Cerita Ibu Korban Gempa Sumedang, "Saya Hanya Ingat Anak"

Reruntuhan yang mengenai tubuhnya tak lagi terasa, asalkan putranya selamat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gempa berkekuatan 4,4 SR mengguncang Sumedang, Jawa Barat pada Senin (1/1) kemarin. Terjadi pada pukul 20.46 WIB, getarannya bahkan terasa hingga Bandung. Beruntung tak ada korban jiwa dalam bencana ini. Namun, terdapat kisah ibu korban gempa Sumedang yang dramatik.

Menghancurkan puluhan rumah, ada juga calon ibu yang terpaksa menunda melahirkan karena takut terjadi gempa susulan.

Cerita Ibu Korban Gempa Sumedang Selamatkan Anak

Adalah Dian Haerani (25), seorang ibu yang saat kejadian tengah berada di warung. Tak peduli gempa mengguncang, ia berlari sekencang yang ia bisa. Tujuannya satu, menyelamatkan buah hatinya.

Dian memang meninggalkan sang anak di rumah karena berjualan. Ada sang suami di rumah. Namun saat ditinggal ke warung, suaminya itu sedang ada di kamar mandi.

Naluri seorang ibu memang tidak bisa mengalahkan apapun. Ia hanya teringat keselamatan sang anak.

“Tak ingat apa-apa kecuali anak saya. Saya lari, masuk rumah. Sudah terasa ada reruntuhan jatuh ke badan, tapi tak dirasa. Saya raih anak saya lalu keluar lagi,” kata Dian di tenda pengungsian Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, melansir laman Kompas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dewi Fortuna masih bepihak pada Dian dan keluarga. Ia, suami, ketiga anaknya, juga si bungsu bernama Ardan Fauzan yang masih berusia 4 bulan selamat.

“Kaget sekaget-kagetnya. Itu gempa yang pertama. Dari gempa itu ke gempa-gempa susulan, kami sudah berada di lapangan,” sambung Dian.

Masih khawatir akan adanya gempa susulan, Dian memutuskan untuk tidur di tenda pengungsian yang dibangun oleh BPBD Sumedang.

Ia sebenarnya tidak masalah tidur di tempat terbuka. Namun, ia memikirkan sang bayi, Iba, banyak tetangga yang memberikan selimut berlapis agar si kecil tak kedinginan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Kasihan ke anak. Udara dan anginnya beda kalau malam,” katanya seraya menyebut semalam selimut bayi ditambah beberapa lapis.

Artikel terkait: Momen Wisuda Korban Erupsi Marapi, Ayah Siska: Dia Sarjana Pertama di Keluarga

Tunda Melahirkan Karena Gempa

Lain kisah dengan Eded (54) yang kala itu tengah berada di RSUD Sumedang. Kepanikan melanda saat gempa terasa kencang. Bersama dengan pasien lain, Eded melarikan diri keluar kamar rawat.

Saat itu, Eded tengah menunggu putrinya yang tinggal menghitung jam melahirkan. Demi keselamatan, Eded memilih pergi ke tenda perawatan sementara.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Tadi siang masuk lagi ke ruang rawat inap, tapi pas barusan gempa lagi, kenceng lagi, saya takut. Jadi sekarang memilih sekarang ini di luar aja dulu, kembali ke tenda,” ujar Eded.

“Ini anak saya mau lahiran, baru pembukaan satu. Daripada di dalam terus panik takut gempa lagi, jadi mending di tenda saja,” tutur Eded.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang Atang Sutarno mengatakan, pasien sudah masuk kembali ke ruang inap RSUD Sumedang setelah tiga kali gempa mengguncang Sumedang pada Minggu (31/12/2023).

“Namun, apabila keluarga pasien meminta untuk kembali ke bawah, kami akan fasilitasi untuk kembali menempati tenda yang sudah disiapkan,” ujar Atang.

Lebih lanjut, Atang menuturkan bahwa RSUD Sumedang sudah ditata sedemikian rupa aman dari gempa bumi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Gedung ini dinyatakan aman, kami juga akan melakukan asessmen kembali terkait gempa yang terjadi Senin malam ini. Yang lebih mendesak saat ini, adalah memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya pasien dan keluarga bahwa gedung RSUD ini aman,” tegas Atang. 

Sumedang diguncang serentetan gempa pada Minggu (31/12/2023). Gempa ketiga, pukul 20.34 WIB, menjadi yang terbesar dengan kekuatan Magnitudo 4,8.

Sejauh ini, sebanyak 248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi akibat gempa. Ada 138 rumah rusak ringan, 110 rumah rusak berat, 456 warga mengungsi. 11 orang mengalami luka ringan, dengan dua orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan RS Santosa Bandung.

Artikel terkait: Sosok Kolonel (Pnb) Subhan Korban Pesawat TNI AU Jatuh, Dikenal Dermawan

Yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Bencana Gempa

Faktanya, Indonesia memiliki banyak sesar juga berada dalam garis Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire yang dinilai rawan bencana alam termasuk gempa bumi. Suka tak suka, kita harus siap kapan saja bencana ini terjadi. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan saat terjadi guncangan gempa?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara Umum

Melansir laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bogor, cara terbaik untuk menyelamatkan diri adalah dengan metode drop, cover, hold on.

  1. Jatuhkan tubuh ke bagian tangan dan lutut sebelum gempa bumi menghantam Anda. Posisi ini dapat melindungi Anda terjatuh dan tetap memungkinkan Anda untuk bergerak leluasa
  2. Cari penutup kepala dan leher (dan seluruh tubuh Anda jika memungkinkan) yaitu di bawah meja yang kokoh. Jika tidak ada, berlindunglah di dinding bagian dalam atau di samping furnitur posisi rendah yang tidak akan menimpa tubuh
  3. Tetap berlindung di tempat sampai guncangan berhenti. Bersiaplah untuk bergerak dari tempat berlindung Anda jika guncangan membuatnya bergeser atau rusak.

Tengah Berada di Gedung Bertingkat

  1. Menjauh dari jendela dan dinding luar.
  2. Tetap di dalam gedung.
  3. Jangan gunakan elevator. Listrik bisa padam, dan sistem sprinkler bisa menyala sehingga bisa menimbulkan risiko lain yang berbahaya.
  4. Jika Anda terjebak, tetap tenang. Coba untuk menarik perhatian seseorang dengan mengetuk bagian struktur yang keras atau logam agar memudahkan Anda mendapatkan pertolongan untuk menuju tempat berlindung yang lebih aman.

Baca juga: 

Kisah Anak Korban Gempa Maroko, Meninggal Terjebak di Dalam Rumah

55 Anak Korban Banjir Libya Keracunan Air yang Terkontaminasi Limbah

Kisah Pilu Korban Gempa Cianjur, Harus Tegar Terima Kenyataan Pahit