama karena karakter Nana yang sering berbicara. Jarang nonton TV, tapi selalu nonton Mata Najwa, sambil selalu baca shalawat. Nonton Mata Najwa sambil bawa tasbih,” tutur Fatmawaty.
Quraish Shihab pun menambahkan, kecemasan dan ketakutannya sebagai orangtua yakni khawatir bila Nana ada keliru atau salah dalam bertutur kata lalu sampai dituntut orang lain. Namun, dibalik itu semua, keduanya memercayai bahwa Najwa merupakan seseorang yang kredibel dan mumpuni di bidangnya.
7. Peran Ibu Tidak Bisa Digantikan Oleh Siapa pun
Dari sudut pandang seorang ayah, Quraish Shihab juga menuturkan bahwa kasih sayang seorang ibu adalah satu rahmat yang tak pernah bisa tergantikan. Bahkan menurutnya tidak hanya tak bisa digantikan, tapi juga tidak bisa dibalas. Berapa pun yang diberikan anak tetap tidak bisa menggantikan.
“Anak tidak bisa mengandung ibunya, menyusui ibunya. Apa pun kalimat indah untuk menggambarkan ibu itu masih tetap kurang.
Rasul pun pernah mengatakan bahwa pengabdianmu kepada ibu belum sesuai dengan satu keluhan ibu terhadap dirimu,” ujarnya.
Maka wajar menurutnya ibu Rasul pun mengatakan untuk memprirotaskan ibu daripada ayah.
“Nabi mengatakan ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu. Jadi, sebaiknya jangan rayakan hanya 22 Desember, tapi setiap saat,” ujar Quraish Shihab.
Artikel Terkait : 7 Fakta Najwa Shihab Dipolisikan Relawan Jokowi Soal Wawancarai Kursi Kosong
8. Jangan Menyamakan Pola Asuh Zaman Dulu dengan Zaman Sekarang
Anak dan orangtua bisa hidup di zaman yang berbeda. Pola asuh pun hendaknya memang disesuaikan dengan perubahan zaman. Meneladani orangtua pada zaman dulu hanya bisa dilakukan pada segi substansi, bukan hanya sekadar caranya saja.
“Kita sadar bahwa masa berubah, anak hidup di masa yang juga berbeda. Pengajaran tidak sama sepenuhnya dengan perlakuan orangtua pada kita,” ujar Quraish Shihab.
Salah satu contohnya ialah dulu anak selalu diarahkan masuk sekolah tertentu. Namun, sekarang ini sebaiknya orangtua mendorong bakat anak, bukan hanya kehendak orangtuanya saja.
“Dulu kita tak boleh membantah, tapi sekarang boleh tidak setuju tapi caranya harus sopan. Dulu orangtua merasa lebih pandai dari orangtua, sekarang ada perbedaan,” ujarnya lagi.
9. Tak Lepas dari Doa
Menurut Fatmawaty dan Quraish Shihab, keberhasilan karir anak-anak serta karakter baik yang dibangun tak terlepas dari usaha dan doa yang senantiasa dipanjatkan. Bahkan sejak masih lajang, Fatmawaty senantiasa mendoakan anak dan cucunya agar menjadi keturunan yang soleh soleha dan diberkahi.
Ada doa yang senantiasa ia panjatkan, lalu ia ajarkan juga pada anak serta cucu untuk diamalkan. Doa ini biasanya ia panjatkan secara rutin setelah selesai shalat dan konsisten.
“Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waja’alna lil muttaqina imama,”
Artinya:
“Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”
“Kita tak akan jadi begini tanpa jasa orangtua. Jadikan kesalehan itu mengalir sampai anak cucuku. Peran doa itu luar biasa,” ujar Quraish Shihab.
Itulah kisah dan cerita Ayah dan Ibunda Najwa Shihab dalam mengasuh anak-anaknya. Apakah Parents terinspirasi?
Baca Juga :
id.theasianparent.com/mencari-menteri-kesehatan-terawan
Langgeng Menikah Selama 47 tahun, Quraish Shihab Bagikan Rahasianya
Sukses Didik 5 Anak jadi Generasi Berkualitas, Ini Rahasia Parenting Quraish Shihab
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.